Panduan Gerak ASEAN di Jantung Pertumbuhan Global
Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN di Bangkok, Juni 2019, tidak hanya menjadi panggung terbaru makin pentingnya Indo-Pasifik. Lewat konsep itu, ASEAN ingin ambil bagian dalam tata gerak di kawasan.
Thailand menjadi saksi ASEAN melangkah lebih jauh untuk menjadi kekuatan global. Berada di salah satu pusat pertumbuhan dunia, ASEAN tidak mau hanya menjadi pelengkap atau bawahan bagi kekuatan adidaya yang bersaing di kawasan.
Menteri Luar Negeri periode 2009-2014 Marty Natalegawa, dalam pidato di Konferensi Indonesia di Washington, Mei 2013, mengatakan, Indo-Pasifik adalah mesin pertumbuhan global. Kawasan ini dihuni 3 miliar jiwa dan 5 negara di kawasan ini termasuk anggota G-20 dan 66 persen perdagangan global terjadi di kawasan ini.
”Keputusan ASEAN mengeluarkan pandangan itu menunjukkan ASEAN selalu bisa bersikap dan mendorong sentralitas organisasi ini di tengah dinamika kawasan,” kata pengajar Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia, Beginda Pakpahan.
Ia tidak menampik konsep Indo-Pasifik versi ASEAN masih pada tahap amat awal. Diperlukan banyak hal untuk menerjemahkannya menjadi hal yang bisa diterapkan. ”Pandangan itu adalah cara ASEAN untuk tidak menjadi negara vasal bagi negara-negara besar,” ujar Beginda.
Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri Jose Antonio Morato Tavares memiliki pendapat senada. Menjelang KTT ASEAN di Bangkok, Tavares menyebut konsep Indo-Pasifik yang ditawarkan Indonesia kepada ASEAN amat berbeda dibandingkan konsep negara lain.
Baca juga: Jalan Panjang Panduan Masa Depan
Indonesia menawarkan konsep yang menekankan kerja sama, pendekatan lunak, dan antarwarga, yang diadopsi ASEAN dengan penekanan pada penghormatan prinsip-prinsip menjaga perdamaian, perkuatan budaya dialog, dan kerja sama.
Keputusan ASEAN mengeluarkan pandangan Indo-Pasifik menunjukkan ASEAN selalu bisa bersikap dan mendorong sentralitas organisasi ini di tengah dinamika kawasan.
Ada empat elemen utama di dalam pandangan itu. Pertama, ASEAN memiliki peran utama dan strategis di Asia Pasifik dan Samudra Hindia sebagai kawasan yang terintegrasi. Kedua, Indo-Pasifik merupakan kawasan yang mengutamakan dialog dan kerja sama daripada persaingan.
Ketiga, kawasan Indo-Pasifik mengutamakan pembangunan dan kesejahteraan menyeluruh. Keempat, ASEAN mengedepankan wilayah dan perspektif kemaritiman dalam pengembangan arsitektur regional. Bagi ASEAN, Indo-Pasifik adalah panduan mewujudkan kerja sama kawasan.
Baca juga: Inisiatif Indonesia Jadi Panduan
Konsep lain
Indo-Pasifik sebenarnya bukan istilah baru. Menjelang Perang Dunia II, perwira sekaligus ilmuwan Jerman, Mayor Jenderal (Purn) Karl Haushofer, mengenalkan istilah itu dalam kelas-kelas geopolitiknya. Jauh setelah Haushofer, perwira angkatan laut India, Gurpreet S Khurana, menggunakan lagi istilah itu dalam makalah yang diterbitkan di jurnal Strategic Analysis edisi Januari 2007.
Khurana menyinggung kerja sama India-Jepang sebagai perwakilan kekuatan besar dari dua samudra, yakni Pasifik dan India. Dalam pidato di parlemen India pada Agustus 2007, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menyambut ide Khurana soal kerja sama itu dengan menggunakan istilah futatsu no umi no majiwari atau pertemuan dua samudra.
Menteri Pertahanan India Manohar Parrikar dalam pidato di Shangri-La Dialogue 2016 menawarkan konsep yang sederhana. Bagi India, Indo-Pasifik adalah tentang memperluas pengaruh geopolitik New Delhi. Pertumbuhan ekonomi India tak bisa mengesampingkan faktor Laut China Selatan yang menjadi arena pertarungan China-Amerika Serikat.
Australia adalah negara pertama yang secara resmi menggunakan istilah Indo-Pasifik dalam dokumen negara, Buku Putih Kebijakan Luar Negeri 2013. ”Indo-Pasifik menyesuaikan fokus prioritas strategi Australia di kawasan dari India melalui Asia Tenggara sampai Asia Timur Laut, termasuk jalur pelayaran dan komunikasi laut yang menjadi andalan kawasan.”
Canberra menyatakan tidak khawatir dengan perkembangan kekuatan laut New Delhi. Malahan, Canberra ingin bekerja sama.
Kepala Sekolah Pertahanan Nasional, Australian National University, Rory Medcalf dan Khurana sepakat konsep Indo- Pasifik adalah respons atas kebangkitan China. Meskipun demikian, Medcalf menegaskan, konsep Australia soal Indo-Pasifik sama sekali bukan untuk mengesampingkan kebangkitan China dan India. Konsep Australia dinyatakan sebagai pengakuan tidak ada satu pun kekuatan bisa mendominasi tatanan global.
Baca juga: ASEAN Aktif Sikapi Dinamika Kawasan
Militer
Direktur Jenderal Urusan Politik Kemlu AS David Hale, dalam telekonferensi Mei 2019, mengatakan, China adalah faktor penting dalam konsep Indo-Pasifik AS. Kementerian Pertahanan AS menerjemahkannya dengan mengubah Komando Pasifik menjadi Komando Indo-Pasifik (Indo-Pacom). Komando operasi itu bermarkas di Hawaii dan diperkuat dengan 2.000 pesawat, 200 kapal dan kapal selam, serta lebih dari 370.000 personel.
Kemhan AS memastikan peningkatan kekuatan di Indo-Pasifik tidak akan berhenti meski Indo-Pacom kini adalah komando operasi dengan kekuatan terbesar dibandingkan komando operasi AS lainnya. Dalam rencana strategi pertahanan 2018 disebutkan, AS akan menambah sistem rudal pertahanan terbaru yang bisa dioperasikan bersama dengan Jepang, Australia, dan Korea Selatan. Sebanyak 110 pesawat tempur F-35 dan amunisi dengan teknologi mutakhir akan ditambahkan ke Indo-Pasifik.
Fenomena itu membuat Beijing secara terbuka menyebut Indo-Pasifik adalah evolusi kebijakan Barat untuk menghadapi China. Pendapat itu antara lain dilontarkan Letjen Qi Jiangua, Wakil Panglima Tentara China untuk urusan Hubungan Luar Negeri dan Intelijen, lewat artikel di media resmi Akademi Partai Komunis China, Xuexi Shibao, Januari 2013.
Ia menyebut, kekuatan global selalu menyesuaikan strategi seiring kondisi mutakhir. Kini, strategis AS berubah dari melawan terorisme menjadi menantang kekuatan yang berkembang. Perubahan itu adalah upaya mempertahankan keunggulan posisi AS. Washington dinyatakan mencoba mengatur kawasan lebih kuat yang disebut Qi sebagai Asia Pasifik yang Lebih Besar atau Da Yatai. Konsep itu memasukkan Samudra India dan Asia Selatan dalam lingkup pengaruh AS.