Arief Yahya: Acara Pariwisata Mesti Sasar Milenial
›
Arief Yahya: Acara Pariwisata ...
Iklan
Arief Yahya: Acara Pariwisata Mesti Sasar Milenial
Pengembangan pemasaran dan promosi pariwisata dinilai tidak lagi bisa mengikuti pakem yang ada. Munculnya kelompok milenial ke pasar pariwisata mesti disikapi oleh pelaku industri pariwisata dengan strategi yang tepat.
Oleh
Maria Clara Wresti
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pengembangan pemasaran dan promosi pariwisata dinilai tidak lagi bisa mengikuti pakem yang sudah ada. Munculnya kelompok milenial ke pasar pariwisata mesti disikapi pelaku industri pariwisata dengan strategi yang tepat. Sebab, karakteristiknya berbeda dengan pasar yang sudah ada sebelumnya.
”Kami telah menyiapkan 100 kegiatan dalam kalender pariwisata selama satu tahun. Dari 100 kegiatan itu, kami pilih 10 kegiatan terbaik. Namun, ketika kami tanya kepada milenial, tak satu pun dari 10 kegiatan terbaik itu yang dipilih,” kata Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam pelatihan kegiatan Calender of Event (CoE) 2019 di Jakarta, Rabu (17/7/2019).
Menurut Arief, jumlah wisatawan asing yang datang ke Indonesia saat ini sudah mulai bergeser ke milenial. Jumlahnya mencapai 51 persen dan terus bertumbuh setiap tahun. Oleh karena itu, kegiatan pariwisata yang disiapkan juga harus menarik bagi milenial.
”Saat ini jumlah wisatawan wisata halal sudah mencapai 69 persen. Dari jumlah itu, separuhnya berasal dari kalangan milenial. Jadi, wisatawan sudah bergeser ke milenial. Semuanya harus disesuaikan ke sana (pasar segmen milenial),” ujar Arief.
Sejalan dengan kemajuan teknologi, tren berwisata kaum milenial sarat dengan konten digital. Sebanyak 70 persen di antara mereka melakukan pencarian, pemesanan, dan pembayaran dengan memanfaatkan media sosial. Tren traveler milenial ini memiliki kontribusi 51 persen.
Oleh karena itu, seluruh potensi atraksi wisata, baik alam, budaya, wisata olahraga, wisata yang unik, beragam, maupun memiliki kearifan lokal, perlu dikemas secara profesional dan menarik bagi milenial. Sementara sesuai data, 40 persen wisatawan melakukan perjalanan karena tertarik dengan adanya atraksi wisata berbagai kegiatan.
Tenaga Ahli Menteri Bidang Management Calendar of Events Kementerian Pariwisata, Esty Reko Astuti, menyatakan, ratusan kegiatan dari 34 provinsi telah dipilih melalui kurasi yang ketat berdasarkan kriteria yang ditetapkan. Kegiatan yang terpilih harus mempunyai 3C, yakni creative value, commercial value, serta CEO commitment, yang konten digitalnya dinilai layak dipromosikan kaum milenial.
Dengan dipromosikan kaum milenial, destinasi atau kegiatan berpotensi menjadi viral dan memiliki nilai komunikasi sehingga mendorong wisatawan untuk berkunjung. Acara yang digelar untuk kaum milenial di antaranya Soundrenalin, Djakarta Warehouse Project (DWP), Indonesia Color Run, Jogja Air Show, We The Fest, Hodge Podge, Super Adventure Monster Road, The 90s Festivals, Grebeg Suro dan Festival Nasional Reyog Ponorogo, serta Soundsations.
”Kriteria tersebut dimaksudkan agar masyarakat sekitar dapat turut serta menikmati multiplier effect dari terselenggaranya event serta menumbuhkan rasa memiliki dan tanggung jawab menjaga keberlanjutannya,” kata Esty.