LABUAN BAJO, KOMPAS Pemerintah menyiapkan desain besar pengembangan kawasan wisata strategis Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Tak hanya mengintegrasikan destinasi wisata dan sarana penunjang, pelestarian lingkungan juga menjadi pertimbangan dalam pengembangan wisata di Labuan Bajo.
Untuk menyusun desain besar itu, Presiden Joko Widodo meninjau Labuan Bajo, Rabu-Kamis (10-11/7/2019). Kemarin, Presiden Jokowi melihat kondisi Pulau Rinca, salah satu pulau di kawasan Taman Nasional Komodo, yang juga menjadi habitat komodo. Goa Batu Cermin, destinasi wisata lainnya, juga dikunjungi. Selain itu, terminal penumpang dan terminal kargo di Pelabuhan Philemon.
”Kami akan buatkan desain besar, rancangan besar pariwisata Labuan Bajo. Rancangan besar ini yang sebentar lagi kami buatkan rapat terbatas sehingga grand design-nya betul-betul sambung semuanya,” kata Jokowi, didampingi Mensesneg Pratikno, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Gubernur NTT Viktor Laiskodat.
Desain besar itu juga dibuat agar pembenahan dan pembangunan sarana penunjang bisa dikerjakan secara menyeluruh. Pemerintah cukup mengalokasikan anggaran sekali dalam jumlah besar untuk pembangunan semua sarana penunjang.
Viktor menegaskan, komodo tetap menjadi andalan pariwisata di Labuan Bajo. ”Jualan kita tetap komodo karena daya tarik itu tetap ada komodo,” katanya.
Kepala Balai Taman Nasional Komodo Lukita Awang N memaparkan, saat ini jumlah komodo di Taman Nasional Pulau Komodo sekitar 2.800 ekor. Sebanyak 1.040 komodo hidup di Pulau Rinca. Sebanyak 1.700 lainnya hidup di Pulau Komodo, sisanya tersebar di Pulau Padar, Nusa Kode, dan Gili Motang.
Meski kunjungan wisatawan terus digenjot, permasalahan kelestarian lingkungan tetap menjadi perhatian. Pemerintah tidak ingin lingkungan, khususnya Taman Nasional Komodo yang menjadi lokasi konservasi komodo, rusak karena pariwisata.
”Dalam desain besar itu akan ditentukan, (destinasi) mana yang untuk wisata, mana yang konservasi. Juga mana yang diberi kuota, mana yang tidak,” kata Presiden. Balai TN Komodo diminta menghitung daya dukung lingkungan agar kelestarian flora dan fauna terjaga. (NTA)