PALEMBANG, MINGGU –Kroser tim Honda Racing Corporation (HRC), Tim Gajser, menunjukkan keuletannya di MXGP 2019 seri ke-11 di Palembang, Sumatera Selatan, Minggu (7/7/2019). Sempat terjatuh pada balapan kedua, Gajser tetap berdiri di podium tertinggi balapan itu dan mengemas 47 dari maksimum 50 poin di seri itu.
Keberhasilannya memenangi seri Indonesia untuk kali pertama itu membuat kroser 22 tahun itu kian sulit terbendung untuk memenuhi ambisinya meraih gelar juara dunia MXGP kali kedua sepanjang karirnya. Gelar juara dunia pertama diraihnya bernsama HRC pada 2016.
Gajser, yang kini mencatatkan kemenangan beruntun pada enam seri terakhir, mengemas 488 poin, unggul 130 poin dari pesaing terdekatnya Tony Cairoli (KTM) yang absen pada balapan itu akibat cedera. Gajser hampir pasti kembali menjadi juara dunia.
MXGP musim ini menyisakan tujuh seri, termasuk di Semarang pekan depan. Namun, Gajser enggan terlena dalam situasi yang membuatnya di atas angin itu. ”Ini hal bagus. Namun, musim ini masih jauh dari berakhir. Masih banyak balapan dan poin yang bisa diambil. Target saya adalah menjaga konsistensi ini,” ujar Gajser.
Seperti dikatakan Gajser, keunggulan sementara di puncak bukan jaminan meraih juara. Kejuaraan motokros bergengsi ini bisa dikatakan ”antikemapanan”. Setiap tahun, juara dunia selalu berganti. Persaingan pun kerap berubah karena dinamika di lintasan, salah satunya akibat kecelakaan atau cedera. Masalah cedera kini menimpa Cairoli.
Setelah menyapu bersih kemenangan di tiga seri awal musim ini di Argentina, Inggris, dan Belanda, andalan tim KTM itu disalip dan tertinggal jauh dari Gajser. Cairoli harus absen di tiga seri, termasuk di Palembang dan Semarang, menyusul kecelakaan fatal di Latvia yang mengakibatkannya bahunya bergeser. Hal naas juga dialami juara dunia 2018 Jeffrey Herlings.
Gajser nyaris saja mengalami hal nahas itu di Sirkuit Internasional Motokros Mal OPI, kemarin. Balapan pertama dijalaninya dengan sempurna. Ia melesat sejak start dan finis terdepan dengan keunggulan 6,132 detik dari pebalap di posisi kedua, Max Anstie (KTM). Petaka terjadi pada balapan kedua. Gajser, yang tengah memimpin, tiba-tiba keluar lintasan dan terjungkal di putaran ke-4.
Beruntung, ia tidak terluka parah dan mampu bangkit. Meskipun sempat melorot ke peringkat ketiga, Gajser akhinya finis kedua di belakang kroser Yamaha, Romain Febvre, di balapan kedua itu. Diakuinya, trek yang sempit dan banyak debu pada sore hari membuatnya tampil kurang maksimal saat itu. ”Saya mengambil lompatan yang kurang sempurna dan melakukan sejumlah kesalahan sehingga terjatuh,” ujarnya.
Sementara itu, kemenangan pada balapan kedua seri Palembang menjadi kebanggaan khusus bagi Febvre. Itu menjadi kemenangan pertamanya sepanjang 11 seri dan 22 balapan di 2019 ini. Kemenangan itu menjadi modal besarnya menatap seri Palembang. Berbeda dengan Palembang, trek di Semarang lebih lebar, panjang, dan alamiah. “Saya berharap di Semarang bisa start lebih baik, selain itu cuacanya juga mendukung,” ujarnya kemudian.
Red Bull
Pada kategori MX2 atau kelas mesin 250 cc, seri Palembang dikuasai KTM Red Bull. Dua pebalapnya, Jorge Prado dan Tom Vialle, meraih podium pertama dan kedua. Prado kini menguasai puncak klasemen MX2 dengan keunggulan 51 poin dari rival utamanya, Thomas Olsen dari Husqvarna. Prado dan Olsen bergantian memenangi dua balapan di Palembang.
Seri Palembang itu juga dimeriahkan pebalap dan tim asal Indonesia. Delvintor Alfarizi, kroser tim Astra Honda Racing, menjadi satu-satunya pebalap Indonesia di kelas MX2. Ia mengumpulkan delapan poin dari seri itu setelah finis ke-18 dari 19 pebalap yang ikut serta di kedua balapan itu. Menurut Manajer Tim Astra Honda Racing, Rizky Christanto, Alfarizi menang tidak dibebani target di balap debutnya bersama timnya itu.
“Dia masih baru dan butuh mencari jam terbang lebih banyak. Harapannya, dia bisa lebih percaya diri dan mampu bersaing dengan pebalap-pebalap internasional,” tuturnya soal pebalap 17 tahun yang pernah menimba ilmu di Eropa itu.