TNI Angkatan Laut menambah satu unit Kapal Bantu Rumah Sakit untuk berkontribusi dalam misi kemanusiaan penanganan kesehatan korban bencana alam. Kapal yang diproduksi oleh PT PAL Indonesia (Persero) ini menjadi kapal rumah sakit pertama buatan dalam negeri.
Oleh
IQBAL BASYARI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS – TNI Angkatan Laut menambah satu unit Kapal Bantu Rumah Sakit untuk berkontribusi dalam misi kemanusiaan penanganan kesehatan korban bencana alam. Kapal yang diproduksi oleh PT PAL Indonesia (Persero) ini menjadi kapal rumah sakit pertama buatan dalam negeri.
Kapal Bantu Rumah Sakit (BRS) dengan nomor pembangunan W000302 ini akan memperkuat jajaran kapal rumah sakit yang dimiliki TNI AL. Sebelumnya, TNI AL memiliki dua unit kapal rumah sakit, yakni KRI dr Soeharso-990 dan KRI Semarang-594.
Asisten Logistik Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Muda TNI Moelyanto saat first steel cutting kapal BRS di Dermaga Niaga PT PAL Indonesia, Surabaya, Selasa (9/7/2019) mengatakan, sebagai negara yang berada di jalur Cincin Api, Indonesia beberapa kali dilanda bencana. Bahkan yang terbaru terjadi gempa bumi di Maluku Utara dengan magnitude 7,1 pada Minggu malam.
Ini memberikan sinyalemen bahwa mau tidak mau, peran serta TNI AL untuk berkontribusi dalam operasi militer di misi kewarganegaraan tidak dapat dihindari
Beberapa bencana besar, seperti gempa bumi di Lombok serta gempa bumi dan tsunami di Palu menimbulkan korban jiwa dan luka-luka. Masalah kesehatan menjadi salah satu hal penting yang dibutuhkan oleh korban bencana karena fasilitas kesehatan di tempat bencana amat terbatas. Dalam kondisi itu, KRI dr Soeharso sudah terbukti memberikan solusi bagi korban bencana di bidang kesehatan.
“Ini memberikan sinyalemen bahwa mau tidak mau, peran serta TNI AL untuk berkontribusi dalam operasi militer di misi kewarganegaraan tidak dapat dihindari,” katanya.
Pengoperasian
Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Siwi Sukma Adji saat peresmian pengoperasian KRI Semarang-594, Senin (21/1/2019), mengatakan, Indonesia membutuhkan setidaknya tiga unit kapal BRS. Namun hingga saat ini, baru dua kapal yang difungsikan sebagai kapal BRS, yakni KRI dr Soeharso-990 dan KRI Semarang-594.
Kedua kapal tersebut merupakan kapal berjenis landing platform dock (LPD) yang kini berfungsi sebagai kapal BRS. KRI dr Soeharso-990 dibuat oleh para insinyur perkapalan dari Indonesia dan Korea di galangan Daesun Shipbuilding & Engineering Corp di Korea Selatan tiba di Indonesia pada 21 September 2003. Kapal yang sebelumnya bernama KRI Tanjung Dalpele-972 kemudian berubah fungsi menjadi kapal BRS pada 17 September 2018.
Sedangkan KRI Semarang-594 yang baru saja diluncurkan pada Januari 2019 ini pada awalnya dipesan oleh TNI AL sebagai kapal perang. Namun di masa pembangunan, TNI AL meminta PT PAL untuk menambah fungsi menjadi kapal BRS. Jika nantinya Indonesia sudah memiliki tiga kapal BRS, TNI AL berencana mengembalikan fungsi KRI Semarang sebagai LPD untuk operasi perang.
Kapal yang dibuat oleh PT PAL saat ini, kata Direktur Pembangunan Kapal PT PAL Turitan Indaryo, merupakan kapal BRS pertama yang dibuat oleh insinyur perkapalan dari Indonesia dan dibangun dan dalam negeri.
Pembangunan kapal ini akan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan untuk pemasangan alat-alat kesehatan
Berbeda dengan KRI Semarang yang dipasang sejumlah kontainer untuk fasilitas rumah sakit, kapal yang saat ini dibangun sejak awal didesain untuk kapal BRS sehingga fungsi sebagai rumah sakit terapung lebih dominan dan ruang yang digunakan permanen.
“Pembangunan kapal ini akan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan untuk pemasangan alat-alat kesehatan,” ujarnya.
Direktur Utama PT PAL Budiman Saleh mengatakan, kapal BRS ini memiliki sejumlah fasilitas, antara lain poliklinik, ruang gawat darurat, fasilitas operasi, dan ruang rawat inap. Pembangunan kapal yang menelan biaya Rp 764 miliar ditargetkan selesai pada 8 Oktober 2021.
Kapal ini mampu mengangkut personil hingga 651 orang dan bisa berlayar hingga 30 hari dengan kecepatan maksimal 18 knot. “Kapal ini bisa melakukan operasi sipil dan operasi bantu militer,” katanya.