Pelaku UMKM masih membutuhkan arahan untuk bisa mengembangkan usahanya. Untuk itu, Kemkominfo meminta platform e-dagang dapat membantu lewat penggunaan mahadata untuk memberikan informasi tren dan kondisi pasar.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Komunikasi dan Informatika atau Kemkominfo meminta platform e-dagang lebih memperhatikan keberlangsungan usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM yang telah berjualan dalam jaringan. Salah satunya dengan memberikan informasi tren penjualan melalui pemanfaatan mahadata (big data) perusahaan.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemkominfo Semuel Abrijani Pangerapan di Jakarta, Senin (1/7/2019), mengatakan, sejumlah platform e-dagang telah membantu pemerintah mengajak pelaku UMKM untuk berjualan daring. Saat ini, program pemerintah yang menargetkan 8 juta pelaku UMKM berjualan daring telah terlampaui lebih cepat dari target awal pada 2020.
Meskipun target sudah tercapai, menurut Semuel, hal tersebut belum cukup. Pelaku UMKM masih membutuhkan arahan untuk bisa mengembangkan usahanya. Untuk itu, Kemkominfo meminta platform e-dagang dapat membantu lewat penggunaan mahadata untuk memberikan informasi tren dan kondisi pasar.
”Kami berharap platform e-dagang tidak hanya mengajak, tetapi juga bisa membantu meningkatkan penjualan produk UMKM. Yang namanya platform pasti punya mahadata. Nanti mereka mengolahnya dan menjadikannya informasi berupa tren pasar dan diberikan ke UMKM,” tutur Semuel saat hadir dalam penandatanganan kerja sama dengan Shopee di Jakarta, Senin.
Semuel menambahkan, penggunaan mahadata sangat penting untuk menjaga keberlangsungan UMKM. Sebab, penting bagi UMKM mengetahui produk seperti apa yang sedang laku di pasaran. Apalagi, saat ini penjual daring semakin sulit bertahan karena kerasnya persaingan.
”Kalau sudah diproduksi, tetapi tidak bisa dijual nanti percuma produknya. Jadi, lebih baik ada gambaran terlebih dulu seperti apa yang sedang diinginkan pembeli. Mereka pun tidak memaksakan menjual produk yang sama,” tuturnya.
Dengan pemanfaatan mahadata, tidak hanya pelaku UMKM yang akan mendapatkan pengaruh positif. Platform e-dagang sebagai penjual juga akan terpengaruh karena penjualan produk tersebut terjadi di wilayahnya sehingga meningkatkan kinerja platform tersebut.
Pendaftaran hak intelektual
Di sisi lain, Kemkominfo juga meminta platform e-dagang mengedukasi pelaku UMKM mendaftarkan produk ciptaannya untuk hak kekayaan intelektual (HKI). Pendaftaran HKI ini penting dalam menjaga keberlangsungan UMKM di tengah ramainya pembajakan.
”Kalau tidak ada HKI, kalau produknya sedang tren, orang lain pasti menjiplak. Dan akhirnya malah orang lain yang lebih untung karena bisa jadi mereka buat lebih bagus. Kalau ada HKI, kan, mereka bisa mendapat royalti,” tutur Semuel.
Head of Government Relation Shopee Indonesia Radityo Triatmojo mengatakan, pihaknya bersedia menggunakan mahadata selama untuk kepentingan pemerintah. Namun, Shopee hanya bisa membantu memberikan informasi terkait tren kepada seluruh UMKM binaan, bukan untuk pribadi setiap UMKM.
”Mungkin kami bisa bantu secara lebih umum. Kami tentu tidak harus memberikan informasi profil satu demi satu pelaku UMKM. Lebih ke trennya dan masukan secara umum. Katakan dari kota tertentu lebih dicari kategori produk ini, kami bisa kasih usulannya,” tutur Radityo.
Shopee saat ini terus aktif dalam pembinaan UMKM. Hingga kini, ada sekitar 40.000 pelaku UMKM binaan yang berada dalam pengawasan mereka. UMKM Binaan tersebut mendapatkan informasi terkait pengembangan produk dan pemanfaatan platform.
Adapun peningkatan akun penjual aktif di Shopee meningkat pesat setiap tahunnya. Pada tahun ini, penjual aktif mereka mencapai 2,2 juta. Jumlah itu naik signifikan dibandingkan pada tahun lalu, yaitu 1,6 juta penjual.
Direktur Shopee Indonesia Handika Jahja meyadari pertumbuhan bisnis digital di Indonesia sangat pesat. Untuk itu, pihaknya berupaya terus melebarkan jangkauan penjual hingga ke pelosok. Saat ini, penjual mereka sudah berada di 515 kabupaten dan kota.
”Potensi perkembangannya masih banyak, khususnya di bidang aplikasi telepon seluler. Masyarakat Indonesia senang mengakses internet melalui ponsel. Sekitar 95 persen pemesanan di Shopee berasal dari ponsel,” kata Handika.