Kepala BNN Komisaris Jenderal Heru Winarko memusnahkan 52,4 kilogram sabu di Banda Aceh, Senin (15/7/2019). Aceh telah menjadi terminal penyelundupan narkoba jenis sabu dan ekstasi, sedangkan beberapa kabupatennya penghasil ganja.
Oleh
ZULKARNAINI
·2 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS — Kepala Badan Narkotika Nasional Komisaris Jenderal Heru Winarko memusnahkan narkotika jenis sabu sebanyak 52,4 kilogram di Banda Aceh, Aceh, Senin (15/7/2019). Narkotika yang dimusnahkan merupakan penindakan yang dilakukan BNN di beberapa daerah, yakni Aceh, Riau, dan Depok, Jawa Barat.
Selain sabu, dimusnahkan juga 338 kilogram ganja dan 22.766 butir ekstasi. Narkotika itu dimusnahkan dengan cara dibakar menggunakan mesin insinerator.
”Untuk melawan penyalahgunaan narkoba membutuhkan energi besar. Terutama masyarakatnya harus terlibat penuh melawan narkotika,” kata Heru.
Heru mengatakan, saat ini Aceh menjadi terminal penyelundupan narkoba, terutama jenis sabu dan ekstasi. Dua jenis narkoba dikirim oleh bandar di Malaysia dan masuk ke Aceh lewat laut. Setelah tiba di Aceh, narkoba diedarkan ke sejumlah provinsi lain.
Aceh menjadi terminal penyelundupan narkoba, terutama jenis sabu dan ekstasi.
Khusus narkoba jenis ganja dihasilkan di Aceh, seperti di Kabupaten Aceh Besar, Gayo Lues, dan Bireuen. Kepolisian dan BNN kerap menemukan ladang ganja di daerah itu, yang kemudian dimusnahkan.
Heru menuturkan, peran aktif masyarakat sangat penting dalam membatasi peredaran narkoba. Sebab, warga paling mengetahui kondisi lingkungannya. ”Desa harus aktif. Kalau melihat ada warga yang hartanya melimpah, tetapi tidak bekerja, itu harus dicurigai,” katanya.
Kalau melihat ada warga yang hartanya melimpah, tetapi tidak bekerja, itu harus dicurigai.
Heru mengatakan, pencucian uang narkoba marak dilakukan oleh bandar atau mafia narkoba. Dalam penindakan kasus narkoba, lanjutnya, harta hasil uang narkoba akan disita penegak hukum.
Kepala BNN Aceh Faisal Abdul Naser mengatakan, tantangan memberantas narkoba semakin besar sebab kini narkoba menjamah hingga ke desa-desa. Selain itu, narkoba juga menyasar semua golongan warga, mulai dari anak muda, perempuan, remaja, hingga dewasa. Dari segi latar belakang, pengguna narkoba juga sangat beragam, mulai dari petani, pegawai, aparat, hingga mahasiswa.
Faisal mengatakan, generasi muda Aceh berada dalam ancaman narkoba. Oleh sebab itu, ia mengajak semua pihak untuk bersatu melawan narkoba.