JAYAPURA, KOMPAS – Persiapan pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional 2020 di Provinsi Papua hanya tersisa sekitar 40 pekan. Namun, selain penyediaan arena yang baru selesai 12 dari kebutuhan 68 arena, persiapan akomodasi dan transportasi untuk agenda olahraga nasional itu juga belum siap. PON Papua akan bergulir pada 9-21 September 2020.
Ketua Umum Badan Pengurus Daerah (BPD) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Papua Sahril Hasan saat dihubungi dari Jayapura, Jumat (5/7/2019), mengatakan, pihaknya juga termasuk dalam Panitia Besar (PB) PON 2020 Provinsi Papua. Dari data PHRI Papua, diperkirakan sebanyak 21.000 orang terlibat dalam PON 2020.
Namun, hingga kini, baru 200 hotel dengan daya tampung total 13.000 kamar yang tersedia. ”200 hotel dengan 13.000 kamar itu hanya untuk atlet dan tim ofisial dari 33 provinsi yang bertanding di PON 2020. Itu belum untuk kebutuhan sponsor, media, hingga pejabat-pejabat dari daerah lain dan pusat yang akan hadir,” ujar Sahril.
Dari pantauan Kompas, Jumat siang, ada pembangunan dua hotel di Kota Jayapura yang hampir rampung. Demikian renovasi satu hotel di Sentani, Kabupaten Jayapura, itu juga hampir rampung.
Kami akan menyiapkan rumah warga yang layak menjadi penginapan dan dekat dengan arena olahraga
Sahril menuturkan, PHRI dan Pemprov Papua akan berupaya mengatasi masalah kekurangan jumlah kamar jelang pelaksanaan PON. Caranya, mereka akan menyiapkan guest house di seluruh wilayah pelaksanaan PON dan menggunakan kapal yang memiliki tempat tidur.
Anggota PB PON 2020 Provinsi Papua Bidang Sarana dan Prasarana, Thomas Sondegau mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum serta Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan Provinsi Papua untuk mengatasi masalah akomodasi.
”Kami akan menyiapkan rumah warga yang layak menjadi penginapan dan dekat dengan arena olahraga. Hal ini juga untuk membantu perekonomian warga walaupun pelaksanaan PON hanya dua minggu,” kata Thomas.
Tiket pesawat mahal
Thomas menegaskan, hal krusial lain yang harus diperhatikan adalah harga tiket transportasi udara yang mahal. Padahal, transportasi udara adalah moda utama untuk menjangkau wilayah-wilayah tempat pelaksanaan PON Papua. PON 2020 itu tersebar di lima kluster, yakni Jayapura, Mimika, Biak, Merauke, dan Jayawijaya.
Apabila harga tiket pesawat masih tinggi hingga tahun depan, kami pesimistis banyak atlet yang mengikuti PON 2020
Dari pantauan PB PON Papua, saat ini harga tiket pesawat dari Jayapura ke Timika yang hanya 30 menit bisa mencapai Rp 1 juta per orang. Biasanya harga tiket ke Timika hanya Rp 800.000 per orang. Sedangkan harga tiket pesawat dari Jakarta ke Jayapura berkisar Rp 5 juta per orang.
Tingginya harga tiket itu bisa memicu turunnya animo masyarakat terhadap PON Papua. Sebagai gambaran, dalam laga kompetisi Shopee Liga 1, tim tamu Semen Padang FC hanya bisa membawa 16 pemain saat menghadapi Persipura Jayapura di Stadion Mandala, Jayapura, pada 28 Juni 2019. Padahal, biasanya, jumlah pemain dalam satu tim 18-20 orang. Hal ini disebabkan biaya operasional untuk membeli tiket pesawat ke Jayapura sangat tinggi.
”Karena itu, PB PON Provinsi Papua meminta Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) bisa berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mengatasi masalah tingginya harga tiket pesawat. Apabila harga tiket pesawat masih tinggi hingga tahun depan, kami pesimistis banyak atlet yang mengikuti PON 2020. Padahal, kegiatan ini adalah kebanggaan masyarakat Papua dan bukti sebagai bagian dari NKRI,” tegas Thomas.
Solusi pusat
Terkait masalah akomodasi, Ketua Tim Pengawas dan Pengarah Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) untuk PON 2020 Suwarno menyampaikan, pihaknya berencana mengumpulkan semua induk cabang untuk mengatur jadwal pertandingan PON Papua. Agar penggunaan akomodasi lebih efisien, mereka berencana menggelar sebagian pertandingan sebelum pembukaan PON 2020.
Lalu, sebagian pertandingan digelar setelah PON 2020. ”Dengan begitu, akomodasi yang tersedia bisa digunakan secara bergantian. Cara itu bisa sedikit mengurangi beban panitia yang sudah sangat kewalahan mengurusi persiapan arena, akomodasi, hingga transportasi,” tutur Suwarno.
Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto mengutarakan, sebagaimana Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 10 Tahun 2017 tentang Dukungan Penyelenggaraan PON XX dan PEPARNAS XVI tahun 2020 di Papua, Kemenpora dan Kementerian Perhubungan sudah berkomitmen untuk menyediakan transportasi yang memadai, terutama via udara.
Namun, dalam Inpres itu memang belum dijelaskan secara spesifik mengenai batasan harga tiket. Masalah tiket itu, kemungkinan akan dijelaskan dalam Inpres baru yang sudah digodok pemerintah sejak enam bulan terakhir dan bakal disahkan sekitar dua bulan lagi.
”Kami sudah berkoordinasi terus dengan kementerian (dan) lembaga terkait mengenai sejumlah masalah jelang PON Papua, antara lain harga tiket pesawat yang mahal. Masalah itu kemungkinan akan dijawab oleh Inpres baru itu. Kalau Inpres baru sudah terbit, kami pasti langsung gerak cepat dengan unit-unit terkait membahas solusi harga tiket pesawat tersebut,” ujar Gatot.