Terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2019 yang memberikan insentif bagi dunia usaha yang terlibat dalam pendidikan vokasi dan kegiatan riset serta inovasi diharapkan mendorong pengembangan sekolah menengah kejuruan.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·3 menit baca
SLEMAN, KOMPAS — Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berharap dunia usaha terus meningkatkan perannya dalam pengembangan sekolah menengah kejuruan (SMK). Apalagi, pemerintah baru mengesahkan aturan pemberian insentif untuk perusahaan yang membantu pengembangan sumber daya manusia di institusi pendidikan, termasuk SMK.
”Dengan terbitnya peraturan tentang perpajakan, harapan kami, dunia usaha dan dunia industri semakin giat untuk membangun dan mengembangkan SMK secara utuh,” kata Direktur Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Bakrun dalam penutupan Lomba Kompetensi Siswa SMK 2019, Jumat (21/7/2019) malam, di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Pada akhir Juni 2019, Presiden Joko Widodo menandatangani Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas PP No 94/2010 tentang Penghitungan Penghasilan Kena Pajak dan Pelunasan Pajak Penghasilan dalam Tahun Berjalan. Aturan itu memuat dua jenis insentif super deduction tax untuk pendidikan vokasi dan untuk kegiatan riset serta inovasi.
Pasal 29B PP No 45/2019 menyatakan, badan usaha dalam negeri yang menyelenggarakan kegiatan praktik kerja, pemagangan, dan pembelajaran untuk pengembangan sumber daya manusia (SDM) akan mendapatkan insentif pajak. Praktik kerja dan pemagangan itu antara lain bisa melibatkan siswa, pendidik, dan tenaga kependidikan di SMK dan madrasah aliyah kejuruan.
Sementara itu, wujud insentif untuk perusahaan yang melakukan pengembangan SDM di antaranya pengurangan Pajak Penghasilan (PPh) paling tinggi 200 persen dari jumlah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan praktik kerja, pemagangan, dan pembelajaran.
Bakrun mengatakan, ke depan, dunia usaha dan industri diharapkan makin berperan dalam mengembangkan kualitas SDM di SMK. Dengan begitu, para lulusan SMK di Indonesia diharapkan benar-benar memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja dari dunia usaha dan industri. ”Kami berharap dunia usaha dan dunia industri bisa terus membantu,” katanya.
Di sisi lain, Bakrun mengatakan, Kemdikbud juga terus menyesuaikan proses pendidikan di SMK agar sesuai dengan kebutuhan industri. Salah satu upaya untuk penyesuaian itu adalah memperbanyak pendidikan karakter untuk siswa-siswi SMK.
”Pembinaan karakter menjadi fokus Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan karena kami menyerap aspirasi dari dunia usaha dan industri yang menyebut perlu ditingkatkan karakter kerja dari anak-anak lulusan SMK,” ujarnya.
Lomba kompetensi
Selama ini, dunia usaha dan industri sebenarnya telah memberi banyak dukungan dalam pengembangan dan peningkatan kualitas SDM di SMK. Bakrun mencontohkan, dalam penyelenggaraan Lomba Kompetensi Siswa SMK 2019, dunia usaha dan industri telah banyak memberikan dukungan, baik dalam hal SDM, peralatan, bahan lomba, maupun hadiah tambahan.
”Kegiatan Lomba Kompetensi Siswa Tahun 2019 ini disambut baik oleh masyarakat dunia usaha maupun dunia industri,” tuturnya.
Lomba Kompetensi Siswa SMK 2019 diikuti oleh 759 siswa SMK dari 34 provinsi di Indonesia. Acara yang berlangsung pada 9-12 Juli di DIY itu melombakan 32 jenis bidang lomba.
Menurut Bakrun, dari 32 bidang yang dilombakan, ada 2 bidang lomba yang bisa diikuti oleh perwakilan dari 34 provinsi sekaligus, yakni bidang administrasi sistem jaringan teknologi informasi serta bidang instalasi listrik. ”Semoga tahun depan semua provinsi bisa mengikuti semua bidang yang dilombakan,” katanya.
Sekretaris Daerah DIY Gatot Saptadi mengatakan, Lomba Kompetensi Siswa SMK diharapkan menghasilkan SDM yang tangguh, berkarakter, dan memiliki daya saing global. Kepada para peserta lomba itu, Gatot juga mengingatkan, tantangan pada era global seperti sekarang akan makin ketat sehingga para siswa tersebut harus terus mengembangkan diri dan memperkaya wawasan.
”Lomba ini hendaknya menjadi salah satu sarana pendidikan untuk bisa memacu kreativitas dan mengasah keterampilan serta meningkatkan semangat kompetensi di kalangan anak didik,” ujar Gatot.