Memasuki awal masa panen, harga cengkeh di tingkat petani di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, semakin turun. Area panen yang meluas memicu produksi berlimpah di pasaran sehingga sebagian petani memilih menyimpan hasil panen untuk dijual setelah musim panen.
Oleh
MELATI MEWANGI
·3 menit baca
PURWAKARTA, KOMPAS — Memasuki awal masa panen, harga cengkeh di tingkat petani di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, semakin turun. Area panen yang meluas memicu produksi berlimpah di pasaran sehingga sebagian petani memilih menyimpan hasil panen untuk dijual setelah musim panen.
Kondisi tersebut dialami sejumlah petani cengkeh di Kecamatan Wanayasa, Kiarapedes, Bojong, dan Darangdan, Kabupaten Purwakarta. Harga cengkeh kering pada periode panen tahun lalu berkisar Rp 90.000-Rp 100.000 per kilogram. Adapun saat puncak panen raya harganya berkisar Rp 75.000-Rp 87.000 per kg. Namun, kini, harga cengkeh anjlok hingga Rp 56.000 per kg.
Komar (70), petani cengkeh di Desa Babakan, Kecamatan Wanayasa, Rabu (10/7/2019), mengaku menjual sebagian cengkeh kering miliknya kepada pengepul dengan harga Rp 56.000 per kg. Harga ini jauh lebih rendah dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu saat dia menjual seharga Rp 86.000 per kg.
Dari pohon-pohon cengkeh berusia 16 tahun itu, Komar mampu menghasilkan 40-60 kg cengkeh basah per hari. Adapun biaya produksinya Rp 2.500-Rp 3.000 per kg. Ongkos itu hanya untuk membayar upah buruh petik, belum termasuk biaya makan dan rokok.
Komar khawatir pada saat puncak panen raya, Agustus-September nanti, harga cengkeh semakin anjlok akibat melimpahnya produksi. Dia akhirnya lebih memilih menahan hasil panen saat harga masih rendah. ”Selama tidak ada kebutuhan mendesak, hasil panen cengkeh ini akan disimpan. Nanti saat musim panen selesai, baru saya jual,” ujarnya.
Selama tidak ada kebutuhan mendesak, hasil panen cengkeh ini akan disimpan. Nanti saat musim panen selesai, baru saya jual.
Doni (38), petani cengkeh di Desa Garokgek, Kecamatan Kiarapedes, mengkhawatirkan hal sama. Akibat rendahnya harga jual cengkeh, ia belum berani menjual hasil panen. Pada awal Juli, harga cengkeh kering berkisar Rp 58.000-Rp 60.000 per kg. ”Lebih baik saya simpan dulu. Nanti setelah harga lumayan tinggi, baru saya lepas,” ucapnya.
Berdasarkan data Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta, tercatat 1.838 hektar (ha) lahan perkebunan cengkeh tersebar di 17 kecamatan, antara lain Wanayasa, Kiarapedes, Bojong, dan Darangdan. Dari total luas lahan tersebut, terdapat 628 ha lahan yang belum menghasilkan serta 145 ha lahan dengan tanaman tua atau rusak.
Lahan cengkeh itu dimiliki 2.378 petani dengan produksi mencapai 486 ton per tahun dan produktivitas rata-rata 0,456 ton cengkeh kering per ha. Rata-rata harga jual pada 2018 Rp 90.000 per kg.
Menurut Kepala Seksi Budidaya Tanaman Hortikultura Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta Tatang Sopian, produksi cengkeh petani belum optimal akibat berbagai faktor, antara lain usia pohon yang masih muda, serangan jamur akar, dan banyaknya tanaman rusak.
Menurut Tatang, pihaknya berupaya meningkatkan produksi melalui sejumlah program, yaitu rehabilitasi dan intensifikasi tanaman cengkeh. Ratusan ribu bibit pohon cengkeh dan bantuan pupuk organik telah disalurkan kepada para petani di Purwakarta. ”Namun, upaya untuk membuat tanaman sehat tentu membutuhkan proses,” katanya.