JAKARTA, KOMPAS – Tim basket Indonesia punya peluang berprestasi yang cukup besar di nomor 3x3 karena sejak 2013 tak pernah absen mengikuti Kejuaraan Dunia. Peluang ini harus diikuti dengan program pembinaan yang jangka panjang serta keberlanjutan penyelenggaraan turnamen.
Ketua Panitia Pelaksana turnamen IBL GO-JEK 3X3 Basketball Indonesia Tour 2019 Anthony Gunawan mengatakan, secara konsisten selama lima kali berturut-turut Indonesia berpengalaman mengikuti Kejuaraan Dunia Basket 3x3. “Bandingkan dengan bola basket lima pemain, selama ini belum pernah lolos kualifikasi Kejuaraan Dunia,” kata dia di Jakarta, Kamis (4/7/2019).
Sistem turnamen di nomor 3x3, menurutnya, memudahkan Indonesia tampil di Kejuaraan Asia dan Kejuaraan Dunia. Bahkan, peringkat yang cukup tinggi membuka peluang Indonesia mengirimkan tim putri ke Olimpiade Tokyo 2020.
Berdasarkan peringkat dunia dari Federasi Bola Basket Internasional, tim putra Indonesia menempati peringkat ke-27, meningkat dari peringkat ke-46 tahun lalu. Sementara itu, tim putri menduduki peringkat ke-17, lebih baik dari peringkat ke-26 tahun lalu.
Menurut Anthony, tim putra ditargetkan menembus peringkat sepuluh besar. Sementara tim putri diharapkan bisa menempati peringkat delapan besar untuk mengantongi tiket ke Olimpiade.
Terkait kompetisi, turnamen IBL GO-JEK 3X3 Basketball Indonesia Tour 2019 akan digelar di lima kota, lebih banyak dari tahun lalu hanya tiga kota. Kelima kota itu, yaitu di Cirebon (6-7 Juli), Bali (13-14 Juli), Yogyakarta (20-21 Juli), Bandung (27-28 Juli), dan Jakarta (3-4 Agustus). Pemenang akan dikirim mengikuti turnamen FIBA 3X3 World Tour Masters di Jeddah, UEA, pada 18-19 Oktober.
Turnamen ini terbuka untuk umum, dengan empat kategori yaitu tim IBL, U-18 Putra, Umum Putra (minimal usia 19 tahun), dan Umum Putri (minimal usia 16 tahun). Banyaknya turnamen, menurut Anthony, menguntungkan tim Indonesia karena akan membentuk saling pengertian antar pemain.
Banyaknya turnamen basket 3X3 di Indonesia akan meningkatkan kesatuan antarpemain sehingga mereka dapat tampil kompak di kejuaraan. Konsistensi turnamen yang bermuara pada level dunia juga mempengaruhi susunan tim unggulan menuju SEA Games Filipina 2019.
Tahun lalu, Satria Muda Pertamina Jakarta menjadi juara IBL GO-JEK dan menjadi perwakilan Indonesia di ajang FIBA 3X3 World Tour Masters.
Pemain basket dari klub Satria Muda Pertamina, Kevin Yonas Sitorus mengatakan, ini merupakan pengalaman perdananya bermain di turnamen basket 3x3. Untuk menjalani laga pertama, dia melakukan persiapan fisik. “Tahun lalu, saya tidak memperkuat tim. Sekarang baru bermain 3x3. Mengingat jeda istirahat di basket 3x3 sangat minim, jadi butuh kondisi fisik yang bagus. Untuk teknik, saya berusaha mengalir saja,” ujarnya.
Rizky Effendi dari tim Stapac Jakarta mengatakan, saat ini dirinya masih menjalani latihan inividu karena belum ada program latihan teknik dari pelatih. “Setelah menjalani program latihan utama, saya dan tim berlatih sendiri. Saya mempelajari strategi 3x3 melalui video Youtube,” katanya.
Tahun lalu, dengan penyelenggaraan tiga seri turnamen dan satu grand final menyumbang poin yang cukup tinggi sehingga Indonesia punya kesempatan mengirimkan tim nasional basket 3x3 putra di Piala Asia, yang berlangsung di Changsha, China, 24-26 Mei. Tim “Merah Putih” juga mengirimkan tim putri berlaga apda Kejuaraan Dunia Basket 3x3 U-18 di Ulaanbaatar, Mongolia, 3-7 Juni.
Direktur IBL Hasan Gozali mengatakan, penambahan seri dalam turnamen dapat memasyarakatkan olahraga basket di Indonesia dan menjaga potensi pemain 3x3.