PALEMBANG, KOMPAS - Angka kemiskinan di Sumsel per Maret 2019 sebesar 12,71 persen atau turun 0,11 persen dari September 2018 yakni 12,82 persen. Penurunan yang sangat tipis ini dipengaruhi oleh belum membaiknya harga komoditas. Perlu ada langkah yang terintegrasi dari semua instansi agar program pengentasan kemiskinan bisa lebih tepat sasaran.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumsel Endang Tri Wahyu Ningsih, Senin (15/7/2019) menerangkan, jumlah penduduk miskin di Sumsel per Maret 2019 mencapai 1.073.740 orang berkurang 2.660 orang dibanding September 2018 sebanyak 1.076.400 orang. Penduduk miskin lebih banyak terdapat di pedesaan dengan persentasi penduduk miskin 13,02 persen, sedangkan di kota sebesar 12,19 persen.
Endang mengatakan, masih banyaknya penduduk miskin di pedesaan dikarenakan mereka masih terpaku pada komoditas pertanian yang saat ini harganya belum stabil seperti karet dan kelapa sawit. Sebenarnya, terjadi peningkatan upah buruh tani dari semula Rp 1,39 juta per bulan pada September 2018, menjadi Rp 1,69 juta per bulan pada tahun Maret 2019.
Petani bisa menanam komoditas hortikultura yang tentu akan lebih menguntungkan. Mekanisme ini bisa dilakukan dengan sistem tumpang sari
Namun pendapatan tersebut tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan petani yang rata-rata sekitar Rp 2 juta per keluarga. Satu keluarga biasanya diisi oleh lima sampai enam orang. Kebutuhan hidup per orang sekitar Rp 400.000 per bulan. Dengan pengeluaran yang sedemikian besar, tentu pendapatan yang diperoleh oleh petani belum cukup.
Untuk itu, ungkap Endang, diperlukan upaya pendampingan oleh sejumlah instansi terkait untuk memperbaiki taraf hidup para petani di desa misalnya dengan melakukan diversifikasi usaha, yakni tidak hanya menanam komoditas ekspor yang harganya belum stabil namun juga menanam sejumlah komoditas pangan yang harganya sedang baik.
“Petani bisa menanam komoditas hortikultura yang tentu akan lebih menguntungkan. Mekanisme ini bisa dilakukan dengan sistem tumpang sari,” katanya.
Berbeda dengan kehidupan masyarakat di perkotaan yang lebih baik karena lebih banyak kesempatan kerja. BPS mencatat, pendapatan buruh konstruksi di perkotaan mengalami peningkatan dari semula 2,1 juta pada Februari 2019 menjadi 2,2 juta per Februari 2019. “Itulah sebabnnya untuk pengentasan kemisikinan lebih baik diarahkan ke pedesaan,” kata Endang.
Terkait komoditas yang berperan terhadap garis kemiskinan masih didominasi komoditas makanan yakni sebesar 74,56 persen. Adapun peranan komoditas non makanan hanya menyumbang 25,44 persen terhadap garis kemiskinan. Untuk komoditas makanan yang paling berperan adalah beras, telur ayam ras, daging ayam, mie instan. Adapun untuk yang bukan makanan adalah perumahan, listrik, bensin, dan pendidikan.
Pendapatan petani
Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perdagangan Sumatera Selatan Achmad Mirza mengungkapkan, masih rendahnya pendapatan petani di pedesaan tidak lepas dari harga karet dan sawit yang belum stabil. Harga karet di atas kapal masih 1,5 dolar AS per kg. Dari jumlah tersebut, petani hanya mendapatkan Rp 7.000 - Rp 8.000 per kg.
Padahal harga ideal harus sama dengan harga beras yakni Rp 12.000 per kg. Kondisi ini tentu berbeda dengan kondisi tahun 2019 dimana harga karet di atas kapal bisa mencapai 3 dolar AS per kg dan petani bisa mendapatkan harga hingga Rp 16.000 per kg.
Untuk itu, dibutuhkan upaya maksimal agar petani mendapatkan pendapatan yang lebih baik termasuk mengolah karet menjadi bahan setengah jad
Untuk itu, ke depan, yang paling utama adalah untuk mengubah pola pikir para petani untuk tidak hanya menjual karet dalam bentuk mentah tetapi dalam bentuk setengah jadi. Hal ini tentu dibutuhkan peranan dari para investor. Selain itu, memperluas pasar juga menjadi upaya lain agar harga karet di pasar dunia bisa membaik.
Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Dinas Perkebunan Sumsel Rudi Arpian menambahkan, selain harga karet yang tidak stabil, petani juga dihadapkan pada musim gugur daun. Alhasil, produktifitas tanaman karet pun menurun.
“Untuk itu, dibutuhkan upaya maksimal agar petani mendapatkan pendapatan yang lebih baik termasuk mengolah karet menjadi bahan setengah jadi,” ucapnya.