Atlet Berlatih di Kolam Berlumut Akibat Aliran Listrik Diputus
›
Atlet Berlatih di Kolam...
Iklan
Atlet Berlatih di Kolam Berlumut Akibat Aliran Listrik Diputus
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·4 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS - Atlet dari sejumlah cabang olahraga di Sumatera Selatan kesulitan dalam berlatih karena kondisi arena yang tidak memadai. Hal ini disebabkan oleh aliran listrik di dalam komplek olahraga Jakabaring, Palembang, yang diputus sejak enam bulan yang lalu lantaran pengelola menunggak tagihan listrik hingga Rp 3 miliar. Pemerintah daerah pun tidak memberikan bantuan karena Jakabaring Sports City sudah dikelola oleh badan usaha.
Pemutusan aliran listrik sudah berlangsung sejak Januari 2019 dan belum mengalir hingga Senin (1/7/2019). Pantauan Kompas di malam hari, beberapa arena tidak dialiri listrik sehingga gelap gulita. PT PLN mencatat tunggakan PT Jakabaring Sport City (JSC) per periode Januari-Juni 2019 mencapai Rp 3 miliar. Tunggakan listrik terjadi di sejumlah arena seperti Gelora Sriwijaya, Stadion Akuatik, Stadion Atletik, arena ski air, wisma atlet, hingga kawasan perkantoran.
Manager Humas PLN Wilayah Sumsel, Jambi, Bengkulu, Bakri mengatakan, pemutusan ini terpaksa dilakukan lantaran pengelola Komplek Olahraga Jakabaring yakni PT Jakabaring Sport City (JSC) tidak melakukan pembayaran tunggakan, sejak Januari 2019. “Sebelum pemutusan terjadi, kami sudah memberikan peringatan, namun tidak ada pelunasan hingga saat ini,” kata Bakri.
Menurut Bakri, pemutusan tidak dilakukan di semua arena, hanya beberapa arena, karena setiap arena memiliki nomor pelanggan yang berbeda. Oleh karena tunggakan yang tidak pernah dibayar, beberapa saluran terpaksa diputus. “Kalau ingin menyambungkan kembali harus melakukan pemasangan baru,” ungkap Bakri.
Akibat pemutusan aliran listrik ini, fungsi dari arena tidak bekerja optimal. Sejumlah atlet harus berlatih di tengah keterbatasan. Sebanyak 22 atlet loncat indah asal Sumatera Selatan, misalnya, harus berlatih di kolam renang dengan air berwarna hijau pekat karena telah bercampur endapan lumut di Stadion Akuatik JSC.
Pelatih Kepala Loncat Indah Sumatera Selatan, Meirizal Usra menuturkan, akibat pemutusan aliran listrik, fungsi dari arena pun tidak optimal. Lampu mati, akibatnya waktu latihan yang semula dimulai pukul 15.30 WIB dan berakhir pukul 20.00 WIB, harus diakhiri pada pukul 18.00 WIB. “Kondisi arena sangat gelap malam hari,” ujarnya.
Bahkan, ungkap Meirizal, dirinya bersama pelatih lain menyiapkan genset sendiri untuk menghidupkan lampu di area pemanasan. Yang terparah adalah kolam renang yang dulunya jernih, kini keruh berwarna hijau pekat bercampur lumut. “Itu karena sirkulasi air tidak berjalan sempurna lantaran tidak ada listrik,” katanya.
Tidak hanya itu, fasilitas air bersih pun terbatas, atlet terpaksa menggunakan air kolam yang telah keruh tersebut. Sejumlah atlet juga mengeluhkan gatal-gatal karena berlatih di air yang tidak bersih.
Di tengah kendala itu, para atlet loncat indah harus terus berlatih karena dalam waktu dekat, 12 atlet yang akan mengikuti Pra Pekan Olahraga Nasional 2019 di Jakarta, Agustus mendatang. “Kami harus mepersiapkan diri, ya terpaksa kami tetap berlatih,” kata Meirizal.
Meirizal menyayangkan pengelolaan yang kurang baik membuat arena di komplek JSC tidak terurus. Hal ini diperparah dengan belum diperbaikinya arena JSC yang porak-poranda lantaran diterjang angin kencang pada Oktober 2018. “Jangan sampai JSC bernasib sama seperti Samarinda, Kaltim, dan Pekanbaru, Riau,” ujarnya. Komplek JSC Palembang merupakan tempat penyelenggaraan Asian Games Jakarta-Palembang 2018.
Pemasukan kecil
Direktur Marketing PT JSC Bambang Supriyanto mengakui tidak optimalnya perawatan lantaran pendapatan yang diterima masih lebih kecil dari biaya perawatan. “Hingga saat ini, pengelolaan JSC masih besar pasak daripada tiang,” ungkapnya.
Biaya pemeliharaan JSC dalam sebulan, ungkap Bambang, dibutuhkan dana sekitar Rp 2 miliar, sedangkan pendapatan belum mencapai angka tersebut.
Apalagi sejak Januari 2019, tidak ada bantuan dari pemerintah. Bambang menjelaskan, untuk mengantisipasi hal ini, pihaknya sudah bekerjasama dengan PT Anajico untuk mengelola Komplek JSC. “Kami berharap dengan adanya kerjasama ini pendapatan kami dapat meningkat hingga 400 persen,” ujarnya.
Bambang pun menjamin aliran listrik akan kembali pulih dalam waktu dekat. “Minggu ini, kami akan membayar tunggakan dan aliran listrik akan pulih kembali,” katanya.
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengatakan, pemerintah tidak lagi membantu karena JSC sudah memiliki badan usaha sendiri. “Mereka harus mandiri untuk mengelola JSC,” tegasnya. Herman berharap agar pengelola lebih kreatif untuk meningkatkan pendapatan guna melakukan perawatan sejumlah fasilitas yang ada di dalam JSC.