Sebuah mobil sedan hitam berbadan lebar dengan tiang tertancap di tengah kap mobil, Selasa (16/7/2019), meluncur di halaman samping Istana Negara, Jakarta. Mobil ini tampak klasik dan menggugah rasa ingin tahu.
Saat didekati, Kepala Sekretariat Presiden (Setpres) Heru Budi Hartono tampak memegang kemudi. Melihat Kompas dan seorang jurnalis Istana lain mengabadikan mobil klasik itu, dia pun mengajak untuk mencoba berkeliling halaman Istana dengan mobil klasik Cadillac Fleetwood Brougham itu.
Mobil keluaran General Motors, perusahaan otomotif Amerika Serikat pada 1980 ini, dahulu digunakan Presiden Soeharto dan tamu-tamu negara lainnya. Selama ini, mobil klasik tersebut disimpan di garasi Setpres di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.
Adapun teknisi Setpres, Eko Gunawan, adalah yang menginformasikan adanya dua Cadillac yang pernah digunakan Presiden Soeharto. Heru yang gemar otomotif pun menyambut dan memintanya untuk memperbaiki mobil bersejarah itu. Kendati tak ada anggaran, Heru rela mengeluarkan dana pribadinya untuk merestorasi Cadillac Fleetwood Brougham yang sempat terkubur di garasi selama 14 tahun sejak mengalami kerusakan.
”Sebulan ini, saya akali dulu, yang penting asal hidup dan jalan dulu. Setelah tes, baru kita tahu kekurangan, estimasi, dan kalkulasinya,” tutur Eko, yang memperbaiki mobil klasik ini di sela tanggung jawabnya mengelola mobil-mobil kepresidenan ataupun kendaraan dalam rangkaian kepresidenan.
Uji coba pun tak berani dilakukan di jalan raya karena roda ban sudah 14 tahun tak diganti. Setidaknya, menurut Eko, bagian-bagian yang terbuat dari karet seperti ban dan rem harus diganti. Aksesori lainnya akan dicari penggantinya sesuai aslinya.
Sebagai mobil kepresidenan dan untuk tamu negara, Cadillac Fleetwood Brougham ini tentu antipeluru. Mesinnya pun 5.000 cc. ”Saya pikir mobil ini punya nilai histori. Kenapa enggak dirawat dan ditampilkan untuk umum saja, ya,” tambah Eko.
Cadillac Fleetwood Brougham ini, kata Heru, akan hadir di peringatan 17 Agustus mendatang. Para peserta upacara boleh berfoto bersamanya. Ke depan, mobil bersejarah ini juga bisa ditampilkan ke publik dalam pameran-pameran otomotif.
Sayangnya, mobil-mobil kepresidenan dari era sebelumnya dan setelahnya umumnya sudah dilelang dan jatuh ke tangan kolektor. Presiden Soekarno, misalnya, dulu mengendarai Buick-8, Cadillac 75, Mercedes-Benz 600, GAZ 13, Lincoln Cosmopolitan, dan Chrysler Imperial. Adapun Presiden Soeharto masih memiliki mobil kepresidenan jenis lain, yakni Mercedes-Benz 500 SEL dan Mercedes-Benz S600.
Jenis terakhir ini kemudian juga digunakan Presiden BJ Habibie, Presiden Abdurrahman Wahid, dan Presiden Megawati Soekarnoputri.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga sempat merasakan Mercedes-Benz S-600 sampai menggantinya dengan Mercedes S600 Pullman Guard buatan 2008. Mobil yang digunakan SBY inilah yang kemudian ditumpangi Presiden Joko Widodo hingga kini.
Umurnya sudah 12-an tahun saat ini dan sempat mogok saat Presiden Jokowi kunjungan kerja di Kalimantan Barat, Maret 2017, dan Pondok Pesantren Gontor, Jawa Timur. Kaca jendelanya pun sering bermasalah. Maklum, Presiden Jokowi gemar menurunkan kaca jendela dan melambaikan tangan ke warga yang menyambutnya. Oleh karena itu, kini banyak yang berharap Presiden Jokowi mau mengganti mobil kepresidenannya. ”Standarnya, lima tahun pakai. Itu juga rekomendasi dari pihak Mercedes-Benz,” ujar Eko.
Apa pun mobil yang pernah dimanfaatkan pimpinan negara jadi obyek menarik. Tentu tak hanya jenisnya yang istimewa, tetapi juga untuk mengikuti sejarah perjalanan bangsa.