Amien Rais: Kubu Prabowo Lebih Baik Tetap Jadi Oposisi
›
Amien Rais: Kubu Prabowo Lebih...
Iklan
Amien Rais: Kubu Prabowo Lebih Baik Tetap Jadi Oposisi
Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais menyatakan, jajaran partai politik yang berada di kubu Prabowo Subianto sebaiknya tetap memosisikan diri sebagai partai oposisi untuk mengontrol pemerintah. Ini juga untuk memelihara demokrasi.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SLEMAN, KOMPAS — Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional Amien Rais menyatakan, jajaran partai politik yang berada di kubu Prabowo Subianto sebaiknya tetap memosisikan diri sebagai partai oposisi. Ia menilai, tindakan tersebut penting agar kontrol terhadap pemerintah tetap berjalan.
”Sebaiknya memang kita di luar. Jadi sangat indah kalau kubu Prabowo itu di luar (pemerintah). Ini juga terhormat untuk mengawasi lima tahun mendatang,” ujar Amien, di rumahnya, di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (13/7/2019).
Amien menyampaikan hal tersebut seusai bertemu dengan sejumlah elite politik Dewan Pimpinan Wilayah Partai Amanat Nasional (DPW PAN) Jawa Tengah. Para elite itu antara lain Sekretaris DPW PAN Jateng Umar Hasyim, Ketua Majelis Pertimbangan Partai DPW PAN Jateng Agna Susila, dan pengurus DPW PAN Jateng lainnya.
Amien menuturkan, demokrasi tidak akan berjalan dengan baik jika semua partai politik merapat ke kubu Joko Widodo sebagai pemenang Pemilihan Presiden 2019. Menurut dia, pihak pemerintah bisa jadi tidak ada yang mengkritisi mengingat semua partai politik berada pada satu kubu saja.
”Kalau pada bergabung, nanti suara DPR sama dengan suara eksekutif. Itu sama saja dengan kematian demokrasi,” ujar Amien.
Kalau pada bergabung, nanti suara DPR sama dengan suara eksekutif. Itu sama saja dengan kematian demokrasi.
Terkait pertemuan antara Joko Widodo dan Prabowo Subianto yang berlangsung Sabtu pagi, Amien menyatakan belum bisa mengomentari. Ia harus mendengarkan langsung dari Prabowo tentang isi perbincangan pertemuan tersebut.
”Saya akan tanya dulu. Apa betul pertemuan itu sudah membahas rekonsiliasi dan lain-lain,” katanya.
Amien menyebutkan, pihaknya mendapatkan surat dari Prabowo yang dikirim ke rumahnya di Jakarta, Sabtu pagi. Surat itu belum dibacanya. Ia menduga surat itu berisi rencana pertemuan antara Prabowo dan Joko Widodo.
”Saya hanya akan memberikan pernyataan setelah membaca surat Pak Prabowo kepada saya,” ujar Amien.
Ia juga menyampaikan, dirinya terkejut dengan pertemuan di antara kedua tokoh politik tersebut. Ia belum mendapatkan informasi terkait rencana pertemuan itu sebelumnya.
Negarawan
Secara terpisah, melalui rekaman video, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyatakan, pertemuan antara Joko Widodo dan Prabowo Subianto merupakan hal positif dalam kehidupan kebangsaan. Kedua tokoh tersebut menunjukkan kapasitasnya sebagai negarawan. Kontestasi nyatanya tidak menyebabkan keretakan yang terus dirawat.
”Pertemuan ini akan merekatkan kembali suasana kehidupan kebangsaan menjadi lebih bersatu,” kata Haedar.
Ia menambahkan, pertemuan kedua tokoh tersebut menguatkan kohesi sosial. Longgarnya hubungan sosial di tengah masyarakat akibat perbedaan preferensi politik diakhiri lewat pertemuan itu. Secara simbolik, pertemuan yang dilakukan di MRT itu juga menunjukkan bangsa ini harus tetap melangkah maju.
”Setelah pemilu selesai dengan segala dinamikanya, kita harus move on dan melangkah ke depan agar kehidupan kebangsaan kita ini betul-betul dihadapkan pada keinginan bersama membangun bangsa dan negara,” tutur Haedar.