Dua Perempuan Jadi Nomine Posisi Tertinggi di Uni Eropa
›
Dua Perempuan Jadi Nomine...
Iklan
Dua Perempuan Jadi Nomine Posisi Tertinggi di Uni Eropa
Untuk pertama kalinya, perempuan menjadi nomine untuk menduduki dua dari empat jabatan penting di Uni Eropa. Mereka adalah Ursula von der Leyen yang dicalonkan Presiden Komisi Eropa dan Christine Lagarde sebagai Presiden Bank Sentral Eropa.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·3 menit baca
BRUSSELS, RABU — Untuk pertama kalinya, perempuan menjadi nomine untuk menduduki dua dari empat jabatan penting di Uni Eropa. Mereka adalah Ursula von der Leyen yang dicalonkan Presiden Komisi Eropa dan Christine Lagarde sebagai Presiden Bank Sentral Eropa.
Pencalonan itu merupakan hasil perdebatan sengit di antara 28 pemimpin Uni Eropa (UE), Selasa (2/7/2019). Perdebatan terjadi karena lanskap politik UE berubah sejak Pemilu Parlemen Eropa pada Mei 2019.
”Pertama-tama dan yang terpenting, kami telah memilih dua perempuan dan dua laki-laki untuk menjabat empat posisi kunci. Ini merupakan keseimbangan jender yang sempurna,” kata Presiden Dewan Uni Eropa Donald Tusk, pemimpin rapat yang berlangsung selama tiga hari itu.
Menteri Pertahanan Jerman Ursula von der Leyen terpilih sebagai calon untuk menggantikan Jean-Claude Juncker yang menjabat sebagai Presiden Komisi Eropa. Von der Leyen yang dikenal konservatif akan menghadapi banyak tantangan, antara lain isu perubahan iklim, disinformasi, populisme, dan Brexit.
Nama Von der Leyen masuk sebagai nomine setelah Wakil Presiden Pertama Komisi Eropa Frans Timmermans menghadapi penolakan. Von der Leyen didukung Presiden Perancis Emmanuel Macron dan Kelompok Visegrad, yaitu Hongaria, Polandia, Ceko, dan Slowakia.
Von der Leyen telah menjadi advokat untuk mengintegrasi UE menjadi lebih dekat dan menyebut UE sebagai ”Serikat Negara-negara Eropa”. ”Ia akan menduduki posisi baru ini dengan penuh kehati-hatian dan komitmen,” kata Kanselir Jerman Angela Merkel.
Para pemimpin Uni Eropa (UE) juga memilih Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional Christine Lagarde menggantikan Mario Draghi sebagai Presiden Bank Sentral Eropa (ECB). Lagarde harus mengatasi isu ancaman pelambatan ekonomi di UE ketika menjabat nanti.
”Keseimbangan jender penting dan saya pikir di masa depan kita tidak bisa lagi melakukannya secara berbeda. Ini sesuai dengan realitas masyarakat kita,” kata Macron, yang mengaku puas dengan nominasi tersebut.
Pertemuan para pemimpin negara UE juga menunjuk Perdana Menteri Belgia Charles Michel menggantikan Tusk sebagai Presiden Dewan Eropa. Sementara Menteri Luar Negeri Spanyol Josep Borrell menggantikan Federica Mogherini sebagai Komisioner Tinggi UE untuk Kebijakan Luar Negeri.
Borrel dikenal sebagai politisi senior yang vokal. Ia akan bertugas untuk mengupayakan kesepakatan nuklir Iran dengan sejumlah negara Eropa terjaga, meredakan perseteruan AS-Iran, dan menjaga tekanan terhadap Rusia. ”Seorang Spanyol kembali dengan kekuatan yang kuat untuk mewakili kebijakan luar negeri dan pertahanan UE,” kata Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez.
Brexit
Untuk menjabat, Von der Leyen dan Borrell masih menunggu persetujuan dari Parlemen Eropa dan sejumlah tokoh senior yang mendukung Timmermans. ”Leyen memiliki pengalaman luas dalam kebijakan pertahanan dan sosial. Saya percaya itu akan menarik parlemen untuk menyetujui (pemilihan) ini,” kata Juncker.
Von der Leyen diperkirakan akan menjabat pada 1 November 2019, sehari setelah Brexit atau Inggris keluar dari UE. Para pejabat UE yang baru akan menghadapi tantangan untuk mengatasi masalah Brexit tanpa kesepakatan antara kedua belah pihak. Tusk yakin kepemimpinan UE yang baru tidak akan mengubah kesepakatan yang sudah ada. (AFP/AP)