Keputusan Megawati Diprotes Kader PDI-P Kota Ambon
›
Keputusan Megawati Diprotes...
Iklan
Keputusan Megawati Diprotes Kader PDI-P Kota Ambon
Arena Konferensi Cabang PDI Perjuangan yang digelar serentak di Kota Ambon, Maluku, Senin (1/7/2019), diwarnai protes sejumlah kader. Mereka kecewa dengan keputusan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dalam penentuan ketua dewan pimpinan cabang PDI Perjuangan untuk Kota Ambon.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·2 menit baca
AMBON, KOMPAS — Arena Konferensi Cabang PDI Perjuangan di Kota Ambon, Maluku, Senin (1/7/2019), diwarnai protes sejumlah kader. Mereka kecewa dengan keputusan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri saat menentukan puncak pimpinan partai di Kota Ambon.
Konferensi cabang serentak itu diikuti 10 kabupaten/kota di Maluku, yaitu Maluku Tengah, Seram Bagian Barat, Seram Bagian Timur, Buru, dan Buru Selatan. Selain itu, ada juga Maluku Tenggara, Maluku Barat Daya, Tual, Kepulauan Aru, dan Kepulauan Tanimbar.
Dari luar Aula Baileo Siwalima, tempat berlangsung acara, terdengar teriakan sejumlah kader sesaat setelah pimpinan sidang membacakan nama ketua, sekretaris, dan bendahara DPC PDI-P Kota Ambon. Tiga pengurus itu berturut-turut adalah Gerald Mailoa, Wenly Thenu, dan Ira Nikijuluw.
Para kader yang protes itu berteriak sambil keluar dari ruang rapat yang tertutup untuk umum itu. Mereka walk out dengan alasan tidak terima keputusan Megawati yang dianggap tidak mendengar aspirasi arus bawah.
”Kami menolak keputusan ini,” teriak Lenda Sapulette, fungsionaris DPC PDI-P Kota Ambon yang baru saja demisioner.
Pada saat pembacaan susunan kepengurusan DPC PDI-P Kota Ambon, Lenda kembali interupsi. Ia meminta Ketua DPP PDI-P Andreas Pareira, selaku pemimpin sidang, menghentikan pembacaan itu. Interupsi Lenda tidak ditanggapi Andreas. Pembacaan susunan kepengurusan berlanjut hingga pelantikan. Kegaduhan pun berakhir.
Andreas mengatakan, protes tersebut merupakan dinamika biasa yang terjadi dalam organisasi. Pada prinsipnya, setiap keputusan partai harus ditaati semua pengurus dan anggota. Terlebih lagi, keputusan itu diambil ketua umum partai.
Calon kuat
Setelah konferensi cabang serentak ditutup, para ketua, sekretaris, dan bendahara setiap cabang langsung disahkan menjadi peserta Konferensi Daerah PDI Perjuangan Maluku. Penyelenggaraan konferensi daerah dilakukan di tempat yang sama. Hingga pukul 22.30 WIT, konferensi daerah yang tertutup untuk umum itu belum dimulai.
Menurut Andreas, salah satu agenda dalam konferensi daerah itu adalah pemilihan ketua dewan pimpinan daerah. Setiap cabang berhak mengajukan calon. Setelah disaring, nama-nama calon itu diserahkan kepada Megawati untuk dipilih. Terdapat sejumlah nama yang diduga merupakan calon kuat.
Ketua DPD PDI-P Maluku Edwin Huwae mengatakan, dirinya siap jika kembali dicalonkan. Namun, Edwin, kini menjabat Ketua DPRD Provinsi Maluku, merasa tidak keberatan jika pada akhirnya tidak terpilih. Ia menghormati keputusan Megawati.
Calon lain adalah Murad Ismail. Murad kini menjabat Gubernur Maluku periode 2019-2024. Murad pensiun dini dari Polri demi maju dalam pemilihan gubernur pada 2018 lalu. Murad diusung PDI-P.