Indonesia Membangun Sistem Logistik dan Pemasaran Skala Besar
›
Indonesia Membangun Sistem...
Iklan
Indonesia Membangun Sistem Logistik dan Pemasaran Skala Besar
Indonesia segera memiliki sistem logistik dan pemasaran pangan skala besar yang terintegrasi seperti di Jepang dan Dubai. Kementerian Pertanian telah bermitra dengan swasta membangun sistem tersebut untuk pasar di dalam negeri maupun di luar negeri, demi memacu kinerja ekspor serta meningkatkan kesejahteraan petani.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS - Indonesia segera memiliki sistem logistik dan pemasaran pangan skala besar yang terintegrasi seperti di Jepang dan Dubai. Kementerian Pertanian telah bermitra dengan swasta membangun sistem tersebut untuk pasar di dalam negeri maupun di luar negeri, demi memacu kinerja ekspor serta meningkatkan kesejahteraan petani.
Pembangunan sistem logistik (werehouse) dan pemasaran (wholesale) yang terintegrasi ini untuk produk hortikultura. Fasilitasnya beragam mulai dari penanganan produk pascapanen, penyortiran, pengolahan, pengemasan, hingga fasilitas penyimpanan atau coldstorage.
“Untuk fasilitas penyimpanan kapasitas minimalnya 10.000 ton. Sistem logistik ini akan dibangun di kota besar – kota besar yang didukung infrastruktur seperti jalan, pelabuhan laut, bandara, dan kereta api,” ujar Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, Suwandi di Sidoarjo, Jatim, Senin (15/7/2019).
Suwandi menyampaikan hal itu saat pertemuan koordinasi pemasaran produk hortikultura dengan tema Sinergi Membangun Pasar Ekspor Produk Hortikultura Berdaya Saing Global. Acara dihadiri petani hortikultura, pelaku usaha, eksportir, dan pihak-pihak terkait seperti Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya.
Untuk fasilitas penyimpanan kapasitas minimalnya 10.000 ton. Sistem logistik ini akan dibangun di kota besar – kota besar yang didukung infrastruktur seperti jalan, pelabuhan laut, bandara, dan kereta api
Menurut Suwandi, sistem logistik dan pemasaran akan dibangun antaralain di Surabaya, Semarang, Medan, dan Banjarmasin. Fungsinya menjembatani antara petani, dengan pengusaha dan eksportir.
Harapannya memangkas rantai pasok dan distribusi produk agar petani mendapatkan harga jual keekonomian. Pengusaha dan eksportir mendapatkan barang berkualitas dan segar yang mampu meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar mancanegara.
Selain di dalam negeri, pemerintah dan investor juga akan membangun sistem logistik dan pemasaran pangan skala besar di luar negeri seperti Singapura, Hongkong, Malaysia, dan Cina untuk memasarkan produk-produk hortikultura yang beragam seperti buah, sayur, benih, dan tanaman hias. Mereka tidak akan menunggu pembeli datang melainkan lebih aktif memasarkan.
“Selama ini pemasaran produk hortikultura di luar negeri dilakukan sendiri-sendiri. Misalnya satu eksportir hanya satu komoditas. Bahkan satu negara hanya satu komoditas,” ucap Suwandi.
Mempermudah izin
Kementan membantu mempermudah perizinan dan registrasi kebun. Selain itu membantu alat untuk sortasi, pengemasan produk, dan fasilitas lain seperti penyediaan benih berkualitas. Badan Karantina Pertanian diminta melakukan terobosan untuk mempercepat pelayanan pengurusan dokumen karantina.
Suwandi menambahkan Surabaya akan menjadi proyek percontohan sistem logistik karena fasilitasnya paling siap bahkan sudah jadi. Ada dua lokasi yakni di Puspo Agro (milik Pemerintah Provinsi Jatim yang dikelola BUMD) dengan kapasitas penyimpangan berpendingin (coldstorage) 150 ton dan di Suncity Biz yang dikelola oleh swasta.
Nantinya ada kemudahan pelayanan perizinan karena pemeriksaan karantina akan dilakukan di gudang sehingga mempercepat waktu pengangkutan dengan kapal maupun kargo udara
Pemilik Suncity Biz, Junaidi mengatakan kapasitas coldstorage ditempatnya mencapai 8.000 ton. Fasilitas penyimpanan itu mampu menampung aneka produk hortikultura dari berbagai kabupaten dan kota di Jatim bahkan beberapa daerah di wilayah timur Indonesia.
“Nantinya ada kemudahan pelayanan perizinan karena pemeriksaan karantina akan dilakukan di gudang sehingga mempercepat waktu pengangkutan dengan kapal maupun kargo udara,” kata Junaidi.
Dirut Puspo Agro Abdullah Muchibudin juga menyambut baik upaya membangun pasar sentra hortikultura. Fasilitas di tempatnya siap bahkan tersedia lahan seluas 50 hektar yang dilengkapi dengan fasilitas perbankan. Adapun untuk pergudangan disediakan fasilitas penyimpanan kering dan basah (coldstorage) dengan kapasitas 150 ton.