Penyerapan dalam negeri paling optimal dapat dilakukan sepanjang triwulan-I tiap tahunnya. Jika ingin mengimpor, waktu yang tepat adalah pada semester-II 2019.
Oleh
M Paschalia Judith J
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS -- Kenaikan harga jagung untuk pakan masih menghantui industri peternakan pada semester-II 2019. Saat ini, harga jagung telah berada di atas acuan yang ditetapkan pemerintah.
Persoalan ini menjadi topik diskusi para pemangku kepentingan yang digelar di Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dengan tema “Strategi Pemanfaatan Jagung untuk Mendukung Ketahanan Pangan Nasional Berbasis Protein Hewani" di Menara Kadin, Jakarta, Rabu (3/7/2019). Diskusi yang digelar Komite Tetap Ketahanan Pangan Kadin Indonesia dihadiri Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Ketua Komite Tetap Kadin Bidang Perkebunan Rudyan Kopot, dan para pemangku kepentingan.
Sekretaris Jenderal Dewan Jagung Nasional Maxdeyul Sola mengungkapkan, persoalan lonjakan jagung untuk pakan lagi-lagi dapat menekan peternak pada semester-II 2019. "Pengembangan pembangunan silo dan pabrik pakan ternak di sentra-sentra produksi jagung belum signifikan dibanding tahun lalu. Oleh sebab itu, saya perkirakan, masalah lonjakan harga jagung akan terjadi kembali tahun ini," tuturnya saat ditemui setelah diskusi.
Berdasarkan pantauannya, kata Sola, harga jagung di tingkat petani menyentuh angka Rp 3.738 per kilogram (kg). Sementara, harga di tingkat pabrik pakan atau peternak sebagai konsumen jagung sebesar Rp 4.400 - Rp 4.500 per kg.
Padahal, Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 96 Tahun 2018 tentang Harga Acuan Pembelian di Tingkat Petani dan Harga Acuan Penjualan di Tingkat Konsumen menyebutkan, harga acuan jagung di tingkat petani sebesar Rp 3.150 per kg. Adapun harga di tingkat konsumen (peternak maupun pabrik) sebesar Rp 4.000 per kg.
Sola menuturkan, lonjakan harga jagung pakan selalu terjadi pada semester-II ini karena panen raya terjadi pada Februari-Maret lalu. Pada semester-II, komoditas jagung cenderung memasuki musim tanam. Oleh sebab itu, keberadaan silo (gudang penyimpanan jagung) yang dilengkapi pengering serta pabrik pakan ternak di sentra produksi jagung menjadi penting dalam menyerap hasil panen raya serta mengelola stok sepanjang tahun.
Ketika panen raya jagung pada 2019, Sola menyebutkan, harga jagung di bawah acuan dalam Permendag Nomor 96 Tahun 2018. Harga di tingkat petani mencapai Rp 2.500 per kg sedangkan di tingkat pabrik pakan atau peternak sebesar Rp 3.700 per kg.
Sepanjang 2018, Satuan Tugas (Satgas) Pangan menemukan harga jagung di tingkat konsumen mencapai Rp 5.200 - Rp 5.300 per kg pada Oktober. Padahal, Satgas Pangan tidak menemukan adanya penimbunan jagung. (Kompas, 3/11/2019)
Di sisi lain, Kementerian Pertanian memproyeksikan, produksi jagung nasional tahun 2019 dapat mencapai 33 juta ton. Adapun realisasi produksi sepanjang 2018 berkisar 30,05 juta ton.
Kebutuhan
Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) memprediksi, produksi jagung Indonesia pada 2019 sekitar 13,3 juta ton. Dengan konsumsi 13,45 juta ton, USDA memprediksi Indonesia mengalami defisit jagung sebesar 150.000 ton.
Terkait mekanisme pengadaan jagung nasional, Kepala Divisi Pengadaan Beras Perum Bulog Sonya Mamoriska mengatakan, penyerapan dalam negeri paling optimal dapat dilakukan sepanjang triwulan-I tiap tahunnya. Jika ingin mengimpor, waktu yang tepat adalah pada semester-II 2019.
Direktur Pakan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Sri Widayati mengatakan, kebutuhan pakan ternak pada 2019 sebesar 20 juta ton. Sekitar 30-50 persen komponen pakan tersebut berupa jagung.
Sementara itu, untuk meningkatkan pemenuhan kebutuhan jagung pakan, Mentan mengatakan, pihaknya tengah menyiapkan 800 unit pengering sepanjang 2019. Anggarannya mencapai Rp 800 miliar.
Belum tersalurkan
Di sisi lain, Sonya menyatakan, masih ada 58.370,55 ton jagung di gudang Bulog yang belum tersalurkan. Hal ini disebabkan oleh pengadaan jagung luar negeri yang datang bertepatan dengan panen raya.
Untuk menyalurkannya, Bulog bekerja sama secara bisnis dengan pabrik pakan ternak berdasarkan izin dari pemerintah. Penjualan dilakukan secara komersial dengan harga Rp 4.000 per kg.
Bulog mendata, pengadaan jagung dalam negeri sepanjang 2019 mencapai 1.805 ton. Impor jagung yang terealisasi pada awal 2019 berdasarkan penugasan dari rapat koordinasi Kementerian Koordinator Perekonomian pada akhir 2018 sebesar 204.385 ton.