Karya Rudy Badil Menjadi Warisan yang Menginspirasi
›
Karya Rudy Badil Menjadi...
Iklan
Karya Rudy Badil Menjadi Warisan yang Menginspirasi
Nama Rudy David Badil populer di kalangan wartawan. Karya-karyanya selama menjadi wartawan harian Kompas menginspirasi banyak orang, tidak terkecuali anaknya, Banu Adikara.
Oleh
Ayu Pratiwi
·2 menit baca
Nama Rudy David Badil populer di kalangan wartawan. Karya-karyanya selama menjadi wartawan harian Kompas menginspirasi banyak orang, tidak terkecuali anaknya, Banu Adikara. Kegairahannya pada jurnalisme menjadi warisan berharga bagi keluarga dan orang-orang yang pernah mengenalnya.
Warisan inilah yang diharapkan menjadi teladan meskipun dia telah meninggal pada Kamis (11/7/2019) pukul 07.13 di usia 73 tahun. ”Passion menjadi wartawan ketanem karena saya suka lihat beliau jalan-jalan gratis. Ke mana-mana dibayarin. Beliau juga mendidik saya untuk menulis. Akhirnya, saya ikut jadi wartawan,” tutur Banu, yang kini bekerja sebagai editor di Jawapos.com.
Banu merasa kehilangan sosok ayahnya. Salah satu karya jurnalis Badil yang paling diingat Banu adalah tulisan feature mengenai Piala Dunia 2002 di Jepang dan Korea Selatan. Saat itu, Badil mengisahkan budaya kedua negara tersebut.
”Tulisannya sangat indah dan menggelitik. Saya banyak meniru gaya tulisannya ketika menulis feature,” ujar Banu saat ditemui di Rumah Duka Rumah Sakit Dharmais, Jakarta.
Selain menulis berita, Banu juga terdorong untuk menulis buku. ”Bapak saya bilang, wartawan itu baru ada karyanya kalau dia bikin buku. Itu yang mendorong saya untuk terus menulis,” lanjutnya.
Pernikahan
Sama seperti ayahnya yang menikah dengan seorang wartawan, Banu juga akan menikah dengan Agnes Anya, wartawan dari Jakarta Post, bulan depan. Ia menyayangkan ayahnya tidak sempat hadir pada perayaan itu.
Tadinya, ia berniat mempercepat tanggal pernikahannya pada Jumat ini dan menggelarnya di rumah sakit. ”Namun, Yang di Atas berkehendak lain,” ujarnya.
Badil dikabarkan kehilangan kesadaran saat berada di kamar mandi rumahnya pada Senin (8/7/2019) pagi. Pintu kamar mandi terkunci sehingga pintu dipaksa dibuka istrinya dengan bantuan petugas satpam. Badil langsung dibawa ke Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro Jaya, lalu Rumah Sakit Hermina Depok.
Pada Kamis pukul 07.00, rumah sakit menghubungi keluarga karena kondisi Badil yang kritis. Beberapa menit kemudian, ia meninggal. ”Beliau ada riwayat stroke pada 2002 dan 2010. Dugaan kami sementara, beliau jatuh saat di kamar mandi karena ada pembuluh darah yang pecah,” ujar Banu.
Jenazah Badil akan dimakamkan pada Sabtu, 13 Juli 2019. Lokasi pemakaman yang saat ini sedang dalam proses negosiasi adalah di Tanah Kusir.