Perundingan Digelar di Qatar, Taliban Ledakkan Bom Bunuh Diri di Afghanistan
›
Perundingan Digelar di Qatar, ...
Iklan
Perundingan Digelar di Qatar, Taliban Ledakkan Bom Bunuh Diri di Afghanistan
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
KABUL, MINGGU — Di tengah perundingan damai antara milisi Taliban dan kelompok-kelompok di Afghanistan di Qatar, milisi Taliban di Afghanistan melancarkan serangan bom bunuh diri di kompleks keamanan pemerintah di wilayah tengah negeri itu, Minggu (7/7/2019). Serangan itu menewaskan sedikitnya delapan personel keamanan, enam warga sipil, dan melukai lebih dari 180 orang.
Pasukan Taliban meledakkan bom mobil di dekat sebuah kantor badan intelijen Afghanistan, yaitu Direktorat Keamanan Nasional (NDS), di Kota Ghazni pada Minggu pagi yang ramai. ”Puluhan personel NDS terbunuh atau terluka,” ujar juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, dalam sebuah pernyataan.
Pejabat kesehatan di Ghazni menyebutkan, sebanyak 13 orang dewasa, termasuk delapan personel NDS, dan seorang anak terbunuh dalam insiden itu. Selain itu, sedikitnya 60 anak yang berada di dalam kelas di sebuah sekolah swasta dekat lokasi ledakan terluka dan menjadi bagian dari 180 orang yang terluka.
Pintu dan jendela sekolah itu hancur akibat ledakan yang hebat. Anak-anak sekolah mengalami luka yang serius akibat serpihan kaca dan kayu. ”Jumlah korban bisa saja meningkat,” kata Direktur Kesehatan Kota Ghazni, Shah Nekmal.
Sementara itu, menurut misi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Afghanistan (UNAMA), lebih dari 50 anak-anak terluka. Total korban setidaknya 150 orang. ”UNAMA mengecam serangan Taliban yang tidak pandang bulu,” demikian pernyataan badan itu dalam akun Twitternya.
Ledakan di Ghazni yang ramai itu merupakan peristiwa terbaru dari gelombang serangan oleh Taliban yang nyaris terjadi setiap hari. Sebelumnya, kurang dari seminggu, ledakan besar terjadi di Kabul dan melukai 50 anak-anak. Serangan yang menargetkan gedung Kementerian Pertahanan itu menghancurkan gedung sekolah di sekitarnya.
Taliban kini menguasai sekitar separuh Afghanistan dan terus mengintensifkan serangannya pada pasukan keamanan Afghanistan meskipun Amerika Serikat terus mengupayakan perdamaian untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung selama 18 tahun.
Perundingan di Doha
Ledakan itu juga terjadi hanya beberapa jam sebelum para pejabat Taliban memulai pertemuannya dengan delegasi Afghanistan di Qatar sebagai bagian dari upaya diplomatik untuk mengakhiri kekerasan dan membangun rasa percaya antara warga Afghanistan dan kelompok militer.
Taliban—yang sudah berulang kali menolak negosiasi dengan pemerintahan Presiden Afganistan Ashraf Ghani yang didukung AS—menerima pertemuan puncak intra-Afghanistan dengan syarat bahwa mereka yang hadir datang dalam kapasitas pribadi.
Sekitar 60 tokoh berpengaruh di Afghanistan dan aktivis berada di Doha, Qatar, selama dua hari untuk bertemu dengan para pejabat Taliban. Pertemuan itu dirancang oleh pejabat Qatar dan Jerman dengan dukungan negosiator AS.
Ghani mengecam serangan bom Taliban di Ghazni dan mempertanyakan niat mereka datang ke konferensi di Qatar.
”Mereka menodai tangan mereka dengan darah orang-orang Afghanistan yang tidak bersalah setiap hari. Mereka harus tahu bahwa tidak mungkin mendapatkan keistimewaan dalam pembicaraan damai dengan menargetkan warga sipil, terutama anak-anak,” ujar Ghani.
Sementara itu, Utusan Khusus AS untuk Afghanistan Zalmay Khalilzad menyambut baik pertemuan intra-Afghanistan yang diselenggarakan di Doha dan menyebutnya sebagai langkah awal yang baik menuju negosiasi substantif di antara sesama warga Afghanistan dalam sebuah kerangka kerja untuk masa depan Afghanistan.
Khalilzad mengatakan, keinginan Washington adalah kerangka kerja perdamaian di Afghanistan sudah ada per 1 September nanti sebelum pemilihan presiden Afghanistan dilakukan. Khalilzad yang selama enam hari terakhir melakukan pembicaraan dengan Taliban menyebut pertemuan mereka sangat produktif. Dia akan kembali bertemu dengan Taliban pada Selasa (9/7/2019). (REUTERS/AFP/AP)