Empat gol tanpa balas saat menghadapi tuan rumah Persebaya Surabaya menjadi sinyal keterpurukan Persib Bandung di lanjutan laga kompetisi Liga 1, Jumat (5/7/2019) malam, di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jawa Timur.
Oleh
AMBROSIUS HARTO
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Empat gol tanpa balas saat menghadapi tuan rumah Persebaya Surabaya menjadi sinyal keterpurukan Persib Bandung di lanjutan laga kompetisi Liga 1, Jumat (5/7/2019) malam, di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jawa Timur.
Barisan ”Maung Bandung”, julukan Persib, dibuat tak berdaya permainan impresif ”Green Force”, julukan Persebaya. Untuk kesekian kali, Persib kembali takluk dari strategi serangan balik milik Pelatih Persebaya Djadjang Nurdjaman, pelatih yang membawa Persib juara Liga Indonesia 2014. Di tiga laga sebelumnya, Persib kalah 3-4 dan 1-4 pada Liga 1 2018 serta kalah 2-3 pada Piala Presiden 2019.
Tiga dari empat gol Persebaya dicetak oleh sayap serap Amido Balde pada menit ke-34, ke-44, dan ke-58. Satu gol dari penyerang tim nasional Irfan Jaya pada menit ke-81, melengkapi penderitaan Persib yang ditangani Robert Alberts itu.
Keberhasilan menekuk Persib merupakan kemenangan ketiga dari enam laga yang telah dijalani Persebaya. Ini juga kemenangan kandang kedua setelah menekuk Persela Lamongan dengan skor 3-2, Senin (1/7/2019).
Kemenangan atas Persib mengerek posisi Persebaya dari tangga ke-8 menjadi ke-5 di klasemen sementara Liga 1. Persebaya mengumpulkan 11 poin dari 3 kali menang, 2 kali seri, dan 1 kali kalah. Persebaya menjadi salah satu dari tiga tim yang sejauh ini subur mencetak gol, yaitu 12 gol setara dengan Madura United (posisi ke-2) dan Bhayangkara FC (posisi ke-4). Namun, lini pertahanan Persebaya kurang impresif karena sudah kebobolan 7 gol.
Nasib cukup menyedihkan harus diterima Persib akibat kekalahan memalukan itu. Persib melorot dari tangga ke-10 menjadi ke-13. Tim dengan seragam kebesaran warna biru ini baru mengumpulkan 6 poin dari 1 kali menang, 3 kali seri, dan 2 kali kalah.
Sejak tahun lalu, laga di Gelora Bung Tomo merupakan pertemuan keempat antara Persib dan Persebaya. Kekalahan di Surabaya kembali menegaskan superioritas Persebaya atas rival klasiknya itu. Di era perserikatan atau sebelum Liga Indonesia 1994, rivalitas Persib dan Persebaya merupakan salah satu yang terpanas. Keduanya bersama PSMS Medan, Persija Jakarta, dan PSM Makassar merajai perserikatan kurun 1950-1994 dan saling bersaing.
”Kami sangat menikmati permainan dan bersyukur atas kemenangan ini,” kata Djanur, sapaan akrab Djadjang Nurdjaman, dalam jumpa pers seusai laga.
Persib yang kini dikawal oleh Djanur bukan seperti tim yang dibawanya menjadi juara Liga Indonesia pada 2014 setelah puasa gelar dua dekade. Persib saat ini juga bukan seperti tim tempatnya bermain sekaligus menjadi juara Liga Indonesia 1994. Ketika itu, tim sepanjang kompetisi bermain elegan, bahkan sopan, sehingga mendapat julukan baru, yaitu ”Pangeran Biru”.
Yang jelas, kekalahan di Gelora Bung Tomo, menurut Robert Albert, harus segera dievaluasi dan diperbaiki. Kekalahan membuat jalan persaingan menjadi kian terjal. Persib hanya terpaut tiga poin dari Barito Putera (posisi ke-16) dan Persipura Jayapura (posisi ke-17) yang berada di zona degradasi. Persib juga hanya terpaut empat poin dari Persela yang berada di dasar klasemen sementara.
Semua gol yang berhasil dilesatkan Persebaya ke gawang yang dikawal Natshir Mahbuby menjadi indikasi rapuhnya lini pertahanan Persib. Padahal, di tiga laga sebelumnya, kerapuhan lini belakang menjadi masalah Persebaya yang selalu kebobolan di 5 menit awal laga. Tiga gol yang dilesatkan Balde menandakan karakter membunuh sang sayap serang telah kembali.
Gol Irfan juga menunjukkan kelasnya sebagai penyerang yang juga mematikan. Setelah menerima umpan lambung serangan balik dari gelandang serang Manuchehr Jalilov, Irfan menggiring bola, meliuk-liuk melewati pemain belakang Persib, dan melepaskan tendangan keras sehingga bola setelah gol terpental keluar gawang.
Akan tetapi, Persib bukannya tanpa perlawanan. Tim biru membuat 9 tendangan, tetapi hanya 2 yang tepat sasaran. Tim hijau alias Persebaya membuat 11 tendangan, tetapi 7 yang tepat sasaran. Penguasaan bola Persib 47 persen atau tidak terlalu terpaut jauh dari tuan rumah yang 53 persen.