Manajemen PLTU Ombilin Jadwalkan Pemeriksaan Kesehatan Warga
›
Manajemen PLTU Ombilin...
Iklan
Manajemen PLTU Ombilin Jadwalkan Pemeriksaan Kesehatan Warga
Manajemen PLTU Ombilin berjanji akan mengadakan pemeriksaan kesehatan. Pemeriksaan dilakukan bagi warga di tiga desa yang diduga paling terdampak aktivitas pembangkit di Desa Sijantang Koto, Kecamatan Talawi, Sawahlunto, Sumatera Barat.
Oleh
YOLA SASTRA
·4 menit baca
PADANG, KOMPAS -- Manajemen PLTU Ombilin berjanji akan mengadakan pemeriksaan kesehatan. Pemeriksaan dilakukan bagi warga di tiga desa yang diduga paling terdampak aktivitas pembangkit di Desa Sijantang Koto, Kecamatan Talawi, Sawahlunto, Sumatera Barat. Warga yang positif mengalami gangguan akibat abu aktivitas pembangkit akan diberi penanganan lebih lanjut.
Manajer Bagian Keuangan, SDM, dan Administrasi PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Ombilin Ahmadi, Minggu (30/6/2019), mengatakan, tiga desa yang mendapat layanan pemeriksaan kesehatan, yaitu Sijantang Koto, Salak, dan Talawi Hilir. Ketiga desa itu prioritas karena posisi nya paling dekat dengan PLTU.
“Pemeriksaan kesehatan untuk warga tiga desa prioritas kami jadwalkan pada minggu kedua Oktober 2019,” kata Ahmadi ketika dihubungi dari Padang.
Berdasarkan data Puskesmas Talawi tahun 2018, penduduk di ketiga desa itu berjumlah 7.258 orang. Rinciannya, Sijantang Koto 1.435 orang, Salak 1.432 orang, dan Talawi Hilir 4.391 orang.
Ahmadi menjelaskan, manajemen PLTU sudah berkoordinasi dengan Kepala Puskesmas Talawi terkait pemeriksaan ini. Untuk tahap awal, warga akan diperiksa kesehatannya secara umum. Dari hasil pemeriksaan, dipetakan warga terdampak dan tidak terdampak oleh abu aktivitas pembangkit berkapasitas 2 x 100 mega watt yang beroperasi sejak 1996 itu.
Dilanjutkan Ahmadi, jika ada warga yang positif terganggu kesehatannya akibat abu, manajemen akan memfasilitasi pemeriksaan lebih lanjut ke dokter ahli. Untuk penanganan berikutnya, manajemen menunggu rekomendasi dari dokter.
“Kami akan mengusulkan anggaran khusus untuk pengobatannya, misal (warga) diberikan susu pembersih paru beberapa kali sebulan,” ujarnya.
Beberapa waktu lalu, kata Ahmadi, manajemen juga melakukan pemeriksaan khusus untuk siswa SD. Manajemen memberikan extra fooding berupa susu dan telur setiap dua minggu sekali bagi SD yang positif terdampak abu.
Ahmadi menambahkan, selain pemeriksaan kesehatan, sebenarnya manajemen PLTU Ombilin juga membayarkan premi Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat sejak 2017 untuk warga Desa Sijantang Koto. Namun, untuk tahun 2019, pembayaran sudah diambil alih oleh Pemerintah Kota Sawahlunto.
"Meskipun demikian, dana yang sudah dianggarkan itu tetap kami serahkan ke desa melalui Unit Usaha Desa untuk program pembangunan di desa," ujar Ahmadi.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Puskesmas Talawi Ranu Verra Mardianti mengaku, belum mengetahui jadwal pemeriksaan kesehatan itu. Namun, Verra mengetahui rencana program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) terkait pemeriksaan kesehatan yang diterima Kecamatan Talawai. Verra mendapat informasi dari Camat Talawi.
“Untuk konsep dan jadwalnya kapan, saya belum tahu. Perlu didudukkan dulu konsepnya seperti apa, siapa yang hendak diperiksa, sasarannya apa, kami perlu tahu juga,” kata Verra.
Sebelumnya, warga di tiga desa terdekat dari PLTU Ombilin mengeluh terganggu kesehatannya akibat terpapar abu aktivitas pembangkit. Warga sering mengalami batuk, sesak napas, dan iritasi mata, terutama sejak rusaknya alat penangkap abu salah satu unit PLTU Ombilin pada Juni 2018.
Selain dari cerobong, abu juga bersumber dari gunungan limbah B3 sisa pembakaran batubara yang mencapai 190.000 ton dan lalu lintas truk pengangkut batubara di jalan dekat pemukiman yang sudah berlangsung bertahun-tahun. Meskipun manajemen PLTU Ombilin berupaya menutup gunungan abu dengan terpal (baru sebagian) dan membasahi jalan dengan air, sebagian abu tetap beterbangan hingga ke pemukiman saat tertiup angin.
“Hasil pemeriksaan dokter spesialis paru di RSUD Sawahlunto, September 2018, saya dinyatakan mengalami bronkitis. Kata dokter, karena abu. Saya kemudian mengikuti terapi paru selama tiga minggu di RSUD. Sekarang batuk masih hilang-hilang timbul,” kata Eka Oktarizon (48), warga Sijantang Koto, Jumat (28/6/2019).
PT PLN (Persero) Sektor Ombilin dengan Ikatan Dokter Indonesia Sawahlunto pernah melakukan skrining terhadap 45 siswa kelas III dan IV SDN 19 Sijantang pada Desember 2016-Januari 2017. Sekolah dasar itu berjarak kurang dari 1 kilometer dari PLTU Ombilin.
Laporan hasil skrining menyimpulkan, terdapat gambaran gangguan fungsi paru berupa obstruksi ringan pada 34 siswa atau 76 persen. Kemudian, terdapat gambaran foto toraks kelainan paru bronkitis kronis dan TB paru pada 34 siswa atau 76 persen.
Selain itu, terdapat pula hubungan penurunan fungsi paru dan kelainan pada foto toraks dengan jarak tempat tinggal siswa yang kurang dari 1 kilometer dari PLTU dan kebiasaan tidak menggunakan masker saat keluar rumah.
Laporan itu menyarankan agar siswa SD 19 Sijantang mengurangi aktivitas di luar ruangan kelas, banyak mengonsumsi air minum, membudayakan perilaku hidup sehat, dan menggunakan masker saya beraktivitas di luar ruangan.
Sementara, PLTU Ombilin disarankan mengurangi volume debu jalanan dengan memindahkan tumpukan abu ke lokasi lain, membangun "pondok merokok di Desa Sijantang Koto, dan melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap penduduk Desa Sijantang Koto, terutama pemeriksaan foto toraks dan pemeriksaan fungsi paru.