Hubungan Pendek Arus Listrik Penyebab Kebakaran Gang Santai
›
Hubungan Pendek Arus Listrik...
Iklan
Hubungan Pendek Arus Listrik Penyebab Kebakaran Gang Santai
Kebakaran besar yang terjadi di Gang Santai, Kelurahan Ogan Baru, Kecamatan Kertapati, Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (10/7/2019) disebabkan oleh korsleting atau hubungan pendek listrik di salah satu rumah warga. Angin yang kencang dan sulitnya jalan masuk ke area kebakaran menjadi penyebab api terus membesar. Bantuan terus berdatangan, tanggap bencana kebakaran akan diterapkan sampai tujuh hari ke depan.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Kebakaran besar yang terjadi di Gang Santai, Kelurahan Ogan Baru, Kecamatan Kertapati, Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (10/7/2019), disebabkan korsleting atau hubungan pendek arus listrik di salah satu rumah warga. Angin yang kencang dan sulitnya jalan masuk ke area kebakaran menjadi penyebab api terus membesar. Bantuan terus berdatangan, tanggap bencana kebakaran akan diterapkan sampai tujuh hari ke depan.
Kepala Kepolisian Sektor Kertapati, Ajun Komisaris Polin Eterna Agustinus Pakpahan, Kamis (11/7/2019), saat mengunjungi korban kebakaran menerangkan, setelah tim Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Cabang Palembang mengadakan penyelidikan, dugaan sementara kebakaran disebabkan hubungan pendek arus listrik di salah satu rumah warga. ”Namun hingga saat ini, penyelidikan masih berlangsung, tim membawa sejumlah sampel,” katanya.
Berdasarkan penuturan warga, kebakaran mulai terjadi sekitar pukul 10.00 WIB dan selesai pukul 13.30 WIB. Setelah kebakaran selesai, tim dari Puslatbfor langsung terjun ke lapangan untuk mengumpulkan barang bukti.
Namun hingga saat ini, penyelidikan masih berlangsung, tim membawa sejumlah sampel.
Polin menerangkan, kebakaran terus meluas lantaran sebagian besar rumah warga merupakan rumah panggung yang terbuat dari kayu. Hal ini diperparah dengan embusan angin yang cukup kencang.
Di sisi lain, akses masuk ke rumah warga sangat terbatas sehingga menyulitkan mobil pemadam masuk ke titik kebakaran. Beruntung ada bantuan kapal dari dua perusahaan yang beroperasi di sekitar lokasi kebakaran sehingga pemadaman bisa dilakukan dari sisi sungai. ”Dampak kebakaran dapat diminimalisasi karena rumah yang berada dekat sungai sudah dibasahi sehingga api tidak merambat,” kata Polin.
Tingkat kementerian
Kepala Dinas Sosial Provinsi Sumatera Selatan, Rosyidin Hasan mengatakan, setelah pendataan di lapangan, jumlah rumah yang terbakar mencapai 113 rumah yang dihuni 136 keluarga dengan jumlah jiwa mencapai 548 orang. Dampak rumah yang terbakar lebih dari 50 unit rumah, maka masuk skala kebakaran sehingga dapat ditangani Kementerian Sosial.
Untuk itu, ungkap Rosyidin, pihaknya sudah meminta bantuan kepada kementerian agar mengadakan sejumlah bantuan terutama beras. ”Cadangan beras untuk bencana di Sumsel sudah menipis,” katanya.
Untuk itu, pihaknya berkoordinasi dengan Bulog Devisi Regional Sumsel Babel untuk meminta penyaluran cadangan beras pemerintah (CBP) hingga 10 ton. Tujuh ton untuk kebutuhan korban bencana kebakaran, sisanya untuk cadangan. ”Bantuan beras ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan korban kebakaran hingga satu bulan ke depan,” katanya.
Rosyidin mengatakan, walau bantuan terus berdatangan, pihaknya tidak membangun posko pengungsian karena sebagian besar korban akan menginap di rumah keluarga terdekatnya. Saat ini, selain bahan pangan dan sandang, ucap Rosyidin, korban juga membutuhkan bantuan bahan bangunan untuk mendirikan kembali rumahnya yang telah terbakar.
Tidak ada yang bersisa, namun kami bersyukur semua anggota keluarganya selamat.
Hal ini diamini salah satu korban Seramah (45) yang membutuhkan bahan bangunan untuk membangun kembali rumahnya yang ludes terbakar. Dirinya dan keluarga memilih tidur di sisa rumahnya yang masih ada dengan beratapkan terpal. ”Tidak ada yang bersisa, tetapi kami bersyukur semua anggota keluarganya selamat,” katanya.
Selain itu, pihaknya juga sangat membutuhkan air bersih karena sejak terbakar, pasokan air bersih dan listrik sangat terbatas. Pantauan Kompas, ada warga yang masih mengumpulkan barang yang masih bisa diselamatkan dari puing-puing rumah yang telah terbakar. Bahkan, masih ada asap yang mengepul di antara puing tersebut.
Camat Kertapati Dwi Yudiansyah menerangkan, ini merupakan salah satu kantong permukiman kumuh yang ada di Palembang. Kawasan yang terbakar merupakan permukiman padat penduduk sehingga jarak antarsatu rumah dengan yang lain sangat dekat. Sebagian besar warga bekerja sebagai buruh, petani, pedagang, dan perajin anyaman.
Sebelumnya, kebakaran hebat juga pernah terjadi di sekitar kawasan ini tepatnya tahun 2007. Untuk itu, bantuan dari semua pihak sangat diharapkan. ”Semua jenis bantuan akan sangat berarti bagi korban,” ungkap Dwi.