JAKARTA, KOMPAS – Atlet lompat jauh andalan Indonesia Sapwaturrahman berkonsentrasi penuh menambah kecepatan lari demi meningkatakan jarak lompatannya. Kecepatan sangat memengaruhi kekuatan saat melompat, sehingga memungkinkan atlet melompat lebih jauh.
Pembenahan itu diharapkan bisa menjadi jawaban bagi atlet Sapwaturrahman yang belum juga bisa menyamai rekor lompatan terbaiknya 8,09 meter. Rekor nasional lompat jauh itu dia cetak saat meraih medali perunggu pada Asian Games 2018.
Atlet yang akrab disapa Sapwan itu belum bisa mengulang lompatan itu dalam tiga kejuaraan pada 2019. Saat meraih emas di Grand Prix Malaysia Terbuka, Maret, lompatannya hanya 7,97 meter. Pada kualifikasi Kejuaraan Asia Atletik 2019 di Doha, Qatar, April, lompatannya 7,72 meter. Kemudian pada Grand Prix Taiwan Terbuka, Mei, Sapwan melompat sejauh 7,77 meter.
”Tidak ada waktu lagi untuk mengubah teknik. Sebab, itu butuh penyesuaian dan adaptasi lebih lama. Sedangkan kejuaraan yang akan diikuti sudah menunggu, seperti SEA Games 2019 pada November-Desember ini,” ujar Sapwan di sela latihan di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, Senin (1/7/2019).
Salah satu cara Sapwan untuk meningkatkan kecepatan adalah belajar lagi teknik berlari di nomor 100 meter dalam sebulan terakhir. Menurut Sapwan, teknik berlari 100 meter tidak jauh berbeda dengan lari untuk aba-aba melompat. Yang membedakan adalah awalan lari di mana untuk berlari 100 meter harus menggunakan start block, sedangkan lari untuk aba-aba melompat tidak perlu itu.
Selebihnya, berlari 100 meter butuh daya tahan kecepatan yang lebih stabil dari awal start hingga finis. ”Belajar mempertahankan daya tahan kecepatan itu harus diimplementasikan dalam lari untuk aba-aba melompat,” ujar atlet asal Sumbawa, Nusa Tenggara Barat itu.
Sapwan terakhir kali fokus latihan lari 100 meter pada 2013, yakni saat dia meraih perak Kejuaraan Nasional Atletik dengan catatan waktu 10,48 detik. Selain untuk meningkatkan jarak lompatannya, latihan lari kali ini juga untuk persiapan Sapwan mengikuti nomor lari 100 meter, lari estafet 4x100 meter, dan lompat jangkit di Kejuaraan Jawa Tengah Terbuka di Semarang, 4-7 Juli ini.
”Selain belajar meningkatkan kecepatan, saya juga diminta daerah asal saya turun di Kejuaraan Jawa Tengah Terbuka. Ini tidak akan mengganggu persiapan saya di lompat jauh karena ini bagian dari program meningkatkan lompatan,” ujar Sapwan.
Meningkatkan akurasi
Selain memperhatikan kecepatan, Sapwan juga perlu membenahi ketepatan kaki saat akan melompat. Pelatih lompat jauh PB PASI Arya Yuniawan Purwoko mengatakan, lari Sapwan sudah jauh lebih cepat dibanding sebelum-sebelumnya. Hal itu membuat ia perlu penyesuaian lagi akurasi langkah kaki dari awalan lari hingga ke batas lompatan.
Karena berlari semakin cepat, titik awal lompatan yang digunakan Sapwan sekarang dinilai sudah tidak ideal. Saat ini, Sapwan biasa mengambil start 33 meter sebelum batas lompatan. Guna menyesuaikan kecepatannya, ia perlu melakukan lari awalan sekitar 10 meter dari titik start biasanya.
Jika itu tidak dilakukan, Sapwan akan selalu melewati batas lompatan sebagaimana yang terjadi di final Kejuaraan Asia 2019. ”Kami sudah melakukan rekayasa start lebih baik yang sesuai dengan kecepatan Sapwan saat ini. Namun, itu juga perlu waktu untuk dikuasai, terutama meningkatkan kepercayaan diri melakukan awalan seperti itu. Di Taiwan, Sapwan belum bisa melakukannya dengan percaya diri,” pungkas Arya.