Pergelaran musik bertajuk “Bali Blues Festival 2019” bakal dilangsungkan di Pulau Peninsula, kawasan ITDC Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, mulai Sabtu (13/7/2019) hingga Minggu (14/7/2019). Pergelaran musik blues yang dipadukan perayaan musik rock klasik di Nusa Dua, Bali, menjadi acara yang dinanti penikmat musik blues pada akhir pekan ini.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS – Pergelaran musik bertajuk “Bali Blues Festival 2019” bakal dilangsungkan di Pulau Peninsula, kawasan ITDC Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, mulai Sabtu (13/7/2019) hingga Minggu (14/7/2019). Pergelaran musik blues yang dipadukan perayaan musik rock klasik di Nusa Dua, Bali, menjadi acara yang dinanti penikmat musik blues pada akhir pekan ini.
Belasan musisi direncanakan mengisi “Bali Blues Festival 2019” mendatang, di antaranya, Bali Blues Brothers, Crazy Hores bersama Joni Agung, Agus “Gus Teja” Sentosa bersama Suradipa, Balawan bersama Maxell Reunion, dan Gugun Blues Shelter bersama Emmy Tobing serta Nosstress bersama Made Mawut. Pergelaran “Bali Blues Festival 2019” juga dirangkai dengan Nusa Dua Light Festival 2019 yang dimulai Kamis (30/5).
Managing Director PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (ITDC) Nusa Dua Bali I Gusti Ngurah Ardita menerangkan, penyelenggaraan pergelaran musik “Bali Blues Festival” di Pulau Peninsula, Nusa Dua, menjadi upaya pengelola kawasan untuk memberikan atraksi sekaligus sebagai bentuk promosi pariwisata Bali.
“Bali sudah dikenal sebagai destinasi pariwisata, namun sebagai industri, pariwisata di Bali membutuhkan promosi dan atraksi agar tetap menarik,” kata Ardita dalam jumpa pers “Bali Blues Festival 2019” di Denpasar, Bali, Selasa (9/7).
Bali sudah dikenal sebagai destinasi pariwisata, namun sebagai industri, pariwisata di Bali membutuhkan promosi dan atraksi agar tetap menarik
Bali Blues Festival (BBF) diinisiasi Pregina Art and Showbiz mulai 2015 dan dirancang sebagai pergelaran musik blues tahunan di Bali. Dalam penyelenggaraannya, festival musik blues di Bali itu mendapat respon dari penyelenggara festival musik blues di Australia, Byron Bay Bluesfest. “Kami mendapat bimbingan dari penyelenggara Byron Bay Bluesfest untuk penyelenggaraan Bali Blues Festival,” kata I Gusti Agung Bagus Mantra, pendiri dan CEO Pregina Art and Showbiz, di Denpasar, Selasa.
Musisi lokal
Bagus Mantra menambahkan, penyelenggaraan BBF mengutamakan musisi lokal dan nasional selain mengundang musisi internasional. Menurut Bagus Mantra, keterlibatan musisi lokal memberikan warna dan kekhasan penyelenggaraan festival musik blues. “Kami mengutamakan keaslian kreativitas, oleh karena itu, syarat utama bagi artis adalah mereka harus mempunyai karya orisinal,” kata Bagus Mantra.
Kami mengutamakan keaslian kreativitas, oleh karena itu, syarat utama bagi artis adalah mereka harus mempunyai karya orisinal
Sejumlah musisi Bali yang berpartisipasi dalam BBF 2019, di antaranya, Agus “Gus Teja” Sentosa yang dikenal melalui aransemen musik tiup, musisi blues I Made Mawut Candra, musisi reggae Anak Agung Juni Antara alias Joni Agung, Crazy Horse, dan I Wayan Balawan. Selain itu, BBF 2019 juga menghadirkan Endah N Rhesa, Gugun Blues Shelter, dan musisi asal Mataram, Nusa Tenggara Barat, Suradipa.
Gus Teja akan berkolaborasi dengan Suradipa bersama Bali Blues Brothers. Mereka akan mengisi BBF 2019 pada hari pertama, atau Sabtu (13/7) malam. “Ini kali pertama saya berkolaborasi untuk musik blues,” kata Gus Teja. “Saya mencoba mengangkat musik tradisional Bali dengan komposisi seruling untuk blues. Mudah-mudahan sukses dan lancar,” ujar Gus Teja.
Made Mawut yang dikenal sebagai The Blues Man from Bali akan tampil pada Minggu (14/7) bersama band indie Nosstress. Crazy Horse, band rock legendaris Bali, juga mengisi BBF pada Minggu (14/7) bersama Joni Agung.
Musisi Suradipa mengatakan ajang BBF merupakan acara pergelaran musik blues yang menyatukan musisi dari berbagai aliran atau genre musik. “Blues is making friend,” ujar Suradipa. (COK)