Presiden Rangkul Singapura untuk Kerja Sama Wujudkan Visi Indonesia 2019-2024
›
Presiden Rangkul Singapura...
Iklan
Presiden Rangkul Singapura untuk Kerja Sama Wujudkan Visi Indonesia 2019-2024
Oleh
NINA SUSILO
·3 menit baca
BOGOR, KOMPAS -- Hubungan Indonesia-Singapura berlangsung intensif. Ke depan, kedua negara sepakat memperkuat kerja sama. Kerja sama pembangunan di bidang infrastruktur, investasi, dan sumber daya manusia, seperti dalam Visi Indonesia 2019-2024, pun ditawarkan.
Presiden Joko Widodo menerima kunjungan kehormatan Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakhrisnan di ruang kerjanya di Istana Kepresidenan Bogor, Rabu (17/7/2019). Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno turut hadir dalam pertemuan itu. Adapun Vivian didampingi Duta Besar Singapura untuk Indonesia Anil Kumar Nayar dan Direktur Jenderal Asia Tenggara I Kementerian Luar Negeri Singapura Ian Mak.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden menyambut dan berharap kerja sama kedua negara semakin kuat. Tak hanya itu, kata Menlu Retno, Presiden mendiskusikan Visi Indonesia yang disampaikan 14 Juli lalu. “Dari lima visi itu, paling tidak tiga visi langsung dapat dikerjasamakan (dengan Singapura), yaitu pertama mengenai infrastruktur, kedua masalah investasi, dan ketiga pengembangan sumber daya manusia,” tutur Retno seusai pertemuan.
Terkait pengembangan SDM, kerja sama bisa difokuskan pada sekolah vokasi, politeknik, dan sebagainya. Selain itu, model pelatihan untuk pelatih (ToT) bisa dilakukan untuk percepatan.
Dibahas pula, rencana pertemuan tahunan kedua pemimpin negara. Persiapan dan apa yang akan dibahas dalam pertemuan tahunan itu pun dibahas.
Dari lima visi itu, tiga visi langsung dapat dikerjasamakan (dengan Singapura), yaitu pertama mengenai infrastruktur, kedua masalah investasi, dan ketiga pengembangan sumber daya manusia.
Beberapa hal yang disebutkan Menlu Retno berkaitan dengan kemungkinan topik dalam pertemuan tahunan itu adalah kemajuan di Kendal Industrial Park, politeknik untuk furnitur yang sudah berdiri Januari lalu, pelatihan-pelatihan untuk guru SMK dan politeknik, serta kerja sama pemeliharaan, perbaikan, dan pemeriksaan (maintenance, repair, and overhoul) di kawasan Bintan, Batam, dan Karimun untuk mendukung Bandar Udara Internasional Changi, serta Nongsa Digital Park.
Kendal Industrial Park dibangun atas konsorsium Sembcorp Development Ltd, perusahaan berbasis di Singapura, dan PT Jababeka Tbk. Area industri ini dibuka secara resmi oleh Presiden Joko Widodo dan PM Singapura Lee Hsien Loong pada 16 November 2016. Nongsa Digital Park juga dibangun atas kerja sama Indonesia dan Singapura. Area industri dan bisnis digital ini diresmikan Menlu Retno dan Menlu Vivian pada Maret 2018.
Singapura adalah salah satu negara investor terbesar di Indonesia. Kerja sama ekonomi pun diharap bisa terus ditingkatkan.
Retno mengatakan bahwa Menlu Vivian menyampaikan harapan Singapura untuk terus memperkuat kerja sama dengan Indonesia yang stabil dan aman. Dengan demikian, hubungan kedua negara tidak terhambat.
Retno menambahkan, perjanjian investasi bilateral versi terbaru antara kedua negara adalah salah satu yang paling awal diselesaikan. Kini, kesepakatan tersebut sedang diratifikasi. Selain itu, kedua negara tengah menegosiasikan kesepakatan untuk menghindarkan pajak berganda (avoidance of double taxation).
Ucapan selamat
Di awal kunjungan kehormatan, Menlu Vivian kembali memberi selamat kepada Presiden Joko Widodo yang terpilih kembali sebagai Presiden 2019-2024 serta untuk penyelenggaraan Pemilu 2019 yang sukses dan aman. "Indonesia shall be congratulated,” kata Menlu Retno mengutip ucapan Vivian kepada Presiden.
Menlu Vivian tiba di Jakarta sejak Selasa (16/7/2019) dan mengakhiri kunjungan kerja Kamis (18/7/2019. Sehari sebelum kunjungan kehormatan kepada Presiden Jokowi, Menlu Vivian melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Retno di Jakarta. Saat itu dibahas tiga hal, yakni pertemuan tahunan antarkedua pemimpin negara, isu Rakhine, dan masalah wilayah informasi penerbangan (flight information region/FIR).
Masalah FIR ini, menurut Retno, sudah dibahas secara progresif dan detail. Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi juga akan bertemu dengan Menteri Perhubungan Singapura untuk mendiskusikan proposal Indonesia. Retno enggan membicarakan detail usulan Indonesia sebelum ada hasil pertemuan.