Festival Bunga dan Buah untuk Bangkitkan Pariwisata Berastagi
›
Festival Bunga dan Buah untuk ...
Iklan
Festival Bunga dan Buah untuk Bangkitkan Pariwisata Berastagi
Pemerintah Kabupaten Karo menggelar Festival Bunga dan Buah di Taman Menjuah-Juah Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, 6-7 Juli, akhir pekan ini. Festival untuk mendorong pariwisata di kota berhawa dinging di lereng Gunung Sinabung itu.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
BERASTAGI, KOMPAS – Pemerintah Kabupaten Karo akan menggelar Festival Bunga dan Buah di Taman Menjuah-Juah Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara pada 6-7 Juli atau akhir pekan ini. Festival itu akan memamerkan serta menjual bunga dan buah yang selama ini diproduksi di dataran tinggi Karo.
“Kami berharap Festival Bunga dan Buah ini bisa menggairahkan pariwisata Karo. Kami menargetkan 12.000 pengunjung dalam gelaran pariwisata ini,” kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karo Mulia Barus, Rabu (3/7/2019).
Mulia mengatakan, gelaran pariwisata itu akan diisi acara utama yakni pameran bunga, buah, dan sayur di sejumlah stan di Taman Menjuah-Juah Berastagi. Selain itu juga akan digelar kampung kopi, pagelaran seni dan budaya, pawai mobil hias, sepeda santai, panggung hiburan, dan beragam perlombaan.
Pameran bunga dan buah, kata Mulia, akan diisi petani skala kecil maupun skala industri. Mereka akan menampilan hamparan bunga dan tanaman hias yang selama ini diproduksi di Karo seperti bunga krisan, anyelir, begonia, herbras, dan mawar.
“Beragam buah andalan dari Karo juga akan dipamerkan seperti jeruk, markisa, terong belanda, alpukat, dan salak,” ujar Mulia.
Mulia mengatakan, Festival Bunga dan Buah diharapkan bisa menjadi momentum untuk menggairahkan kembali pariwisata Karo. Gelaran itu diharapkan meningkatkan kunjungan wisata ke Karo khususnya selama musim libur sekolah ini.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karo Sarjana Purba mengatakan, mereka akan menjadikan festival tersebut sebagai momentum untuk mempromosikan bunga, buah, dan sayur yang diproduksi para petani di Karo. “Festival ini akan mempertemukan petani dengan pelaku bisnis bunga dan buah di hilir,” kata Sarjana.
Sarjana mengatakan, sektor pertanian dan pariwisata merupakan penggerak utama perekonomian di Kabupaten Karo yang berada di ketinggian 1.000 - 1.400 meter di atas permukaan laut itu. Para petani di Karo selama ini memasok bunga, buah, dan sayur ke Medan, Jakarta, dan berbagai kota lainnya di dalam bahkan luar negeri.
Salah satu yang berbeda dalam festival tahun ini, kata Sarjana, yakni ditampilkannya Kampung Kopi. Mereka menampilkan Kampung Kopi karena produksi kopi arabika Karo terus meningkat dalam beberapa tahun ini khususnya di desa-desa lingkar Gunung Sinabung.
Semakin luasnya kebun kopi di lingkar Sinabung merupakan bentuk adaptasi para petani terhadap letusan Gunung Sinabung (Sarjana Purba)
Semakin luasnya kebun kopi di lingkar Sinabung merupakan bentuk adaptasi para petani terhadap letusan Gunung Sinabung. Banyak petani yang mengganti tanaman hortikultura dan jeruk dengan kopi karena lebih tahan terhadap paparan abu vulkanis hasil letusan Sinabung. “Permintaan terhadap kopi arabika Karo pun kini terus meningkat karena cita rasanya yang cukup baik,” kata Sarjana.
Sarjana mengatakan, Kampung Kopi tersebut menjadi gambar perjuangan masyarakat untuk hidup dan beradaptasi dengan Gunung Sinabung. Ia berharap, sektor pertanian Karo bisa membaik seiring dengan semakin menurunnnya aktivitas vulkanis Gunung Sinabung.