Penyelesaian Tol Cisumdawu Bakal Ringankan Beban Konsumen
›
Penyelesaian Tol Cisumdawu...
Iklan
Penyelesaian Tol Cisumdawu Bakal Ringankan Beban Konsumen
Masyarakat belum terbiasa dengan jarak dan waktu tempuh dari dan menuju Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati di Kabupaten Majalengka. Pembangunan jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan atau Cisumdawu perlu segera dirampungkan untuk memangkas kekhawatiran itu.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA/Abdullah Fikri Ashri
·4 menit baca
MAJALENGKA, KOMPAS – Masyarakat belum terbiasa dengan jarak dan waktu tempuh dari dan menuju Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati di Kabupaten Majalengka. Pembangunan jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan atau Cisumdawu perlu segera dirampungkan untuk memangkas kekhawatiran itu.
Sejak Senin (1/7/2019), pemerintah memindahkan rute penerbangan ke 12 kota dari Bandara Internasional Husein Sastranegara, Bandung, ke Bandara Kertajati. Sembari menunggu rampungnya tol Cisumdawu tahun 2020, masyarakat bergantung pada Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) dan jalur arteri. Akibatnya, warga Bandung dan sekitarnya pun harus menambah waktu dan biaya perjalanan ke Kertajati.
Untuk mencapai Bandara Kertajati, calon penumpang membutuhkan waktu kurang lebih 2,5 jam jika menggunakan angkutan umum dari Bandung. Hampir seluruh angkutan berangkat melalui Tol Pasteur, menuju ke arah Jakarta, lalu memutar ke ruas tol Cipali. Perjalanan memutar ini memakan jarak hingga 180 kilometer.
Saat ini, terdapat 12 operator transportasi yang beroperasi dari dan menuju Bandara Kertajati. Operator itu adalah Damri, CTU Shuttle, ECA Shuttle, P-Trans Shuttle, Baraya Shuttle, dan Mekarsari Shuttle. Selain itu, ada juga Arnes Shuttle, Budiman Shuttle, Bhinneka Shuttle, Subat Trans Shuttle, dan Grab.
Operator tersebut melayani daerah Bandung, Cikarang, Kuningan, Tasikmalaya, Cirebon, Indramayu, dan Purwakarta, Majalengka (Maja, Tonjong, Rajagaluh, dan Cikijing), serta Jatinangor, Sumedang. Bahkan, penyedia layanan transportasi dalam jaringan, Grab, melayani daerah tujuan sesuai keinginan penumpang.
Tarif moda dari dan menuju Kertajati beragam, mulai Rp 40.000 sampai Rp 100.000 per penumpang, sesuai jauh dekatnya. Bahkan, bagi penumpang bus Damri rute Bandung-Kertajati dan sebaliknya tidak dikenakan biaya selama sebulan sejak awal Juli.
Jika menggunakan kendaraan pribadi, waktu tempuh yang dipergunakan bisa kurang dari 2,5 jam. Namun, pengemudi harus mengeluarkan biaya hampir Rp 500.000 untuk pergi dan pulang. Pengeluaran ini terdiri dari bensin sekitar Rp 200.000, lalu akses tol dari Gerbang Tol (GT) Pasteur-Kalihurip Utama Rp 43.500, GT Cikampek Utama Rp 15.000 dan GT Kertajati seharga Rp 75.000. Jika ditotal seluruh biaya tol dari Bandung ke Kertajati mencapai Rp 133.500.
Alvin Pakpahan (32), warga Antapani, Bandung, yang ditemui dalam perjalanan ke Kertajati, Rabu (3/7/2019) mengaku harus menambah ongkos Rp 100.000 untuk menuju Bandara Kertajati. Ia memilih berangkat dari Bandung jam 11.00 meskipun waktu check in keberangkatannya menuju Balikpapan baru dibuka jam 15.00.
“Saya takut ketinggalan pesawat. Soalnya, jarak dari Bandung ke bandara jauh. Jadi, saya berangkat sekitar lima jam sebelum pesawat terbang. Dulu, Saya hanya membutuhkan waktu kurang dari satu jam,” tuturnya.
Oleh karena itu, ia berharap, Jalan Tol Cisumdawu segera beroperasi. Jalan tol sepanjang 60 km itu diharapkan dapat memangkas waktu tempuh dari Bandung ke Kertajati menjadi hanya 45 menit.
Jalan Tol Cisumdawu sepanjang 60 km itu diharapkan dapat memangkas waktu tempuh dari Bandung ke Kertajati menjadi hanya 45 menit.
Hal serupa diungkapkan Cecep Yanto (33), pengemudi angkutan umum Travel Bhinneka. Meskipun jalur ke Kertajati belum terlalu padat, jalan Tol Cisumdawu dinilai dapat mengantisipasi hambatan di tol. “Kepadatan terjadi akibat lampu merah sebelum memasuki Tol Pasteur dan perbaikan jalan di KM 90 ruas tol Purbaleunyi,” ujarnya.
Vice President of Operation and Performance PT BIJB Agus Sugeng mengatakan, jika jalan tol Cisumdawu rampung 2020, pengembangan BIJB dan kawasan kota bandara aerocity seluas 3.480 hektar dapat segera terwujud. Meski demikian, pihaknya tidak hanya menunggu, tetapi menyediakan akses transportasi ke Kertajati.
“Kami memberi promosi dan keringanan bagi moda angkutan selama bulan Juli ini. Selain itu, promosi dilakukan agar warga bisa menyesuaikan perpindahan dari Bandung menuju Kertajati ini,” tuturnya.
Moch Lutfi (20), calon penumpang Citilink rute Kertajati-Denpasar asal Kota Cirebon, mengapresiasi penyediaan moda transportasi ke Kertajati. Dengan biaya Rp 40.000, ia memanfaatkan bus Damri ke Kertajati dengan waktu tempuh 1 jam. “Ini jauh lebih murah dibandingkan naik angkutan online yang bisa mencapai lebih dari Rp 220.000,” ucapnya.
Pelaksana Tugas Kepala Terminal Harjamukti Entis Sutisna mengatakan, minat masyarakat untuk memanfaatkan bus Damri ke Bandara Kertajati meningkat. “Hari pertama operasi (1/7), penumpangnya rata-rata hanya tiga orang setiap perjalanan ke Kertajati. Sekarang, sudah tujuh orang. Bahkan, dari Kertajati ke Cirebon, penumpangnya pernah mencapai 15 orang dalam satu perjalanan,” ujarnya.