Kabah, Lambang PPP
Peristiwa politik penting menyusul naiknya pemerintahan Orde Baru di bawah Presiden Soeharto adalah restrukturisasi partai politik. Keputusan politik itu berdasarkan realitas politik zaman Orde Lama di bawah Presiden Soekarno yang tidak stabil. Instabilitas politik mengakibatkan posisi kabinet juga rapuh. Kabinet kerap jatuh-bangun. Jumlah partai politik sangat banyak. Bahkan, pada Pemilu 1971 saat era Orde Baru, masih ada 10 parpol. Tak mengherankan, Orde Baru pun melakukan penyederhanaan parpol lewat fusi sejumlah parpol pada 1973.
Lewat fusi itu, ada tiga peserta pemilu. Namun, disebut dua parpol terdiri dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Satu lagi disebut kekaryaan, yakni Golongan Karya (Golkar), yang kemudian menjadi instrumen politik utama penguasa Orde Baru. PPP merupakan fusi parpol Islam, sedangkan PDI hasil fusi parpol nasionalis dan di luar parpol Islam. PPP memilih lambang ”Kabah”. Lembaga Pemilihan Umum (LPU) menerima usulan lambang tersebut sebagaimana keputusan rapat dipimpin Ketua LPU/Mendagri Amir Machmud pada 2 Juli 1976.