Kemenangan pada dua laga awal membangun rasa percaya diri Cori Gauff menghadapi laga babak ketiga di Wimbledon. Dia mampu mengatasi tekanan dengan semangat juang tinggi.
Oleh
Yulia Sapthiani
·4 menit baca
LONDON, RABU - Ucapan selamat dari selebritas, Roger Federer, dan banyak orang lainnya diterima petenis remaja, Cori ”Coco” Gauff (15), setelah mengalahkan idolanya, Venus Williams. Namanya pun makin dikenal. Namun, Coco sadar masih ada pertandingan di Wimbledon yang harus dijalani dan dimenangi.
Petenis remaja Amerika Serikat itu pun makin percaya diri menjelang laga melawan petenis Slovenia, Polona Hercog, pada babak ketiga, Jumat (5/7/2019). ”Saya merasa bisa mengalahkan setiap orang. Jika saya tak yakin menang, saya tak akan melangkahkan kaki ke lapangan,” ujar Coco.
Kemenangan atas semifinalis Wimbledon 2017, Magdalena Rybarikova (Slowakia), 6-3, 6-3, pada babak kedua, Kamis dinihari WIB, membuat Coco menjadi petenis termuda yang melaju ke babak ketiga Wimbledon setelah Jennifer Capriati pada 1991. Capriati, yang saat itu juga berusia 15 tahun, melaju hingga ke semifinal.
Setelah lolos ke babak ketiga, Coco menerima banyak ucapan selamat, seperti dari artis muda AS, seperti Novia Robinson dan Storm Reid, lewat pesan singkat pada telepon genggam. Coco, yang baru kali ini tampil di Grand Slam, juga mendapat ucapan selamat dari Federer. Sang maestro, yang melewati Coco dan timnya setelah latihan jelang babak kedua, menyapa rombongan yang menyertai Coco, ibunya, termasuk Coco.
”Hai, ternyata kamu di sini. Kapan bermain lagi? Selamat ya dan semoga kamu bisa bermain baik lagi,” ujar Federer.
Coco pun terlihat gugup sekaligus senang saat Federer menyalaminya. ”Apakah kamu merekam momen tadi? Saya harap kamu merekamnya,” tanya Coco pada juru kamera dari Asosiasi Tenis Profesioal (WTA) yang merekam kegiatannya.
Federer tak sekedar bintang tenis yang dikagumi banyak orang. Dia adalah pemilik agen manajemen atlet Team8 yang menangani Coco. Sebelum memulai penampilan pada babak pertama, Coco mengutarakan harapan agar penampilannya ditonton langsung Federer.
Pujian
Entah Federer menyaksikan Coco atau tidak, yang pasti penampilan petenis yang posturnya mirip Venus sewaktu muda itu mendapat banyak pujian. Mantan petenis John McEnroe, menilai sikap dan permainan Coco seperti petenis dewasa, tak seperti petenis 15 tahun.
Saat remaja seusianya menjadi ball girl di All England Club, Coco tampil tanpa takut melawan Venus dan Rybarikova. Menuju babak ketiga, Coco tak kehilangan satu set pun, termasuk pada tiga pertandingan babak kualifikasi. Servisnya pun hanya sekali dipatahkan lawan.
Dia juga bisa mengatasi tekanan tampil di panggung besar melawan Rybarikova di Lapangan 1. Ini adalah lapangan terbesar kedua, setelah Lapangan Utama, di All England Club.
”Ini bukan pertama kalinya dia beradaptasi untuk menghadapi tekanan. Tetapi, dia mengejutkan saya dengan semangat juangnya,” ujar Corey Gauff, ayah dan pelatih Coco.
Sebelum babak kedua, Corey mengingatkan putrinya tampil tenang dan memukul bola keras ke sudut lapangan. Corey juga mengingatkan Coco agar tak terlena dengan kemenangan.
”Orang tua saya mengatakan, turnamen belum selesai. Jangan terlalu fokus pada semua hal di luar lapangan. Target saya adalah memenangi setiap pertandingan,” ujar Coco, yang gemar menonton YouTube sebelum pertandingan untuk membuatnya rileks.
Coco bercerita, apa yang dicapainya saat ini adalah berkat kerja kerasnya, termasuk dalam dua pekan terakhir ketika dia selalu meminta tambahan program latihan. Dia pun mengasah kemampuannya dengan meminta rekan latih tandingnya memukul sekeras mungkin.
Tetapi, yang lebih terpenting dari itu adalah perkembangan pola pikirnya. “Saya selalu membawa pola pikir bahwa saya bisa terus berkembang,” kata Coco yang akan melawan mantan petenis nomor satu dunia, Simona Halep atau Victoria Azarenka, di babak keempat, jika bisa mengalahkan Hercog.
Christo tersingkir
Sementara itu, break point pada gim ke-19 set kelima menghentikan perjuangan Christopher “Christo” Rungkat/Hsieh Cheng Peng (Indonesia/Taiwan) untuk melaju ke babak kedua ganda putra. Setelah kehilangan dua set pertama lalu merebut set ketiga dan keempat saat melawan unggulan ke-14, Oliver Marach/Jurgen Melzer (Austria), persaingan ketat terjadi pada set kelima dalam pertandingan dengan format best of five sets ini.
Skor berimbang hingga 9-9 sampai akhirnya Marach/Melzer merebut servis Christo/Hsieh pada gim ke-19. Setelah berlaga selama 3 jam 20 menit, Christo/Hsieh pun kalah, 3-6, 4-6, 6-1, 6-2, 11-9, (bukan 3-6, 4-6 seperti pada Kompas Kamis (4/7/2019)).
Pada laga babak kedua yang berlangsung Kamis, kemenangan diraih petenis putri nomor satu dunia, Ashleigh Barty. Petenis Australia ini menang atas Alison Van Uytvanck (Belgia), 6-1, 6-3. Kemenangan dua set juga didapat juara Wimbledon 2011 dan 2014, Petra Kvitova (Ceko), atas Kristina Mladenovic (Perancis), 7-5, 6-2. (AFP/REUTERS)