Sakit Jantung dan Stroke, Dua Jemaah NTB Batal Berangkat
›
Sakit Jantung dan Stroke, Dua ...
Iklan
Sakit Jantung dan Stroke, Dua Jemaah NTB Batal Berangkat
Sedikitnya dua jemaah calon haji kelompok terbang atau kloter ke-4 asal Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, batal berangkat ke Tanah Suci karena menderita sakit. Mereka yaitu Sapiah Napsiah (67) yang menderita gangguan jantung dan Muhidin Sulaiman akibat penyakit stroke.
Oleh
KHAERUL ANWAR
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Sedikitnya dua jemaah calon haji kelompok terbang atau kloter ke-4 asal Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, batal berangkat ke Tanah Suci karena menderita sakit. Mereka yaitu Sapiah Napsiah (67) yang menderita gangguan jantung dan Muhidin Sulaiman akibat penyakit stroke.
”Sekarang Pak Napsiah dan Pak Muhidin dirujuk ke Rumah Sakit Umum Provinsi NTB,” ujar Sri Latifa, Kepala Seksi Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kanwil Kemenag NTB, Rabu (10/7/2019), di Mataram.
Seperti jemaah kloter sebelumnya, jemaah haji asal Lombok Barat juga menjalani pemeriksaan kesehatan oleh Tim Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Daerah NTB di Asrama Haji NTB, Mataram. Pemeriksaan di Asrama Haji NTB merupakan tahap terakhir dari tiga tahapan pemeriksaan kesehatan yang dimulai dari puskesmas. Tujuannya, antara lain, untuk mengetahui kelayakan jemaah yang bersangkutan ikut terbang.
”Sebelum dipastikan berangkat, para jemaah diperiksa kesehatannya selama 2 jam oleh tim kesehatan. Dari hasil pemeriksaan itu, dicari tahu apakah ada jemaah yang sakit atau yang hamil muda,” ujar Suherman, Kepala Subbagian Humas Kanwil Kemenag NTB.
Napsiah dan Muhidin merupakan bagian dari 450 jemaah haji serta lima petugas kloter asal Lombok Barat yang semestinya berangkat pada hari Kamis (11/7/2019), pukul 00.55 Wita. Setelah menginap semalam dan menjalani pemeriksaan kesehatan di Asrama Haji NTB, para jemaah kemudian dengan menggunakan bus menuju Embarkasi Lombok Bandara Internasional Lombok, lalu bertolak menuju Madinah, Arab Saudi.
Kepala Bidang Haji dan Umroh Kanwil Kemenag NTB Ali Fikri menjamin jemaah yang tertunda keberangkatannya pada tahun ini diprioritaskan berangkat pada musim haji tahun 2020. ”Jemaah haji yang karena berbagai alasan lalu tertunda keberangkatannya pada tahun ini mendapat prioritas untuk diberangkatkan pada tahun depan,” ujarnya.
Sejak kloter 1 hingga kloter 3 diberangkatkan dari embarkasi Lombok, terdapat beberapa jemaah yang sakit menjelang pemberangkatan. Misalnya, Kenuh bin Amaq Dameh (69), jemaah haji kloter 2 asal Lombok Tengah, mengalami gangguan jantung dan harus dirujuk ke Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) NTB. Selain itu, Jumlah binti Alimun (58), jemaah kloter 3 asal Kota Mataram, mengalami gangguan jantung dan pernapasan kemudian dirujuk ke RSUP NTB.
”Saat ini, kedua jemaah sudah keluar dari rumah sakit dan berada di Asrama Haji. Mereka masih menunggu seat kosong (pesawat) pada kloter lain untuk diberangkatkan ke Tanah Suci (Madinah) karena rombongannya berangkat duluan ke Madinah,” ujar Sri Latifa.
Beberapa gangguan kesehatan yang dialami para jemaah seperti jantung, hipertensi, radang lambung, kadar lemak darah tinggi, kolesterol tinggi, gangguan mata, diabetes, dan pilek/selesma.
Adapun Hasnah binti Lalu Nasruddin, jemaah kloter 3 asal Lombok Tengah, mengalami gangguan jiwa dan dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa Mataram. Hasnah ditunda keberangkatannya pada musim haji tahun 2020.
Sebelumnya, jemaah haji kloter 1 Lombok Timur, yaitu Emawati, warga Desa Sembalun Bumbung, diketahui hamil tujuh bulan dan Marhanah, warga Dusun Dasan Re, Desa Kalijaga, diketahui hamil di luar rahim. Pemberangkatan keduanya juga ditunda sampai musim haji tahun depan.
Berdasarkan pantauan Tim Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Daerah NTB, beberapa gangguan kesehatan yang dialami para jemaah seperti jantung, hipertensi, gastritis (radang lambung), hyperlipidemia (kadar lemak darah tinggi), hipercholestromia, (kolesterol tinggi), presbyopia (gangguan mata), diabetes, dan common cold (pilek/selesma).