JAKARTA, KOMPAS - Meskipun telah ditetapkan sebagai presiden dan wakil presiden terpilih periode 2019-2024, Joko Widodo dan Ma’ruf Amin belum membahas rencana penyusunan kabinet. Pembahasan jumlah dan pengisian jabatan menteri baru dimulai pertengahan Juli mendatang.
”Belum (dibahas). Beliau (Jokowi) juga bilang (pertengahan) Juli baru ada pembicaraan,” kata Ma’ruf Amin seusai bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wapres, Jakarta, Kamis (4/7/2019).
Ma’ruf mengatakan, anggota kabinet akan terdiri dari perwakilan partai politik pendukung dan kalangan profesional nonparpol. Namun, soal porsi yang akan diberikan untuk tiap parpol dan profesional belum dirinci. ”Jumlah (menteri) belum, apalagi orang,” ujarnya.
Terkait jumlah dan sosok menteri mendatang, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia nonaktif itu menegaskan, hal tersebut menjadi hak prerogatif presiden. Wapres disebutnya hanya memberikan masukan dan pertimbangan.
Di sela-sela kunjungan kerja Presiden Jokowi di Manado, Sulawesi Utara, Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan, untuk menggerakkan ekonomi dengan cara inovatif dan kreatif, Presiden Jokowi memang siap memilih orang-orang muda untuk kabinet. Namun, pengalaman dan kepemimpinan orang-orang muda tetap menjadi pertimbangan utama.
”Harapan Presiden memang pada anak-anak muda kreatif, inovatif, cepat beradaptasi, yang paham keinginan pasar. Meskipun membuat kebijakan, kebijakan yang dibuatnya sesuai kebutuhan perubahan dunia ini,” tutur Pramono.
Sebelumnya, memasuki periode kedua kepemimpinannya, Presiden Jokowi mengatakan, kabinet mendatang akan diisi menteri muda dengan kisaran usia 20-30 tahun. Hal itu karena Presiden Jokowi berharap menteri-menteri berusia muda mampu mengeksekusi program secara cepat dan tepat, memiliki karakter eksekutor kuat (Kompas, 2/7/2019).
Menurut Pramono, sosok profesional muda diharapkan akan lebih kreatif dan bisa mendobrak serta mampu menggerakkan birokrasi. Sebab, birokrasi mesin utama yang sangat produktif, tetapi juga bisa menjadi penghambat jika tak mampu digerakkan maksimal.
”Kalau ada orang dipilih Presiden, saya yakin leadership, pengalaman, dan kemampuannya sangat dipertimbangkan. Bukan anak-anak muda yang tiba-tiba (menjabat), tetapi (mereka) yang punya track record, misalnya pernah memimpin perusahaan dengan kapital triliunan,” tutur Pramono.
Alih jabatan
Sementara itu, meski alih jabatan wapres masih sekitar empat bulan lagi, Wapres Kalla berinisiatif mengundang Ma’ruf membahas tugas dan peranan wapres. Pertemuan digelar tertutup sekitar satu jam. Wapres Kalla tak hanya menyampaikan tugas, wewenang, dan program kerja, tetapi juga inisiatif yang bisa dikerjakannya.”Kami bersilaturahmi dan berbincang-bincang tentang tugas wapres. Apa tugas utama, juga inisiatif-inisiatif beliau (Ma’ruf) agar tugas ini bisa dijalankan dengan baik,” tutur Wapres Kalla.
Sekretaris Wapres M Oemar yang ikut mendampingi Wapres Kalla menambahkan, Wapres Kalla menceritakan pengalamannya selama mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Jokowi.