GOLD COAST, KOMPAS Pelari Agus Prayogo mempertajam rekor nasional lari separuh maraton (half marathon) atau 21.095 kilometer dalam ajang Gold Coast Marathon 2019 di Gold Coast, Queensland, Australia, Minggu (7/7/2019). Agus mencatat waktu 1 jam 6 menit 26 detik, lebih cepat dari rekor lama atas namanya, 1 jam 7 menit 17 detik, yang dibuat di Singapura, 12 September 2010.
Capaian ini membayar lunas persiapan intensif yang dilakukan Agus sejak awal tahun. Gold Coast Marathon (GCM) ini dijadikannya sasaran antara sebelum berlaga di SEA Games 2019 di Filipina, 30 November-10 Desember.
Sebelum berlomba, Agus sempat pesimistis bisa memecahkan rekor nasional. ”Dengan persiapan yang matang, saya awalnya yakin bisa memperbaiki catatan waktu. Namun, saat sampai di sini, Jumat (5/7), saya sempat pesimistis. Hujan turun cukup deras dan angin kencang,” tutur Agus, seperti dilaporkan wartawan Kompas, Heru Sri Kumoro, dari Gold Coast, Australia.
Keberhasilan ini tidak lepas dari strategi menghadapi hujan dan angin, yang direncanakan bersama pelatih Agung Mulyawan. Agung ikut mendampingi Agus di lomba ini. ”Saya pacu kecepatan saat awal lomba, sebelum hujan. Sampai di kilometer 10 saya sudah lebih cepat 40 detik dari catatan sebelumnya. Saat hujan turun, dari kilometer 9 hingga 15, kecepatan saya menurun. Selepas kilometer 15, hujan reda. Saya kembali memacu kecepatan,” papar Agus.
Agus memiliki target lain, yakni memecahkan rekornas maraton yang dipegang Eduardus Nabunome, 2 jam 19 menit 18 detik, diciptakan di PON Jakarta 1993, atau bertahan 26 tahun. Catatan terbaik Agus di nomor ini 2 jam 21 menit.
Pada edisi ini, rekor maraton GCM juga terpecahkan. Pelari Jepang, Yuta Shitara, menjadi yang tercepat dengan waktu 2 jam 7 menit 50 detik. Shitara memecahkan rekor yang dipegang pelari Kenya, Kenneth Mungara, 2 jam 8 menit 42 detik. Pelari Kenya Barnabas Kiptum di posisi kedua dengan selisih 12 detik.
GCM 2019 berlangsung meriah meski diguyur hujan. Lintasan yang dilalui pelari relatif datar dan steril dari kendaraan. Lomba ini diikuti lebih dari 28.000 pelari dari sekitar 50 negara, termasuk 255 pelari asal Indonesia.
Ajang yang mendapatkan label emas dari Asosiasi Federasi Atletik Internasional (IAAF) ini menjadi salah satu kegiatan yang gencar dipromosikan Tourism & Event Queensland untuk menarik wisatawan.