SEMARANG, KOMPAS Setelah satu crane roboh akibat tertabrak kapal MV Soul of Luck pada Minggu (14/7/2019) sore, PT Pelindo III berupaya agar aktivitas bongkar muat di Terminal Petikemas Semarang, Jawa Tengah, tetap normal. Enam crane tersisa dioptimalkan.
MV Soul of Luck, kapal berbendera Panama, menabrak crane kontainer saat hendak bersandar. Akibatnya, crane roboh dan menimpa tiga truk yang berada di bawahnya. Dari pantauan, hingga Senin, crane tersebut belum dievakuasi.
Direktur Utama PT Pelindo III Doso Agung pada konferensi pers di Semarang, Senin (15/7), mengatakan, aktivitas bongkar muat terhenti selama tiga jam setelah kejadian. Setelah itu, aktivitas bongkar muat kembali pulih dan dipastikan tak ada penundaan.
Menurut Doso, langkah pertama yang dilakukan PT Pelindo III adalah mengevakuasi crane yang roboh. ”Kami membutuhkan waktu lima hari untuk melakukan pembersihan crane yang roboh. Ada enam crane yang masih berfungsi dan kami segera melakukan relokasi untuk memastikan pelayanan,” katanya.
Dengan relokasi tersebut, satu crane yang sebelumnya berada lebih utara akan menempati tempat crane yang roboh. Dengan posisi tersebut, aktivitas bongkar muat kontainer di Terminal Petikemas Semarang (TPKS) akan lebih lancar sehingga kemungkinan terlambat dapat ditekan.
Robohnya satu crane tersebut membuat kecepatan aktivitas bongkar muat di TPKS berkurang 5-10 persen selama dua minggu ke depan. ”Namun, kami pastikan pelayanan berjalan. Jika sebelumnya aktivitas pergerakan 30 kontainer per jam, kini sekitar 24 kontainer per jam. Di TPKS, 90 persen untuk keperluan ekspor-impor,” katanya.
Selain relokasi, PT Pelindo III juga menyiapkan strategi agar operasional bongkar muat berlangsung normal, di antaranya dengan menambah jam operasional. Dalam dua pekan ke depan, kecepatan bongkar muat diharapkan kembali normal.
Murni kecelakaan
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Tanjung Emas Semarang Ahmad Wahid menuturkan, berdasarkan klarifikasi yang telah dilakukan kepada nakhoda, kepala kamar mesin, dan kru kapal lainnya, tak ada masalah di buku catatan (logbook).
Dari data yang dihimpun, tak ditemukan unsur kesengajaan ataupun kelalaian yang membuat kapal itu menabrak crane. ”Begitu mendekati dermaga, terjadi ketidaknormalan. Kapal sudah diarahkan berhenti, tetapi mesin jalan terus. Ada gangguan pada mesin penggerak kapal,” kata Ahmad.
Insiden MV Soul of Luck itu mengakibatkan kerusakan pada 1 crane kontainer, 14 kontainer, 3 truk, dan 6 peredam benturan di dermaga. Satu pengemudi truk, Heri Setiawan, yang merupakan karyawan TPKS, luka ringan di bagian mulut. Adapun total kerugian diperkirakan mencapai Rp 60 miliar.
Kepala PT Layar Sentosa Cabang Semarang Hari Ratmoko, selaku agen pelayaran kapal itu, menuturkan, pihaknya belum mengecek daftar pemeriksaan mesin. Namun demikian, ia belum bisa memberi keterangan secara detail karena masih perlu melihat kondisi kapal MV Soul of Luck.(DIT)