Leyen Ingin Persatukan UE
Tantangan yang dihadapi Presiden Komisi Eropa mendatang, Ursula von der Leyen, cukup berat, di antaranya mengatur anggota UE yang cenderung tidak demokratis.
BRUSSELS, RABU —Setelah Ursula von der Leyen (60) terpilih sebagai Presiden Komisi Eropa melalui voting di Parlemen Eropa, ia memikul tanggung jawab untuk menyatukan blok yang terfragmentasi dalam isu demokrasi dan lingkungan.
Von der Leyen terpilih setelah memperoleh 383 suara atau terpaut 9 suara dari angka minimal mayoritas, yaitu 374. Ia menjadi perempuan pertama yang menjabat posisi paling penting di blok Uni Eropa.
Nama Von der Leyen mendadak muncul sebagai kandidat sekitar dua pekan terakhir setelah 28 pemimpin negara tidak bisa aklamasi memilih calon yang diusulkan kubu sosialis demokrat (sosdem) di parlemen, yaitu Frans Timmermans dari Belanda. Akibatnya, kubu Partai Hijau dan Sosdem
secara terbuka menyatakan tidak akan mendukung Von der Leyen.
Akan tetapi, sumber Reuters menyebutkan, sekitar dua pertiga kubu Sosdem (sekitar 93 suara) akhirnya memberikan suara bagi Von der Leyen. Tanpa dukungan suara Sosdem, mantan Menteri Pertahanan Jerman ini tidak akan terpilih. Von der Leyen mendapat dukungan penuh dari kubu Konservatif EPP (182 suara) dan kubu Liberal RE (108 suara).
”Kepercayaan Anda akan persatuan dan Eropa yang kuat di masa depan merupakan tanggung jawab besar. Pekerjaan itu dimulai sekarang,” kata Von der Leyen yang akan menggantikan Jean Claude Juncker pada 1 November mendatang.
Persatuan
Ada sejumlah isu besar yang ditengarai oleh BBC akan menjadi fokus dalam kepemimpinan Von der Leyen. Ia berharap, isu-isu ini bisa menghilangkan fragmentasi di UE.
Salah satu rencana Von der Leyen adalah reformasi untuk memonitor negara UE yang melanggar aturan terkait hak-hak sipil, seperti yang dilakukan Hongaria dan Polandia.
Dalam hal kesimbangan jender, Von der Leyen menegaskan rencananya untuk mengisi kursi komisioner UE dengan jumlah yang seimbang antara pria dan perempuan. Ia meminta setiap pemimpin Eropa untuk memberikan dua nama kandidat, masing-masing satu pria dan satu perempuan untuk
setiap pos. Saat ini hanya 8 dari 28 komisioner diisi perempuan.
Untuk isu Brexit, Von der Leyen berada di jalur para pendahulunya. Ia tetap berharap Inggris akan membatalkan rencana Brexit. Namun, jika Brexit terjadi, ia meminta Inggris untuk bertanggung jawab. Pihaknya akan meminta perpanjangan tenggat Brexit seandainya untuk alasan yang kuat Inggris masih memerlukan tambahan waktu setelah 31 Oktober.
Terkait backstop perbatasan Irlandia Utara, Von der Leyen menganggap kesepakatan yang dicapai antara UE dan Inggris (di bawah PM Theresa May) merupakan kesepakatan yang berharga, penting, dan harus dibela.
Mengenai isu perubahan iklim, ia berjanji akan mengenalkan konsep ”Kesepakatan Hijau untuk Eropa” dalam 100 hari pertama masa kerjanya, di antaranya membuat RUU agar Uni Eropa menjadi benua ramah karbon (carbon neutral) sampai dengan 2050. Ia berencana untuk mengubah sebagian Bank Investasi Eropa menjadi Bank Iklim. Namun, semua rencana pro-lingkungan itu tetap tidak bisa meraih simpati dari Partai Hijau.
Untuk isu migrasi, Von der Leyen akan mereformasi sistem suaka UE dengan memperkuat penjagaan di perbatasan dan memperluas wilayah Schengen yang memiliki perbatasan terbuka. Von der Leyen berharap, blok UE siap menerima sejumlah negara-negara Balkan sebagai anggota blok.
Terkait masalah keamanan, Von der Leyen beranggapan, meskipun UE memandang Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) sebagai inti pertahanan kolektif, UE harus berinvestasi untuk memiliki kapasitas pertahanan bersama.
AKK jabat menhan
Terpilihnya Von der Leyen sebagai Presiden Komisi Eropa membuat posisi Menhan Jerman kosong. Kemarin, Ketua Partai Uni Demokratik Kristen (CDU) Annegret Kramp-Karrenbauer (AKK), yang menggantikan Angela Merkel pada Desember 2018, diangkat sebagai menhan baru.
Langkah itu bertolak belakang dengan pernyataan Kramp-Karrenbauer sebelumnya yang berkeras dirinya tidak tertarik dengan posisi di kabinet. Jabatan menhan merupakan jabatan yang penuh risiko, tetapi akan memberikan AKK pengalaman yang berharga di bidang kebijakan luar negeri dan pertahanan. Posisi itu dinilai bisa membantu AKK mempersiapkan diri dalam pertarungan sebagai kanselir Jerman mendatang. (AP/REUTERS/MYR)