CHICAGO, MINGGU - Meksiko mempertahankan dominasi mereka di ajang Piala Emas setelah menaklukkan Amerika Serikat 1-0 pada laga final yang berlangsung di Stadion Soldier Field, Chicago, AS, Senin (8/7/2019) pagi WIB. Tim berjuluk “El Tri” itu merupakan tim yang paling banyak merebut trofi Piala Emas, yaitu delapan trofi. AS baru mengoleksi enam trofi.
Meksiko tampil pada laga final ini dengan mengandalkan kekuatan lini pertahanan yang dimotori kiper Guillermo Ochoa. Ketika laga baru berjalan tujuh menit, AS setidaknya sudah punya dua peluang gol yang gagal dimanfaatkan. Tendangan pemain AS Christian Pulisic tepat mengenai Ochoa dan kemudian tendangan striker AS Jozy Altidore juga masih melenceng meski sudah berdiri bebas di depan Ochoa.
AS juga punya peluang emas pada babak kedua ketika Jordan Morris mampu menyundul bola tepat ke arah gawang Meksiko. Namun, pemain Meksiko Andres Guardado berdiri di posisi tepat untuk menahan bola tersebut dengan kepalanya.
Meksiko baru bisa mencetak gol pada menit ke-73 melalui tendangan Jonathan dos Santos. “Inilah tujuan kami datang ke sini. Kami berhasil memenangi laga ini dan tim bermain sangat spektakuler,” ujar Guardado.
Dalam turnamen yang diselenggarakan oleh Konfederasi Sepakbola Amerika Utara, Tengah, dan Karibia (Concacaf) untuk ke-15 kalinya ini, Meksiko sudah tampil perkasa selama fase penyisihan grup. Mereka memenangi ketiga laga fase penyisihan grup, mencetak 13 gol, dan hanya kebobolan tiga gol.
Namun, Meksiko sempat kesulitan saat menghadapi Kosta Rika pada babak perempat final. Mereka ditahan imbang Kosta Rika 1-1 pada waktu normal dan kemudian memenangi babak adu penalti yang berakhir dengan skor 5-4. “Saya sangat senang karena ini merupakan gelar juara pertama saya,” ujar pelatih Meksiko Gerardo “Tata” Martino.
Tata baru melatih Meksiko sejak Januari lalu untuk menggantikan pelatih lama, Juan Carlos Osorio. Ia membawa misi untuk membangun ulang El Tri pasca Piala Dunia Rusia 2018. Satu keuntungan Tata untuk menghadapi ajang Piala Emas adalah ia sebelumnya melatih tim Liga AS, Atalanta United. Dengan demikian, ia setidaknya sudah mengenal karakter sepak bola AS yang menjadi rival utamanya.
Mengurangi kegembiraan
Kemenangan Meksiko ini otomatis mengurangi kegembiraan AS yang baru saja menjuarai Piala Dunia Putri 2019 di Perancis. Tim putri AS mengalahkan Belanda 2-0 pada laga final yang berlangsung Minggu (7/7/2019) malam WIB. Jika tim putra AS juga memenangi Piala Emas, kegembiraan mereka akan terasa lebih lengkap.
Meski demikian, Pelatih AS Gregg Berhalter mengakui kehebatan Meksiko dan berusaha melupakan kekalahan itu. “Selama waktu normal 90 menit, Meksiko memang bermain lebih bagus. Saya rasa kami bermain kurang tenang,” katanya.
Sama seperti Meksiko, AS juga sudah tampil meyakinkan sejak awal turnamen. Mereka juga memenangi ketiga laga penyisihan grup, mencetak 11 gol, dan tanpa kebobolan. Mereka bahkan tidak sampai menjalani babak adu penalti selama bertarung di fase grup.
Kelemahan AS pun baru terekspos ketika bertemu Meksiko pada laga final dan akhirnya gagal mempertahankan gelar juara. Pada ajang Piala Emas 2017, AS menjadi tuan rumah dan menang 2-1 atas Jamaika pada laga final. Sementara Meksiko gugur pada babak semifinal setelah kalah 0-1 dari Jamaika.
AS dan Meksiko memang merupakan dua kekuatan besar di wilayah Concacaf. Sejak penyelenggaran Piala Emas pada tahun 1991, Meksiko dan AS selalu bergantian mengangkat trofi. Hanya ada satu tim lain yang pernah merasakan mengangkat trofi tersebut, yaitu Kanada yang meraih gelar juara pada tahun 2000. (AFP/REUTERS)