GOTHENBURG, KOMPAS – Tim LKG-SKF Indonesia lolos dari penyisihan Grup 4 kategori Boys 15 Piala Gothia 2019 setelah menang telak 8-0 atas tim tuan rumah, Nockebyhovs IF di SKF Arena, Gothenburg, Swedia, Rabu (17/7/2019) pukul 10.00 waktu setempat. Dengan kemenangan itu, tim Indonesia akan menghadapi peringkat kedua Grup 3 yang juga tim tuan rumah, yakni IFK Eskilstuna 2 pada babak 128 besar di Lapangan 3 Heden, Gothenburg, Rabu pukul 17.10 waktu setempat atau pukul 22.10 WIB.
Kemenangan besar Indonesia diawali gol cepat penyerang Raka Cahyana Rizky, tak sampai satu menit setelah wasit meniupkan peluit tanda pertandingan dimulai. Setelah itu, beruntun lahir gol lainnya melalui Raka menit ke-3, penyerang Muhammad Rido Julian di menit ke-6, penyerang Muhammad Faqih Azhar pada menit ke-21, gol penalti bek Qory Kautsar pada menit ke-39, serta hattrick penyerang Muhammad Faiz Maulana pada menit ke-40, 41, dan 44.
Dalam laga yang bisa dibilang tidak terlalu menentukan lagi untuk Indonesia itu, pelatih Jumhari Saleh memberikan kebebasan bermain pada tim lewat instruksi 4-3-3. ”Saya tidak akan memberikan instruksi dari pinggir lapangan. Saya berikan kalian kebebasan untuk mengekspresikan diri. Tetapi, saya minta kalian bisa bermain dengan baik dan penuh tanggungjawab,” ujarnya sebelum pertandingan dimulai.
Di lapangan, para pemain benar-benar mengimplementasikan instruksi itu dengan baik. Mereka main lepas tanpa beban. Kemampuan individu terbaik mereka yang belum keluar pada dua pertandingan sebelumnya, kali ini semuanya muncul dengan optimal.
Bukti nyata terlihat dari sosok Raka. Pada dua laga sebelumnya, Raka bermain loyo. Kakinya seperti berat. Akibatnya, kecepatan yang dimilikinya tidak keluar.
Namun, pada laga pamungkas grup 4 ini, dia bermain sangat lepas. Kecepatan yang dimilikinya keluar sepenuhnya. Terbukti, baru saja wasit meniup pluit tanda pertandingan dimulai, Raka yang menerima umpan terobosan langsung ke jantung pertahanan lawan mampu mengejar bola itu.
Larinya amat kencang mengejar bola, sehingga bek lawan tidak mampu mengejarnya. Bahkan, kiper lawan yang sejatinya lebih dekat dengan bola justru kalah cepat menyambut bola itu. Setelah berhasil menggapai bola, Raka mencongkel bola itu sedikit di atas tubuh kiper. Bola pun melewati kiper dan meluncur mulus ke gawang lawan.
Setelah gol pertama, tim tetap bermain tenang. Mereka bisa mengalirkan bola dengan enak dari kaki ke kaki. Bola mengalir dari belakang, ke tengah, ke sayap kanan atau kiri, hingga akhirnya sampai ke lini depan.
Lawan benar-benar dibuat kelelahan. Apalagi cuaca cukup terik di hari itu. Tak pelak, gol-gol lain terus mengalir ke gawang tim asal Swedia tersebut. Indonesia pun menang telak 8-0 atau skor terbesar yang mereka raih sejauh ini.
Sebelumnya, mereka menang 4-0 atas tim Swedia Gimonas Umea IF pada Senin dan menang 2-1 atas tim Portugal AF Alcoitao pada Selasa. Berkat tiga kemenangan itu, tim Indonesia memuncaki klasemen dengan 9 poin. Di urutan kedua, bertengger Gimonas Umea IF dengan 6 poin.
”Main kali ini enak banget. Tim bisa main dari kaki ke kaki. Semua pemain percaya diri dan juga percaya dengan teman. Main jadinya tidak capek. Kalau dua pertandingan awal, mainnya cenderung sendiri-sendiri. Akhirnya jadi capek sendiri,” kata bek sayap kanan LKG-SKF Indonesia Muhammad Adlin Cahya Prastya (15).
Setelah menjadi juara grup, Indonesia melaju ke babak 128 besar dan akan menghadapi peringkat kedua grup 3, yakni tim asal Swedia IFK Eskilstuna 2. Pertandingan akan berlangsung di Lapangan 3 Heden pada Rabu sore atau berselang sekitar tujuh jam setelah laga penyisihan grup terakhir mereka.
Jumhari langsung meminta tim kembali ke asrama di SMA Internasional Gothenburg. Mereka diminta langsung makan yang cukup, mandi, dan tidur. Energi dan fisik mereka diharapkan kembali pulih sebelum berlaga lagi pada petang harinya.
”Saya harap, kalian semua bisa main seperti ini lagi pada sore nanti. Kalau kalian main kompak dari kaki ke kaki, saya yakin kalian bisa melaju jauh di kejuaraan ini. Jadi, pertahankan cara bermain seperti ini. Dan, anggap semua pertandingan babak knockout ini sebagai laga final. Kalau kalian kalah, artinya berakhir perjuangan kalian di sini,” tegas Jumhari seusai pertandingan.