Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menginstruksikan badan penanggulangan bencana daerah, perusahaan daerah, dan dinas terkait untuk menyiapkan cadangan air bagi masyarakat terdampak di Jateng. Ganjar juga meminta pihak-pihak tersebut untuk membuka kanal aduan terkait kekeringan.
Oleh
KRISTI UTAMI
·2 menit baca
BREBES, KOMPAS — Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menginstruksikan badan penanggulangan bencana daerah, perusahaan daerah, dan dinas terkait untuk menyiapkan cadangan air bagi masyarakat terdampak di Jateng. Ganjar juga meminta pihak-pihak tersebut untuk membuka kanal aduan terkait kekeringan.
Tahun ini, sebanyak 2.056.287 jiwa dari 1.319 desa di 287 kecamatan di Jateng diprediksi terdampak kekeringan. Meskipun puncak kekeringan diprediksi terjadi pada Agustus mendatang, sejumlah langkah penanggulangan telah disiapkan.
”Langkah pertama yang akan dilakukan adalah pengerahan seluruh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Jateng untuk menyiapkan 1.000 tangki air. Jika masih kurang, nanti perusahaan-perusahaan daerah akan didorong untuk menyiapkan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan terkait kekeringan,” kata Ganjar dalam keterangannya, Selasa (2/7/2019).
Petanya sudah jelas karena setiap tahun terjadi. Sebenarnya tinggal pola antisipasi sehingga tidak menjadi hal baru.
Ganjar juga mengimbau seluruh dinas pertanian dan dinas kesehatan untuk memetakan daerah pertanian yang terdampak kekeringan dan dampak kesehatan apa saja yang berpotensi menyerang warga.
Ada beberapa daerah yang diperkirakan mendapatkan dampak gangguan kesehatan di Jateng, seperti Kabupaten Kendal, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Brebes, Kabupaten Kebumen, dan Semarang. Penyakit yang diperkirakan muncul sebagai dampak atas kekeringan adalah diare.
”Petanya sudah jelas karena setiap tahun terjadi. Sebenarnya tinggal pola antisipasi sehingga tidak menjadi hal baru,” ujar Ganjar.
Ganjar menambahkan, kemungkinan lain yang harus diwaspadai adalah kebakaran lahan. Sebab, kebakaran lahan juga sering melanda pada saat musim kemarau. Daerah yang masuk dalam rawan kebakaran, menurut Ganjar, antara lain Banyumas, Temanggung, Wonosobo dan Blora.
”Tidak boleh ada yang tidak dapat air, termasuk kebakaran hutan. Ini harus kita sampaikan, kita latih masyarakatnya,” kata Ganjar, menambahkan.
Tim khusus
Kepala BPBD Kabupaten Brebes Nuhsy Mansyur mengatakan tidak hanya membuka layanan pengaduan bagi masyarakat. BPBD Kabupaten Brebes juga menerjunkan tim khusus yang bertugas memetakan dan melakukan peninjauan ke lapangan untuk memonitor secara langsung dampak kekeringan.
”Selain membuka kanal aduan kekeringan, kami juga menerjunkan tim khusus yang disebut dengan satuan tugas atau satgas penaggulangan bencana yang bertugas memonitor setiap kecamatan. Jadi, ketika warga atau petugas kecamatan tidak bisa melapor, anggota kami bisa membantu menginformasikan jika memang ada daerah yang memerlukan bantuan,” tutur Nuhsy.
Menurut Nuhsy, ada 139.141 jiwa yang akan terdampak kekeringan di Kabupaten Brebes. Mereka tersebar di 12 Kecamatan, yaitu Kecamatan Bantarkawung, Kecamatan Bumiayu, Kecamatan Sirampog, Kecamatan Tonjong, Kecamatan Brebes, Kecamatan Kersana, Kecamatan Losari, Kecamatan Tanjung, Kecamatan Bulakamba, Kecamatan Larangan, Kecamatan Ketanggungan, dan Kecamatan Banjarharjo.