Panglima Komando Armada II Laksamana Muda Mintoro Yulianto mengatakan, Latihan Peranjauan 2019 di perairan utara Jawa dilaksanakan dengan baik. Latihan akan bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan tempur menghadapi ancaman serangan laut.
Oleh
AMBROSIUS HARTO
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Panglima Komando Armada II Laksamana Muda Mintoro Yulianto mengatakan, Latihan Peranjauan 2019 di perairan utara Jawa dilaksanakan dengan baik. Latihan akan bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan tempur menghadapi ancaman serangan laut.
Menurut Mintoro, Jumat (5/7/2019), di Surabaya, Jawa Timur, Latihan Peranjauan diakhiri dengan dua dentuman keras, disusul kemunculan efek gelembung di perairan utara Jawa pada dua hari lalu. Suara amat keras itu ditimbulkan dari ledakan ranjau yang telah dinetralkan oleh Satuan Kapal Ranjau Koarmada II.
”Latihan untuk meningkatkan kemampuan tempur unsur ranjau menghadapi ancaman berdimensi militer di laut,” kata Mintoro.
Potensi ancaman berdimensi militer di laut, lanjut Mintoro, tidak bisa diabaikan mengingat wilayah Republik Indonesia sebagian besar perairan. Kemampuan tempur laut menjadi mutlak dikuasai militer negara, khususnya Angkatan Laut. Untuk itu, berbagai skema latihan tempur laut, termasuk peranjauan, penting untuk dilaksanakan secara rutin.
Latihan untuk meningkatkan kemampuan tempur unsur ranjau menghadapi ancaman berdimensi militer di laut.
”Bisa dikembangkan lagi strategi dan taktik latihan tempur laut, khususnya operasi peranjauan,” ujar Mintoro, yang juga menjabat Direktur Latihan Peranjauan 2019.
Unsur terpadu
Menurut catatan Dinas Penerangan Koarmada II, Latihan Peranjauan 2019 melibatkan unsur terpadu alat utama sistem persenjataan di gugus utama AL yang dulu bernama Komando Armada RI Kawasan Timur itu.
Latihan melibatkan KRI Pulau Rengat-711 dan KRI Pulau Rupat-712 yang merupakan bahtera tempur kelas buru ranjau. Selain itu, KRI Pulau Rimau-724 kelas penyapu ranjau. Latihan juga melibatkan dua pesawat Cassa NC-212 dari Pusat Penerbangan AL.
Komandan Satuan Kapal Ranjau Koarmada II Kolonel Laut (P) Bambang Kuncoro mengatakan, ranjau yang dipakai dalam latihan berjenis ranjau jangkau dan ranjau dasar. Ada juga ranjau pintar. Ranjau-ranjau yang disebar dan harus dinetralkan oleh tim terpadu dilepaskan melalui kapal dan pesawat.
Latihan ini merupakan wahana uji doktrin, taktik, dan penggunaan senjata ranjau.
”Latihan ini merupakan wahana uji doktrin, taktik, dan penggunaan senjata ranjau,” ujar Bambang yang juga menjabat Wakil Direktur Latihan Peranjauan 2019.
Latihan Peranjauan merupakan rangkaian kegiatan panjang. Latihan diawali dengan geladi posko pada pekan ketiga Juni 2019. Setelah itu, drill pangkalan. Selanjutnya adalah manuver lapangan atau latihan tempur di perairan utara Jawa.