Jalan Trans-Sulawesi ambles sepanjang 50 meter dengan kedalaman 2 meter di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Sedikitnya dibutuhkan 50 truk tanah untuk menimbun.
KONAWE, KOMPAS Akses logistik dan transportasi dari dan menuju Kota Kendari tersendat akibat amblesnya jalan Trans-Sulawesi sepanjang 50 meter di Kilometer 22, Kecamatan Sampara, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Selain penanganan darurat, juga diperlukan solusi permanen agar kejadian serupa tidak terjadi kembali.
Amblesnya jalan Trans-Sulawesi itu terjadi pada Selasa (2/7/2019) pagi dengan kedalaman 50 sentimeter. Jalan yang berada di samping Sungai Konaweha itu lalu ambles lagi pada siang hari, hingga total sedalam 2 meter. Berdasarkan pantauan di lokasi, Selasa siang, sempadan jalan yang tersisa hanya selebar 1 meter.
Penanganan darurat dilakukan dengan menimbun tanah dan meratakannya memakai alat berat. Akses bagi mobil ditutup total hingga menjelang malam. Kemacetan panjang pun tidak terhindarkan.
Hendra (30), pengendara mobil, telah menunggu empat jam, tetapi akses jalan belum juga tersambung. Bersama ratusan pengendara lain, ia berharap agar jalan segera selesai. ”Ini mau ke Kendari dari Konawe. Kalau mutar jauh sekali, mana jelek juga jalan. Mending kita tunggu dulu siapa tahu bisa dilewati sebentar,” kata karyawan swasta ini.
Mustadjab, Ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo) Sulawesi Tenggara, mengatakan, terputusnya jalan ini menghambat distribusi barang masuk dan keluar dari Kota Kendari. Jalan ini merupakan jalan nasional yang menghubungkan sejumlah kabupaten dan provinsi.
Jalur utama ini, ujarnya, menjadi akses menuju Kabupaten Konawe, Konawe Utara, Kolaka Utara, Kolaka, dan Kolaka Timur. Selain itu, juga jadi akses menuju Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah.
”Kerugian belum bisa ditaksir karena baru hari ini kejadian. Kami berharap segera bisa ditangani karena kalau memutar itu akan menambah biaya logistik,” ucapnya.
Kepala Satuan Kerja Wilayah II Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XXI Kendari Syaiful Rijal menuturkan, amblesnya jalan disebabkan sebagian penampang jalan yang berbatas sungai memang telah ambles sebelumnya. Banjir yang merendam wilayah Sultra, beberapa waktu lalu, turut menggerus sisi penampang jalan.
Penanganan sementara dengan menimbun menggunakan tanah. Syaiful memperkirakan, dibutuhkan 50 truk tanah untuk menimbun jalan ambles. Adapun untuk jangka panjang, dibangun tanggul permanen sepanjang 125 meter, berkedalaman 20 meter. (JAL)