Memasuki Kemarau, Suhu Dingin Mulai Terjadi di Bandung Raya
›
Memasuki Kemarau, Suhu Dingin ...
Iklan
Memasuki Kemarau, Suhu Dingin Mulai Terjadi di Bandung Raya
Memasuki musim kemarau, suhu dingin mulai terjadi di kawasan Bandung Raya, Jawa Barat. Suhu tertinggi di Bandung tercatat 16,4 derajat celcsus, bahkan di Lembang yang elevasi lebih tinggi suhunya 13 derajat celsius. Biasanya berkisar 18-21 derajat celsius.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Memasuki musim kemarau, suhu di kawasan Bandung Raya, Jawa Barat, dalam beberapa hari terakhir mulai dingin dibandingkan dengan hari biasa. Di Kota Bandung, suhu tertinggi tercatat 16,4 derajat celsius. Adapun di Lembang, yang elevasinya lebih tinggi, suhunya mencapai 13 derajat celsius. Biasanya suhu di Lembang berkisar 18-21 derajat celsius.
Suhu tertinggi di Kota Bandung terjadi pada Jumat (12/7) pekan lalu. ”Suhu lebih dingin merupakan fenomena wajar menandakan datangnya musim kemarau,” ujar peneliti cuaca dan iklim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung Muhamad Iid Mujtahiddin, Selasa, (16/7/2019).
Pada musim kemarau, angin yang bertiup melewati Jabar merupakan angin pasat tenggara atau angin timuran dari Australia. Pada Juli-September, Australia mengalami puncak musim dingin sehingga suhunya juga relatif lebih dingin dibandingkan dengan musim hujan.
Adapun musim kemarau di Jabar datang pada Juni, dimulai di wilayah pantai utara (pantura) Jawa, kemudian bergerak ke Jabar bagian tengah dan selatan.
Iid menjelaskan, cuaca dingin juga dipengaruhi kelembaban udara pada ketinggian 1,5 kilometer di atas permukaan laut. Alhasil, pada sore hari masih terlihat pembentukan awan.
Akan tetapi, pada ketinggian 3 km di atas permukaan laut, kondisinya kering. Dengan demikian, potensi awan menjadi hujan relatif kecil. Dampaknya, kelembaban pada malam dan pagi hari bertambah sehingga udara menjadi lebih dingin.
Bawa jaket
”Dengan karakteristik cuaca seperti ini, masyarakat diimbau tetap menjaga kondisi badan. Saat bepergian ke luar rumah selalu mengenakan baju hangat atau jaket,” ujarnya.
Angin yang bertiup melewati Jabar merupakan angin pasat tenggara atau angin timuran dari Australia. Pada Juli-September, Australia mengalami puncak musim dingin sehingga suhunya juga relatif lebih dingin dibandingkan dengan musim hujan.
Feby (27), warga Lembang, merasakan suhu lebih dingin di Lembang sejak Juni lalu. ”Sempat kembali normal beberapa pekan. Namun, mulai minggu lalu suhu kembali dingin,” ujarnya.
Meskipun cuaca di Bandung lebih dingin, sudah lebih dari satu pekan tidak turun hujan. Terakhir hujan turun, Senin (8/7), tetapi dengan intensitas rendah.
Kekeringan
Imbasnya, sejumlah wilayah di Jabar mengalami kekeringan. Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Jabar mencatat, kekeringan melanda 29.913 hektar sawah yang tersebar di 22 kabupaten/kota.
Sawah yang dilanda kekeringan itu tersebar di 22 kabupaten/kota. Dampak terbesar terjadi di Kabupaten Indramayu, di mana 7.607 hektar sawah kekeringan dengan 28 hektar di antaranya puso.
Di Bojongsoang, Kabupaten Bandung, sejumlah sawah retak-retak akibat kekeringan. Buruknya saluran irigasi membuat sejumlah sawah tidak mendapat pasokan air sehingga menambah dampak kekeringan
Luas tanam sawah di Jabar saat ini 596.867 hektar. Artinya, rasio lahan yang dilanda kekeringan sekitar 5 persen. Jumlah itu meningkat dibandingkan dengan tahun lalu, yaitu tiga persen.