INDRAMAYU, KOMPAS —Tujuh orang, termasuk ibu hamil, tewas saat mobil yang mereka tumpangi tersambar kereta api di pelintasan tanpa penjagaan di jalur Haurgeulis-Cilegeh, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Sabtu (29/6/2019) sore. Pemerintah daerah dan masyarakat diminta mewaspadai pelintasan sebidang.
Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 3 Cirebon Kuswardoyo membenarkan adanya kejadian tersebut. Peristiwa naas itu terjadi ketika mobil Daihatsu Terios bernomor E 1826 RA melalui pelintasan sebidang di Kilometer 143+1 antara Haurgeulis dan Cilegeh di Desa Jayamulya, Kecamatan Kroya, Sabtu pukul 15.15.
Pada saat bersamaan, KA Jayabaya jurusan Pasar Senen (Jakarta)-Malang melintas. ”Mobil itu tertemper kereta dan mengakibatkan tujuh orang di mobil meninggal,” ujar Kuswardoyo.
Kerasnya hantaman kereta tampak pada kondisi mobil yang remuk hampir seluruhnya. Sejumlah ban bahkan terlepas. Mobil hitam itu juga terseret sekitar 100 meter. Jenazah korban lalu dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara, Losarang, Indramayu.
Korban terdiri dari Tasdan (44), Dian Kusprihatini (36) yang tengah mengandung enam bulan, dan Mukti (5), warga Desa Ranjeng, Kecamatan Losarang. Korban lainnya, Turi Mulyani (52) dan Atmadja Akmal (8), merupakan warga Desa Temiyangsari, Kroya. Adapun Darmiyati (8) dan Aldion (19) merupakan warga Jakarta. Korban diketahui masih satu keluarga.
Kepala Polres Indramayu Ajun Komisaris Besar M Yoris Marzuki mengatakan, saat mobil melintas, sejumlah saksi yang sukarela menjaga pelintasan berusaha menurunkan palang. ”Namun, pengendara tetap melaju. Saat di rel, kendaraan mati mendadak. Saksi berusaha mendorong mobil, tetapi kereta semakin mendekat dan kecelakaan tidak terhindarkan,” ujarnya.
Kasus kecelakaan di rel kereta api bukan kali ini saja terjadi. Sebelumnya, Jumat (28/6) siang, Caskadi (66), warga Kesambi, Kota Cirebon, meninggal setelah tertabrak kereta di Kilometer 222+2 antara Stasiun Cirebon Prujakan dan Luwung. Jalur tersebut hanya terpisah parit besar dengan permukiman.
PT KAI Daop 3 Cirebon mencatat, pada 2016, sebanyak 50 nyawa melayang di jalur Daop 3 Cirebon. Kecerobohan pengemudi saat melewati pelintasan sebidang menjadi pemicu kecelakaan.
Wilayah PT KAI Daop 3 Cirebon membentang dari Stasiun Cikampek, Stasiun Cirebon, hingga Stasiun Tegal, Jawa Tengah. Setiap hari, sebanyak 96 KA reguler dan 10 KA fakultatif melintasi di Daop 3 Cirebon. Tercatat ada 121 pelintasan sebidang yang tidak dijaga.
Kuswardoyo meminta masyarakat lebih waspada saat melewati pelintasan sebidang yang merupakan perpotongan antara jalur kereta api dan jalan. Pengguna jalan harus memprioritaskan perjalanan kereta.
Pengamat transportasi dari Universitas Katolik Soegijapranata, Djoko Setijowarno, mengatakan, untuk mencegah kecelakaan berulang, pelintasan sebidang harus ditutup. Pemerintah daerah dan DPRD setempat harus menyiapkan anggaran untuk penutupan pelintasan sebidang. (IKI)