Model bisnis ini menjanjikan dari segi pasar karena 60 persen bensin dibutuhkan sepeda motor yang jumlahnya diperkirakan mencapai 151 juta pada 2020.
Oleh
ERIKA KURNIA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Beberapa perusahaan minyak bumi multinasional gencar mempromosikan peluang bisnis waralaba stasiun pengisian bahan bakar untuk umum di Indonesia. Perkembangan pembangunan infrastruktur dan terus bertambahnya jumlah kendaraan menjadi pendorongnya.
Perusahaan minyak bumi asal Amerika, ExxonMobil, misalnya, menggandeng perusahaan otomotif PT Indomobil Prima Energi, menawarkan bisnis stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU) mini bermerek Mobil, yang fokus pada pengguna sepeda motor.
Direktur Pemasaran Mobil William Husada di International Franchise, License & Business Concept Expo & Conference (IFRA) 2019 di Jakarta Convention Center, Jumat (5/7/2019), mengatakan, bisnis tersebut menyasar usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
”Kami berusaha mengikuti misi pemerintah untuk menyediakan bensin sampai ke pelosok negeri. Kami menyasar UMKM karena bisnis ini bisa dibuka di mana saja dengan ukuran lahan 20 meter persegi. Bisnis ini bisa dibuka dengan modal mulai dari Rp 100 juta dengan nilai investasi Rp 400 juta,” tuturnya saat ditemui Kompas.
Dalam waktu kurang dari setahun, telah ada 40 SPBU mini yang dibuka secara waralaba, khususnya di Banten, Jakarta, dan Jawa Barat. SPBU mini tersebut menjual satu jenis bahan bakar minyak (BBM) beroktan 92 yang setara Pertamax.
William mengatakan, model bisnis ini menjanjikan dari segi pasar karena 60 persen bensin dibutuhkan sepeda motor yang jumlahnya diperkirakan mencapai 151 juta pada 2020.
”Selain itu, kami menyasar daerah pelosok yang tidak dimasuki SPBU besar. Di daerah Pandeglang, Banten, misalnya, jarak dari satu SPBU ke SPBU lain bisa 8 kilometer. Sementara itu, jumlah kendaraan, khususnya sepeda motor, terus bertambah,” tuturnya.
Prospek bagus
Peluang pasar itu juga ditangkap Shell Indonesia dan British Petroleum (BP) yang bekerja sama dengan PT AKR Corporindo. Melalui kemitraan dealer-owned dealer-operated (DODO), mereka menawarkan kesempatan berinvestasi dengan modal mulai Rp 4 miliar hingga Rp 5 miliar dan syarat kepemilikan badan usaha koperasi hingga perseroan terbatas.
”Pada dasarnya Indonesia masih timpang antara jumlah SPBU dan kebutuhan masyarakatnya. Dilihat dari sisi bertambahnya jalan, proyeksi bertambahnya kendaraan juga tinggi,” kata Manajer Pengembangan Dealer BP Benny Oktaviano.
Adapun Shell Indonesia dalam dua tahun terakhir telah memiliki sekitar 20 SPBU waralaba. ”SPBU mitra kami tersedia tidak hanya di Jawa, tetapi juga sampai ke pelosok Sumatera Utara,” kata Head of Dealer Owned Network Shell PT Shell Indonesia Agung Saputra.
Menurut Agung, permintaan akan BBM beroktan tinggi juga terus meningkat seiring kesadaran masyarakat akan kualitas dan kebutuhan efisiensi bahan bakar.
Permintaan BBM
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira, menilai, bisnis BBM berprospek bagus, setidaknya hingga beberapa tahun ke depan. Hal ini karena permintaan terhadap produk BBM yang tidak terpengaruh harga.
”Produk BBM ini inelastis, ketika harga naik sekalipun, permintaan tidak turun signifikan, baik yang bersubsidi maupun nonsubsidi. Jadi, jika jumlah kendaraan semakin banyak, harga BBM naik berapa pun orang akan tetap beli,” ujarnya saat dihubungi pada hari ini.
Berdasarkan data Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas), konsumsi BBM nonsubsidi untuk jenis RON 88 ke atas sebanyak 55,2 juta kiloliter (KL) dibandingkan 55,2 juta KL di 2017. Jumlah konsumsi dua tahun terakhir meningkat dari 48,7 juta KL di 2016 dan 44,5 juta KL di 2015.