JAMBI, KOMPAS-Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Jambi mengingatkan besarnya ancaman kebakaran hutan dan lahan tahun ini. Kondisi sebagian wilayahnya kini kering karena tidak turun hujan selama lebih dari 20 hari.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Sultan Thaha Jambi, Kurnianingsih, mengatakan sejumlah wilayah di Kabupaten Merangin dan Batanghari berstatus waspada. Daerah-daerah itu tak diguyur hujan selama 21-30 hari.
“Untuk puncak musim kemarau di seluruh Jambi diprediksi berlangsung pada Juli dan Agustus ini,” katanya, Kamis (4/7/2019). Potensi kebakaran hutan dan lahan paling rawan di areal gambut seperti Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Tanjung Jabung Timur, Muaro Jambi, dan Kabupaten Batanghari.
Untuk mewaspadai munculnya titik-titik api baru, Kurnianingsih mengingatkan, agar masyarakat tidak menerapkan sistem bakar saat membuka lahan. Mewaspadai aktivitas membakar sampah berlebihan, membuang puntung rokok di sembarang tempat, serta potensi kebakaran rumah, juga harus dilakukan.
Sepanjang Januari hingga akhir Juni, Satelit Terra dan Aqua mendeteksi 76 titik panas dengan tingkat kepercayaan di atas 50 persen. Sebaran titik panas paling banyak di Kabupaten Merangin, Tanjung Jabung Barat, dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Kepala Seksi Kebakaran Hutan dan Lahan di Dinas Kehutanan Jambi Donny Osmond, menyebutkan sudah 45 hektar lebih areal di Jambi yang mengalami kebakaran. Sebarannya 77 persen lebih di kebun masyarakat dan sisanya berada dalam kawasan hutan.
Sebaran titik panas paling banyak di Kabupaten Merangin, Tanjung Jabung Barat, dan Tanjung Jabung Timur.