Peternak Sapi Perah Indonesia Ikuti Pelatihan di Belanda
›
Peternak Sapi Perah Indonesia ...
Iklan
Peternak Sapi Perah Indonesia Ikuti Pelatihan di Belanda
Empat peternak sapi perah Indonesia kini mengikuti pelatihan di Belanda. Dari hasil pembelajaran pada peternakan maju di ”Negeri Kincir Angin” itu, mereka diharapkan bisa menerapkan dan menularkannya kepada peternak lain di Tanah Air.
Oleh
Pascal S Bin Saju dari Amersfoort, Belanda
·3 menit baca
AMERSFOORT, KOMPAS — Empat peternak sapi perah Indonesia kini mengikuti pelatihan di Belanda. Dari hasil pembelajaran pada peternakan maju di ”Negeri Kincir Angin” itu, mereka diharapkan bisa menerapkan dan menularkannya kepada peternak lain di Tanah Air untuk peningkatan produksi susu nasional.
Fetti Fadliah, Corporate Communication Manager PT Frisian Flag Indonesia (FFI), menemui para peternak itu di Belanda, Senin (1/7/2019) siang waktu setempat. Wartawan Kompas juga diundang ke lokasi usaha peternakan sapi perah sukses di Belanda dan menyaksikan kegiatan empat peternak Tanah Air di sana.
Menurut Fetti, keempat peternak sapi perah itu adalah para peserta yang lolos kompetisi yang diadakan program Farmer2Farmer (F2F). Program ini diinisiasi oleh FFI bekerja sama dengan empat koperasi binaan dan Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) berkat dukungan penuh Kementerian Pertanian RI.
Dua di antara peternak itu, Mita Kopiyah dan Yanto dari Jawa Timur, mengikuti pelatihan di peternakan Paul Sinnige di Friesland, Belanda utara, 138 km dari Amsterdam. Dua lainnya, yakni Apid dan Nenih dari Jawa Barat, mengikuti pelatihan di peternakan Minne Holtrop, juga di Friesland.
Keempat peternak sapi perah Tanah Air itu sehari-hari selama dua pekan belajar menyiapkan dan memberi pakan serta merawat sapi sejak lahir hingga bisa memproduksi susu berkualitas, serta belajar tentang perilaku sapi setiap hari. Mereka juga belajar tentang perilaku sapi jika sedang lapar atau sakit.
Menurut Fetti, program F2F merupakan program pengembangan susu (dairy development program) dari perusahaan induk FrieslandCampina, yang dijalankan FFI sejak 2013. Tujuannya ialah membantu komunitas peternakan sapi perah di daerah agar bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas susu.
Sebelum ke Belanda, baik Yanto, Mita, Apid, maupun Nenih mengikuti kompetisi bersama 106 peternak lain dari empat koperasi binaan FFI. Aspek penilaian mencakup, antara lain, praktik peternakan sapi perah yang baik, verivikasi lahan, pengawasan peternakan, dan laju peningkatan jumlah sapi perah.
Fetti mengatakan, pada 2019, tahun ketujuh pelaksanaan program F2F, FFI menerapkan konsep kompetisi yang diikuti 110 peserta. Namun, hanya empat peternak tersebut yang lolos kompetisi sehingga mereka berhak mengikuti pelatihan secara intensif dari peternak ternama di Belanda.
Mereka yang lolos itu adalah Nenih dari Koperasi Peternak Susu Bandung Utara (KPSBU) Lembang dan Apid dari Koperasi Peternakan Bandung Selasan (KPBS) Pengalengang. Yanto dari Koperasi Usaha Tani Ternak (KUTT) Suka Makmur Pasuruan dan Mita dari Koperasi Bangun Lestari Tulungagung.
Menurut Fetti, kompetisi bertujuan untuk mendorong peternak sapi perah agar menerapkan cara beternak sapi perah secara terus-menerus dan konsisten. Program F2F bernaung di bawah perusahaan induk FrieslandCampina untuk mewujudkan tujuan nourishing by nature ke dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan upaya seperti itu, diharapkan tercapai tujuan jangka panjang perusahaan, yaitu memberikan nutrisi yang lebih baik kepada dunia, meningkatkan kesejahteraan peternak sapi perah lokal di negara-negara di mana FrieslandCampina beroperasi, termasuk di Indonesia. Juga untuk membangun dunia yang lebih baik dari generasi ke generasi.
”Selain itu, pelaksanaan program F2F diharapkan dapat membantu memenuhi permintaan susu nasional di Indonesia,” kata Fetti.
Pelaksanaan program F2F diharapkan dapat membantu memenuhi permintaan susu nasional di Indonesia.
Menurut data Kementerian Pertanian, produksi susu sapi lokal Indonesia hanya memenuhi 20 persen dari permintaan susu nasional. Pada 2017-2020, Indonesia diperkirakan akan mengalami defisit susu 71.000 ton hingga 103.000 ton.
”Padahal potensi pertumbuhan konsumsi susu di Indonesia masih sangat besar. Situasi inilah yang mendorong FFI berkomitmen untuk memberdayakan peternak sapi perah berkelanjutan, antara lain lewat program F2F,” kata Fetti.
Program F2F dijalankan melalui kerja sama dengan Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI), yang menaungi para peternak sapi perah Indonesia, serta empat koperasi mitra FFI di Jawa Barat dan Jawa Timur. Program ini juga mendapat dukungan dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, sejak pertama diluncurkan pada 2013.