Kemunculan generasi milenial telah mengubah wajah dunia bisnis secara keseluruhan. Mereka memiliki daya yang menyetir hal-hal apa saja yang laku dijual, termasuk cara menjualnya. Cara-cara konvensional yang sudah langgeng puluhan tahun, tidak lagi bisa dipertahankan. Korporasi atau layanan mesti mengakomodasi perubahan ini. Korporasi yang tidak mau berubah, bisa saja ditinggalkan konsumen muda ini.
Karakter generasi milenial berbeda dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya. Mereka sangat mengedepankan pengalaman (experience) dalam membeli sebuah produk. Untuk itu, mereka gemar membaca ulasan atau tinjauan orang lain atau konsumen atas sebuah layanan. Jika ulasannya bagus, maka mereka akan berani membeli produk itu. Tetapi kalau ulasannya jelek, sudah bisa dipastikan milenial tidak akan mencoba membeli produk itu.
Kebutuhan akan ulasan berkembang setelah metode pemasaran beralih ke platform digital. Hal ini seiring kebiasaan konsumen, terutama generasi milenial. yang sangat lekat dengan gawai dan internet. Mereka menggunakannya untuk mencari tahu segala sesuatu melalui internet. Hal ini digunakan korporasi untuk memasarkan produk mereka melalui internet. Namun, pemasaran melalui platform digital masih merupakan hal baru, sehingga pembeli harus diyakinkan agar mau membeli melalui platform digital.
Tidak mudah untuk meyakinkan pasar. Sebab, membeli secara dalam jaringan membuat konsumen tidak bisa lagi memegang, menyentuh, atau merasakan sendiri produk yang akan dibeli. Mereka hanya mendapat informasi dari penjelasan yang ditampilkan pedagang atau produsen. Keberadaan ulasan dari konsumen lain membuat calon pembeli memiliki bahan pertimbangan dalam memutuskan untuk membeli atau tidak membeli produk itu.
Cara mengulas produk sangat beragam. Ada yang melalui komentar di laman produk. Namun, ada juga yang melalui media sosial. Ada ulasan yang dibuat berdasarkan permintaan produsen, akan tetapi ada juga yang sengaja dibuat konsumen. Pada dasarnya, konsumen ingin berbagi pengalaman dengan orang lain.
Bagi produsen, menyediakan kolom ulasan bisa dilihat sebagai pedang bermata dua. Jika bagus, bisa mendongkrak penjualan. Sebaliknya, jika ulasan itu jelek, akan menghancurkan penjualan produk. Akan tetapi, sebaiknya produsen harus melihat, mendapat ulasan jelek bisa menjadi kesempatan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas produk atau layanan. Namun, ada satu catatan, produsen mesti tak mudah tersinggung jika ulasan itu tidak sesuai harapan.
Dengan ulasan yang bernada kritik, produsen memiliki kesempatan untuk mengetahui kebutuhan konsumen lebih jauh. Produsen memperoleh kesempatan untuk mendengar keinginan dan harapan konsumen. Mereka bisa melihat produknya dari kacamata berbeda. Dari suara konsumen itu, maka kreativitas dan inovasi bisa tumbuh.
Di era digital seperti saat ini, konsumen banyak memperoleh informasi dari media sosial. Oleh karena itu, ulasan yang disampaikan melalui media sosial bisa disikapi dengan banyak cara. Pilihannya bukan dengan cara yang reaktif namun berdampak negatif.
Saat ini, sudah banyak perusahaan besar yang dikritik, justru menyikapi kritikan itu dengan baik. Bahkan, mengundang pihak yang mengulas buruk itu sebagai tamu agar menyampaikan kritikan secara langsung. Dengan cara itu, akan terjadi hubungan yang saling membangun. Tidak jarang, perusahaan kemudian memberikan kesempatan kepada pengkritik, untuk menikmati layanannya lebih jauh lagi. Akhirnya, ulasan tersebut menjadi sumber yang menimbulkan hubungan timbal-balik saling menguntungkan.
Riset dari Pew Research Center menyebutkan, generasi milenial mempunyai tiga ciri dan karakter yang kuat. Pertama mereka sangat percaya diri, berani mengeluarkan pendapat, dan tidak sungkan berdebat di depan publik. Kedua, mereka sangat kreatif, biasa berpikir di luar kotak yang membelenggu, dan mampu mengomunikasikan ide dan gagasan dengan cemerlang. Ketiga, mereka terhubung, pandai bersosialisasi terutama dalam komunitas yang mereka ikuti, serta aktif berselancar di media sosial dan internet.
Perusahaan mesti ingat, generasi milenial adalah pasar. Meskipun ada kecenderungan generasi milenial selektif dalam membelanjakan uang, namun generasi ini bisa menjadi pasar besar di masa depan. Ulasan, seburuk apa pun, mesti disikapi dengan bijak. (M Clara Wresti)