Kawasan segitiga emas baru di Jawa Barat, yakni Subang, Majalengka, dan Cirebon, dipromosikan menjadi tuan rumah industri baru. Salah satu yang tengah digoda untuk berinvestasi di sana adalah Hyundai Motor Company asal Korea Selatan.
Oleh
Samuel Oktora
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Kawasan segitiga emas baru di Jawa Barat, yakni Subang, Majalengka, dan Cirebon, dipromosikan menjadi tuan rumah industri baru. Salah satu yang tengah digoda untuk berinvestasi di sana adalah Hyundai Motor Company, raksasa otomotif asal Korea Selatan.
Hyundai diperkirakan menggelontorkan investasi sekitar Rp 50 triliun. Jika terwujud, diperkirakan muncul ribuan pekerjaan baru di kawasan yang diproyeksikan paling strategis di Jabar itu.
Sejumlah keunggulan jadi andalan. Kini, segitiga emas baru itu tengah diusulkan menjadi kawasan ekonomi khusus (KEK). Di KEK, investor tak perlu membayar pajak ekspor dan impor. Perizinan juga tidak perlu dari pemerintah, tetapi langsung kepada pengelola kantor KEK.
Keberadaan Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati, Kabupaten Majalengka, adalah daya tarik utama. BIJB adalah bandara terbesar kedua, setelah Soekarno-Hatta, di Indonesia. Pemkab Majalengka juga telah menyiapkan kluster industri seluas 125 hektar di Kecamatan Kertajati. Kluster tersebut berjarak sekitar 7 kilometer dari BIJB.
Di sekitarnya terdapat kawasan industri dengan dukungan bandara (aerocity) seluas 3.480 hektar . Kluster itu dapat diakses lewat Jalan Tol Cikopo-Palimanan melalui Gerbang Tol Kertajati. Selain itu, Pemkab Majalengka juga telah mengalokasikan lahan 321 hektar untuk kaveling industri di Kecamatan Palasah, sekitar 8 km dari pusat kota Majalengka.
Pelabuhan Patimban di Subang juga bakal menjanjikan. Pelabuhan ini dirancang berkapasitas 7,5 juta twenty foot equivalent unit (TEUs) sehingga akan meringankan beban Tanjung Priok, Jakarta. Sekitar 50 persen aktivitas di Tanjung Priok diperkirakan beralih ke Patimban, seperti aktivitas ekspor kendaraan, roda dua dan empat.
Sementara di Kabupaten Cirebon, pemerintah daerah telah menyiapkan lahan untuk kawasan industri. Luas kawasan itu 10.000 hektar.
”Keuntungan lainnya, upah buruh relatif terjangkau,” kata Gubernur Jabar Ridwan Kamil di Bandung, Senin (1/7/2019).
Kamil mengatakan, besaran upah minimum kabupaten/kota (UMK) di kawasan itu belum terlalu tinggi. UMK Kabupaten Majalengka sebesar Rp 1,79 juta per bulan dan UMK Subang Rp 2,73 juta per bulan. Jumlah itu, jauh lebih kompetitif dibandingkan dengan UMK Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi, dan Kota Bekasi hingga Rp 4 juta per bulan.
Sebelumnya, Duta Besar Republik Indonesia untuk Korsel Umar Hadi ketika bertemu Kamil di Gedung Pakuan, Bandung, Jumat (25/6), mengatakan, sejumlah investor Korsel tertarik menjalin kerja sama dengan Indonesia. Jabar dinilai sebagai kawasan potensial.
”Hyundai menargetkan produksi sekitar 300.000 unit kendaraan roda empat per tahun, dan pabrik ini membutuhkan ribuan karyawan,” kata Umar. Menurut Umar, apabila investasi Hyundai terealisasi, sekitar 30 perusahaan Korsel lainnya juga mengikuti berinvestasi di Jabar.