Bursa Asia Melonjak Merespons Kesepakatan AS-China
›
Bursa Asia Melonjak Merespons ...
Iklan
Bursa Asia Melonjak Merespons Kesepakatan AS-China
Bursa saham di Asia merekah mengawali perdagangan awal pekan ini, Senin (1/7/2019). Para investor dan pelaku pasar merespons positif kesepakatan Amerika Serikat dan China melakukan gencatan senjata dalam perang dagang mereka yang telah merusak ekonomi global.
Oleh
Benny Dwi Koestanto
·3 menit baca
TOKYO, SENIN — Bursa saham di Asia merekah mengawali perdagangan awal pekan ini, Senin (1/7/2019). Para investor dan pelaku pasar merespons positif kesepakatan Amerika Serikat dan China melakukan gencatan senjata dalam perang dagang mereka yang telah merusak ekonomi global.
Indeks acuan Nikkei 225 naik 1,63 persen atau 347,50 poin menjadi 21.623,42 pada awal perdagangan. Sementara indeks Topix yang menggambarkan lebih luas saham-saham naik 1,60 persen atau 24,79 poin menjadi 1.575,93. Saham perusahaan pembuat robot industri Fanuc naik 1,55 persen menjadi 20.240 yen, dan Toyota Motor naik 0,67 persen menjadi 6.733 yen.
Di China, indeks acuan Shanghai Composite Index juga naik 1,54 persen, atau 45,74 poin, menjadi ke level 3.024,62. Sementara Shenzhen Composite Index, yang melacak saham-saham di bursa kedua China, melonjak 2,08 persen, atau 32,43 poin, menjadi 1.594,85.
Sebagaimana diwartakan, pertemuan puncak KTT G-20 di Osaka, Jepang, mencapai sukses besar. Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping bersepakat mengurangi tensi perdagangan. Kesepakatan kedua pemimpin dunia itu melegakan. Sebab, jika benar-benar direalisasikan, akan menghapus salah satu akar resesi ekonomi global. Kedua pemimpin tersebut melakukan pertemuan bilateral pada Sabtu (29/6/2019).
Seusai pertemuan itu, Trump mengatakan, perusahaan AS sudah bisa menjual komponen ke Huawei. Trump juga mengatakan tidak akan menambah tarif atas impor China. Trump bahkan berencana menarik tekanan ekonomi terhadap China. Realisasi atas semua ini akan dilakukan pada pertemuan delegasi kedua negara yang terhenti sejak 10 Mei 2019. Washington berjanji untuk menunda tarif lebih lanjut dan menyatakan negosiasi dengan China ”kembali ke jalurnya”.
Kesepakatan itu juga mendorong posisi dollar AS. Dollar AS naik terhadap yen dalam perkembangan yang menguntungkan bagi eksportir Jepang. Dollar AS menguat dari 108,35 yen ke level 107,82 yen di New York.
Secara keseluruhan, ada cukup reaksi positif di pasar terhadap gencatan senjata AS-China; demikian kata Tapas Strickland, Direktur Ekonomi dan Pasar di National Bank of Australia. ”Konsekuensinya meskipun hasil kasus terburuk telah dicegah, ancaman tarif tetap ada dan tidak mungkin gencatan senjata memberi kepercayaan besar pada investasi perusahaan dan keputusan besar.”
Bank Sentral Jepang merilis survei sentimen bisnis tepat sebelum pasar dibuka. Diungkapkan bahwa kepercayaan diri para pelaku pasar di ”Negeri Sakura” jatuh untuk pandangan Juli ini. Namun Seiichi Suzuki, analis pasar senior di Tokai Tokyo Research Center, mencatat survei tersebut telah dilakukan sebelum berita akhir pekan tentang kesepakatan AS-China terjadi.
”Kesepakatan gencatan senjata AS-China menunjukkan hal-hal tidak akan mengikuti skenario yang paling ditakuti. Jika survei dilakukan hari ini atau besok, hasilnya akan berbeda,” katanya.
Perkembangan lebih lanjut tentang posisi Washington terhadap perusahaan teknologi Huawei juga menarik perhatian pelaku pasar. Trump sebagaimana diwartakan mengatakan, Departemen Perdagangan AS akan mempelajari selama beberapa hari ke depan apakah akan mengeluarkan Huawei dari daftar perusahaan yang dilarang membeli komponen dan teknologi dari perusahaan AS tanpa persetujuan pemerintah.
”Sebagian besar diskusi yang terjadi antara AS dan China di G-20 sudah diantisipasi, tetapi penyebutan Huawei sedikit mengejutkan,” kata Yukio Ishizuki, ahli strategi mata uang senior di Daiwa Securities. ”Ada lebih banyak posisi terkait dollar AS dari yang diharapkan dan ini sedang dibahas. Kenaikan dollar AS kemungkinan akan melambat menjelang laporan pekerjaan di luar sektor pertanian diumumkan.” (AFP/REUTERS)