Sumsel Targetkan Penambahan 10 Persen Produksi Padi
›
Sumsel Targetkan Penambahan 10...
Iklan
Sumsel Targetkan Penambahan 10 Persen Produksi Padi
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
BANYUASIN,KOMPAS—Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan menargetkan penambahan produksi gabah kering panen hingga 10 persen pada tahun 2019 atau sekitar 5,6 juta ton gabah. Intensifikasi lahan pertanian menjadi salah satu cara untuk merealisasikan target tersebut termasuk memanfaatkan bantuan program serasi seluas 200.000 hektar.
Hal ini disampaikan Pelaksana tugas Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Sumsel Antoni Alam, saat mendampingi Gubernur Sumsel Herman Deru ke Desa Sebubus, Kecamatan Air Kumbang, Kabupaten Banyuasin, Senin (1/7/2019). Target penambahan 10 persen produksi gabah tersebut dilakukan dengan meningkatkan produktivitas lahan pertanian, baik dari sisi kapasitas produksi padi hingga penambahan masa tanam.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah mengoptimalkan lahan pertanian di kawasan pertanian yang memiliki pasokan air melimpah melalui program Serasi yakni program bantuan dari Kementerian Pertanian untuk Optimalisasi Lahan Pertanian.
Untuk Sumsel, Kementrian Pertanian memberikan bantuan pengelolaan lahan untuk 200.000 hektar lahan yang tersebar di sembilan kabupaten. Salah satunya ada di desa Sebubus, Kecamatan Air Kumbang, Kabupaten Banyuasin yang sudah melakukan tanam perdana IP 300 (tiga kali taman), dari tahun sebelumnya yang hanya IP 200 (dua kali tanam).
Antoni menjelaskan, tahun ini, Kementerian Pertanian mengalokasikan dana sekitar Rp 800 miliar kepada Sumsel untuk mengelola 200.000 hektar lahan guna peningkatan produktivitas lahan pertanian. “Satu hektar mendapatkan bantuan sekitar Rp 4,3 juta,” katanya.
Program Serasi sendiri dilakukan pada 500.000 hektar lahan. Selain Sumsel, bantuan diberikan pada 200.000 hektar di Kalimantan Selatan, dan 100.000 hektar di Sulawesi Selatan.
Dengan adanya bantuan ini, ungkap Antoni, diharapkan produktivitas lahan pertanian bisa ditingkatkan, misalnya, dari semula 2 ton per hektar per tahun menjadi 5-6 ton per hektar per tahun. Adapun untuk, lahan pertanian yang sebelumnya hanya satu kali tanam menjadi dua kali atau bahkan tiga kali tanam per tahun.
Pengelolaan Program Serasi ini ditargetkan rampung pada Minggu kedua bulan Juli. Namun, Antoni pesimis semua bantuan dapat disalurkan lantaran kurangnya alat berat. Jumlah ekskavator berukuran besar yang tersedia hanya 90 unit. Adapun ekskavator berukuran sedang 12 unit. Alat itu digunakan untuk menyelesaikan kendala intensifikasi di 200.000 hektar lahan di sembilan kabupaten.
Sebenarnya, lanjut Antoni, kepala desa di daerah yang mendapkan bantuan sudah menawarkan cara untuk menyewa alat berat guna mempercepat pembangunan, hanya saja kementrian tidak memperbolehkan skema tersebut.
Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Provinsi Sumsel Ilfantria mengatakan, hingga 2017, luas lahan sawah di Sumsel mencapai 739.395 hektar. Dari jumlah tersebut sekitar 64.500 hektar sudah melakukan tiga kali tanam. “Selain menanam padi, petani juga menanam komoditas lain seperti palawija dan buah-buahan,”katanya.
Namun dirinya optimis, target produksi padi bisa tercapai lantaran ada beberapa petani yang memutuskan untuk mengubah lahan perkebunan karet menjadi lahan persawahan karena dianggap lebih menguntungkan.
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengatakan, pihaknya akan terus mendorong pembenahan sektor pertanian tidak hanya di hulu, tetapi juga di hilir termasuk mengenai pengelolaan produk pertanian pasca panen. Menurutnya, perlu ada perlakuan khusus terhadap lahan pertanian sehingga hasil yang diperoleh bisa optimal.
Untuk itu, diperlukan peningkatan tenaga pendamping sehingga petani dapat mengerti bagaimana mengelola lahan pertanian dengan baik. Selain itu, pihaknya juga akan mengimbau para kepala daerah untuk tidak memberikan izin untuk lahan perkebunan dan terus meningkatkan hasil pertanian di daerahnya.